TENTANG POLITIK
Buku ini diterdjemahkan menurut Pilihan Tulisan Mau Tje-tung djilid II dalam bahasa Tiongkok jang diterbitkan pada bulan Agustus 1952 oleh Pustaka Rakjat, Peking. [PENERBIT]. Ditjetak di Republik Rakjat Tiongkok. Ini adalah sebuah petundjuk dalam Partai jang ditulis oleh Kawan Mau Tje-tung pada tanggal 25 Desember 1940 atas nama Central Comite Partai Komunis Tiongkok.
Panitia Penerbit Pilihan Tulisan Mau Tje-tung Central Comite Partai Komunis Tiongkok (PUSTAKA BAHASA ASING PEKING 1956)
DALAM keadaan kampanje anti-Komunis memuntjak sekarang ini, politik kita mempunjai arti jang menentukan. Tetapi dikalangan kader kita, masih banjak jang tidak mengerti, bahwa politik Partai dewasa ini harus sangat berbeda dengan politik Partai pada masa Revolusi Agraria. Harus diketahui, bahwa selama masa Perang Melawan Agresi Djepang, baik dalam keadaan apapun, politik Partai kita jang berupa front persatuan nasional melawan agresi Djepang itu tetap tidak akan berubah, bahwa banjak politik dalam masa sepuluh tahun Revolusi Agraria dulu djangan dipakai begitu sadja sekarang. Lebih2 banjak politik jang terlalu kiri pada masa achir Revolusi Agraria--karena tidak tahu bahwa revolusi Tiongkok mengandung dua tjiri pokok, jakni sebagai suatu revolusi burdjuis demokratis dinegeri setengah djadjahan dan bersifat djangka pandjang--bukan sadja tidak dapat dipakai semuanja pada masa melawan agresi Djepang sekarang ini, malah salah djuga pada waktu itu. Politik2 itu meliputi jang berikut misalnja: "pengepungan dan pembasmian" jang kelima kali dari Kuomintang dan perdjuangan kontra "pengepungan dan pembasmian" dari kita jang kelima kali itu dinamakan perang jang menentukan antara garis revolusioner dengan garis kontra-revolusioner; pembasmian burdjuasi dan tani kaja dari segi ekonomi (memperlakukan burdjuasi dengan politik perburuhan dan politik padjak jang terlalu kiri, membagikan tanah jang buruk kepada tani kaja); pembasmian tuan tanah dari segi djasmani (tidak membagikan tanah kepada mereka); terhantamnja kaum intelek; penjelewengan "Kiri" dalam memberantas anasir kontra-revolusioner; monopoli anggota Komunis dalam seluruh pekerdjaan pemerintahan; haluan Komunis untuk pendidikan rakjat; politik militer jang terlalu kiri (menjerang kota besar dan menolak perang gerilja); politik avontur dalam pekerdjaan didaerah Putih dan politik main hantam dilapangan organisasi dalam Partai; dan lain2. Politik jang terlalu kiri ini merupakan kesalahan oportunisme "Kiri", persis kebalikan dengan oportunisme Kanan dibawah pimpinan Tjen Tu-siu pada masa achir Revolusi Besar Pertama. Pada masa achir Revolusi Besar Pertama, politik jang dipakai ialah bersatu dalam se-gala2nja dan menjangkal perdjuangan; sedangkan pada masa achir Revolusi Agraria, politik jang dipakai ialah berdjuang dalam se-gala2nja dan menjangkal persatuan (ketjuali dengan massa tani jang pokok); inilah tjontoh jang sangat menondjol jang memperlihatkan dua matjam politik ekstrimis. Kedua politik ekstrimis ini mengakibatkan Partai dan revolusi menanggung kerugian jang besar sekali.
Politik front persatuan nasional melawan agresi Djepang sekarang ini bukanlah bersatu dalam se-gala2nja dan menjangkal perdjuangan, djuga bukanlah berdjuang dalam se-gala2nja dan menjangkal persatuan, melainkan memadu persatuan dengan perdjuangan. Konkritnja, politik itu sebagai berikut:
Banjak kader didalam Partai berpandangan berat sebelah mengenai soal taktik sehingga menjeleweng kekiri atau kanan. Itu hanja dapat diatasi apabila mereka diharuskan mengerti perubahan dan perkembangan politik Partai dahulu dan sekarang setjara lengkap dan sistimatis. Pada dewasa ini, bahaja jang utama jang mengatjau dalam Partai tetap ialah pandangan terlalu kiri. Didaerah kekuasaan Kuomintang, banjak orang tidak dapat dengan sungguh2 mendjalankan politik2 bersembunji lagi berefisiensi, bekerdja dibawah tanah dalam waktu jang pandjang, menimbun kekuatan, menunggu kesempatan, karena politik anti-Komunis daripada Kuomintang itu dipandang mereka tidak hebat; disamping itu, ada pula banjak orang jang tidak dapat mendjalankan politik mengembangkan pekerdjaan front persatuan, karena Kuomintang dipandang mereka busuk seluruhnja begitu sadja, sehingga mereka kehilangan akal sama sekali. Keadaan demikian terdapat djuga didaerah pendudukan Djepang.
