Winters: "Habibie Tidak Bisa Menang"
Selasa, 23 Maret 1999
BERITA UTAMA
--------------------------------------------------------------------------------
JAKARTA (Media): Pengamat politik Indonesia asal Amerika Serikat Jeffrey A Winters meramalkan bahwa para pemodal asing tidak akan masuk ke Indonesia bila dalam pemilu mendatang Habibie dan Golkar menang.
''Menurut saya, Habibie menang atau kalah itu sama saja. Dia tetap kalah. Karena Habibie tidak akan bisa menang," kata pengamat ekonomi dan politik pada Northwest University, AS, dalam acara bedah dua buah buku karangannya, Power in Motion dan Dosa-Dosa Politik Orde Baru di LIPI, Jakarta kemarin.
Menurut pengamat yang ahli mengenai Asia Tenggara itu, dia yakin bahwa rakyat Indonesia menunggu perubahan. "Dan rakyat itu masih menahan diri. Keinginan ini tidak bisa dibendung kalau mereka kecewa. Saya kira pemerintahan Habibie dan Golkar tidak mungkin stabil," tuturnya.
Jadi, lanjutnya, dengan kata lain harus ada perubahan. Karena kalau tidak ada perubahan artinya tidak akan ada proses recovery ekonomi dan politik, karena pemilu tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan para pemodal. ''Walaupun ada usaha dari pihak MPR untuk mengembalikan Presiden Habibie dan Jenderal TNI Wiranto menjadi wakil presiden, itu tidak cukup membangun kepercayaan pemilik modal," jelasnya.
Nama Jeffrey Winters menjadi lebih terkenal di Indonesia setelah dia mengemukakan analisis mengenai PT Freeport dan menyebut keterlibatan Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita dalam kasus PT Freeport itu.
Menurut Winters, para investor membutuhkan pemerintahan yang mendapat legitimasi dan didukung keinginan rakyat banyak, serta pemerintahan yang mempunyai visi untuk melihat ke depan membawa masyarakat ke Indonesia baru.
Kalau Habibie dan Golkar menang, kata Winters, itu justru menjadi penyebab krisis moneter semakin panjang. "Saya banyak bicara dengan para investor di luar negeri. Mereka paham betul bahwa Orde Baru belum selesai dan Habibie itulah kepanjangan Orde Baru," tuturnya.
Para investor, menurutnya, juga bisa melihat bahwa pemerintahan transisi sekarang ini tidak punya nalar, kebijakan, dan koordinasi. "Mereka juga melihat bahwa pertentangan di antara rakyat dan pemerintahan Habibie sangat besar. Kita tidak perlu jenius untuk mencapai kesimpulan seperti itu. Seperti halnya kita tahu bahwa banyak pengusaha yang tidak jenius untuk sukses di sini," jelas Jeffrey menjawab pengamat ekonomi Rizal Ramli sekaligus disambut sorak panjang para hadirin.
Dalam bedah buku itu Jeffrey juga mengungkapkan bahwa penyebab utama tumbangnya rezim Orde Baru yang ditandai dengan lengser-nya Presiden Soeharto adalah para pemodal asing, bukan mahasiswa. Namun ia menghargai jerih payah mahasiswa dan masyarakat yang membuat semakin cepat jatuhnya rezim Orde Baru itu. (Mhj/GI/P-1)
--------------------------------------------------------------------------------
Hak cipta © 1997-1998 Media Indonesia
Kembali ke Index IRIT