Pandangan kanan jang dulu pernah berpengaruh se-hebat2nja didaerah kekuasaan Kuomintang dan diberbagai daerah basis anti agresi Djepang, sekarang sudah diatasi pada pokoknja. Pandangan itu sebagai berikut: karena hanja tahu bersatu tetapi tidak tahu berdjuang, dan karena terlampau tinggi menilai ketegasan Kuomintang melawan agresi Djepang, maka telah mengaburkan perbedaan prinsipiil antara Kuomintang dengan Partai Komunis, menjangkal politik merdeka dan bebas dalam front persatuan, me-nurut2i tuan tanah besar dan burdjuasi besar, me-nurut2i Kuomintang, sehingga mau mengikat tangan sendiri, tidak berani leluasa mengembangkan kekuatan revolusioner jang melawan agresi Djepang dan tidak berani tegas2 melawan politik Kuomintang jang menentang dan membatasi Komunis itu. Tetapi, sedjak musim dingin tahun 1939, disana sini telah terdjadi penjelewengan terlalu kiri jang disebabkan karena Kuomintang mengadakan pergeseran anti-Komunis dan kita mengadakan perdjuangan membela diri. Meskipun penjelewengan ini ada dibetulkan, tetapi masih belum seluruhnja, dan masih tampak dalam politik2 jang konkrit dibanjak tempat. Maka, mempeladjari dan menjelesaikan politik2 jang konkrit itu sangat perlu sekarang.
Tentang politik2 jang konkrit itu, telah ber-turut2 diberikan petundjuk oleh Central Comite, disini hanja beberapa sadja jang kita tundjukkan dalam garis besar.
MENGENAI SUSUNAN KEKUASAAN POLITIK. Harus tegas didjalankan "sistim tiga tiga" -- orang Komunis hanja merupakan sepertiga dari djumlah anggota dalam badan kekuasaan politik, untuk menarik orang bukan Komunis jang besar djumlahnja itu duduk didalamnja. Di-daerah2 seperti bagian utara Propinsi Tjiangsu jang baru mulai ditegakkan kekuasaan politik demokratis anti agresi Djepang, djumlah orang Komunis jang duduk dalam kekuasaan politik malah boleh kurang daripada sepertiga. Wakil burdjuasi ketjil, burdjuasi nasional dan sense progresif, jang semuanja tidak giat anti-Komunis itu harus ditarik kedalam badan2 pemerintahan maupun dalam badan2 perwakilan rakjat; orang Kuomintang jang tidak anti-Komunis itu harus diperkenankan duduk didalamnja. Boleh djuga diperkenankan sedjumlah ketjil anasir kanan duduk dalam badan perwakilan rakjat. Djangan se-kali2 sampai Partai kita memborong segala sesuatu. Kita hanja merusakkan kediktatoran burdjuasi komprador besar dan tuan tanah besar, dan bukan menggantinja dengan kediktatoran satu partai dari Partai Komunis.
MENGENAI POLITIK PERBURUHAN. Kegiatan buruh melawan agresi Djepang dapat dibangkitkan hanja apabila penghidupan mereka diperbaiki. Tetapi penjelewengan terlalu kiri harus dielakkan; djangan terlampau banjak menambah upah dan mengurangkan djam kerdja. Dalam keadaan Tiongkok sekarang, sistim kerdja delapan djam masih sukar diratakan. Dalam tjabang produksi jang tertentu, sistim kerdja sepuluh djam masih harus diidjinkan. Untuk tjabang produksi jang lain2, djam kerdja harus ditentukan sesuai dengan keadaannja. Sesudah diikat kontrak antara buruh dan madjikan, buruh harus mentaati disiplin kerdja dan harus memungkinkan si kapitalis memperoleh keuntungan. Kalau tidak, pabrik akan gulung tikar, dan ini bukan sadja tidak menguntungkan usaha melawan agresi Djepang, malah mentjelakakan buruh sendiri djuga. Lebih2 djangan kita adjukan tuntutan jang terlampau tinggi dalam memperbaiki penghidupan dan menaikkan upah kaum buruh didesa, kalau tidak, petani akan keberatan, buruh akan menganggur dan produksi akan merosot.
MENGENAI POLITIK AGRARIA. Harus diterangkan kepada anggota Partai dan petani, bahwa sekarang bukanlah waktu mendjalankan revolusi agraria sampai urat akarnja, dan tjara jang dipakai pada masa Revolusi Agraria dahulu tidak dapat dipakai lagi sekarang. Politik sekarang ialah, pada satu pihak, tuan tanah diharuskan menurunkan sewa tanah dan bunga, dengan demikian barulah kegiatan massa tani jang pokok untuk melawan agresi Djepang dapat dibangkitkan, tetapi penurunan itu djangan terlampau banjak djuga. Pemungutan sewa tanah pada umumnja berdasarkan prinsip menurunkan sewa tanah 25%. Apabila massa menuntut persentase itu dinaikkan, boleh diambil perbandingan 60% atau 70% untuk petani sedangkan 40% atau 30% itu untuk tuan tanah, tetapi batas ini djangan dilampaui. Penurunan bunga itu djangan sampai memustahilkan pelaksanaan utang-piutang dalam masjarakat. Pada lain pihak, petani diharuskan membajar sewa tanah dan bunga, sedangkan tuan tanah tetap memiliki tanahnja dan harta bendanja jang lain. Djanganlah bunga diturunkan sampai petani tidak mungkin mendapat pindjaman, djanganlah utang petani jang lama itu dibereskan sampai tanahnja jang digadaikan kepada tuan tanah itu diambil kembali dengan tjuma2.
MENGENAI POLITIK PADJAK. Padjak harus dibajar menurut penghasilan. Selain orang jang paling miskin jang harus dibebaskan dari padjak, semua rakjat jang mempunjai penghasilan, jakni lebih dari 80% penduduk termasuk buruh dan petani, harus memikul padjak negara. Beban itu tidak patut dipikulkan seluruhnja kepada tuan tanah dan kapitalis. Tjara mendjamin perbekalan tentera dengan menangkapi orang dan mendendanja itu harus dilarang. Tentang tjara memungut padjak itu, sebelum kita menetapkan tjara jang baru jang lebih tjotjok, tjara lama daripada Kuomintang boleh dipakai dengan disertai perbaikan jang selajaknja.
MENGENAI POLITIK MEMBERANTAS AGEN MUSUH. Harus tegas ditindas pengchianat dan anasir anti-Komunis jang keras kepala. Kalau tidak demikian, kekuatan revolusioner jang melawan agresi Djepang tidak dapat dibela. Tetapi, djangan se-kali2 terlampau banjak membunuh orang, djangan se-kali2 sampai kena orang jang tidak bersalah. Harus bermurah hati dalam memperlakukan anasir jang guntjang dikalangan kaum reaksioner dan anasir jang mengikuti kaum reaksioner karena terantjam itu. Dalam memperlakukan pendjahat siapa sadja, hukuman siksa harus dihapuskan dengan tegas; jang diutamakan ialah bukti dan djangan pertjaja begitu sadja kepada pengakuan. Harus dipakai politik melepaskan semua tawanan dari tentera musuh, tentera boneka dan tentera anti-Komunis, ketjuali orang jang sangat dikutuki massa, jang mesti didjatuhi hukuman mati dengan persetudjuan pihak atasan pula. Dari tawanan itu, harus ditarik se-banjak2nja orang jang sedikit banjak bersifat revolusioner, jang masuk tentera reaksioner karena terpaksa, supaja bekerdja dalam tentera kita, sedangkan jang lain2nja dilepaskan semua. Apabila mereka tertawan lagi, dilepaskan lagi; djanganlah mereka dihina, djanganlah uang dan barang mereka diambil dan djanganlah mereka disuruh mengaku salah, melainkan harus diperlakukan dengan tulus ichlas dan ramah-tamah semuanja. Politik ini harus dipakai dalam memperlakukan mereka, biar betapa reaksioner mereka itu. Ini sangat berguna akan mementjilkan kubu reaksioner. Kepada pengchianat Partai, ketjuali jang sangat terkukuk kedjahatannja, hendaknja diberikan kesernpatan untuk membarui dirinja, dengan sjarat dia tidak akan menentang Komunis lagi. Kalau dia bisa kembali mengikuti revolusi, dia masih boleh diterima, tetapi tidak diperkenankan masuk Partai lagi. Djanganlah orang informasi Kuomintang jang biasa itu disamakan dengan mata2 Djepang dan pengchianat, melainkan harus diperbedakan sifat ke-dua2nja itu dan diperlakukan ber-lain2an. Keadaan katjau-balau seperti instansi atau organisasi mana sadja boleh menangkap orang itu harus dilenjapkan; untuk menegakkan ketertiban revolusioner supaja melawan agresi Djepang, harus ditentukan, bahwa hanja instansi kehakiman dan instansi keamanan pemerintah sadja jang berhak menangkap pendjahat, sedangkan tentera hanja berhak demikian dalam waktu perang sadja.
MENGENAI HAK RAKJAT. Harus ditetapkan, bahwa semua tuan tanah dan kapitalis jang tidak menentang perlawanan terhadap agresi Djepang itu, sama dengan buruh dan petani mempunjai kebebasan pribadi, berhak atas harta bendanja, berhak memilih, mempunjai kebebasan berbitjara, bersidang, mendirikan perkumpulan, berpikir dan menganut kepertjajaan. Pemerintah hanja mengawasi anasir jang mengadakan sabot dan pemberontakan didaerah basis kita, sedangkan jang lain dilindungi semuanja, tidak diganggu.
MENGENAI POLITIK EKONOMI. Industri, pertanian dan perdagangan harus dikembangkan dengan giat. Kaum kapitalis daerah2 lain jang bersedia membuka perusahaan industri didaerah basis anti agresi Djepang ini harus ditarik. Perusahaan partikelir itu harus diberikan dorongan, sedang perusahaan negara hendaknja dipandang sebagai sebagian sadja dari segenap perusahaan. Semua ini dimaksudkan untuk mentjukupi kebutuhan kita atas usaha sendiri. Perusahaan apa sadja jang berguna itu harus didjaga djangan sampai mengalami kerusakan. Politik bea dan politik moneter harus sesuai dan bukan berlawanan dengan garis pokok tentang pengembangan pertanian, industri dan perdagangan. Menjusun ekonomi diberbagai daerah basis dengan sungguh2, teliti dan bukan dengan sembarangan, supaja mentjukupi kebutuhan kita atas usaha sendiri - inilah mata rantai pokok untuk mempertahankan daerah basis dalam djangka pandjang.
MENGENAI POLITIK KEBUDAJAAN DAN PENDIDIKAN. Pokoknja ialah, rasa harga diri nasional dikalangan massa rakjat, serta pengetahuan dan ketjakapan mereka melawan agresi Djepang, harus ditingkatkan dan diratakan. Ahli pendidikan, pekerdja kebudajaan, wartawan, sardjana dan ahli tehnik jang liberal dari kalangan burdjuasi harus diperkenankan datang kedaerah basis untuk bekerdja sama dengan kita, membuka sekolah, menerbitkan surat kabar dan mendjalankan pekerdjaan jang lain2. Semua anasir intelek jang agak aktif melawan Djepang harus ditarik masuk sekolah kita, diberikan latihan dalam djangka pendek, lalu disuruh turut dalam pekerdjaan tentera, pemerintah dan sosial; mereka harus diterima dengan tidak segan2, diberikan tugas dan diangkat dengan tidak segan2. Djangan takut ini takut itu, atau takut anasir reaksioner akan menjelundup. Dengan tak terelakkan beberapa anasir sematjam itu akan menjelundup, tetapi ada tjukup waktu untuk menjikat mereka dalam proses peladjaran dan pekerdjaan. Disetiap daerah basis, harus didirikan pertjetakan, diterbitkan buku dan surat kabar, didirikan instansi pembagi dan pengantar. Disetiap daerah basis, sedapat mungkin harus dibuka sekolah kader jang besar2, makin besar dan banjak, makin baik.
MENGENAI POLITIK MILITER. Tentera Route Ke-8 dan Tentera Ke-4 Baru harus diperkembang se-dapat2nja, karena ke-dua2 ini adalah kekuatan bersendjata rakjat Tiongkok jang paling boleh dipertjajai dalam mengkonsekwenkan perlawanan nasional terhadap agresi Djepang. Terhadap tentera Kuomintang, kita harus tetap mengambil politik "djika kita tidak diserang, kita tidak akan menjerang", dan se-dapat2nja berusaha bersahabat dengan mereka. Opsir2 Kuomintang dan Opsir2 tak berpartai jang bersimpati kepada kita itu harus ditarik sedapat mungkin kedalam Tentera Route Ke-8 dan Tentera Ke-4 Baru, untuk memperkuat pembangunan tentera kita. Keadaan anggota Komunis menguasai se-gala2nja dalam tentera kita dengan djumlah jang terbanjak, harus diubah djuga sekarang. Tentu, "sistim tiga tiga" tidak harus dipraktekkan dalam induk tentera kita, tetapi, asal hegemoni tentera tetap dipegang oleh Partai kita (ini tetap perlu, tidak boleh dilanggar), tak usahlah kita takut menarik simpatisan itu se-banjak2nja untuk turut serta dalam pembangunan tentera dilapangan militer dan tehnik. Pada dewasa ini, dasar Partai dan tentera kita dilapangan ideologi dan organisasi sudah terletak se-kokoh2nja, maka usaha menarik simpatisan (tentu bukan penjabot) se-banjak2nja itu bukan sadja tidak berbahaja, malah tidak dapat ditiadakan untuk memperoleh simpati seluruh rakjat dari memperluas kekuatan revolusioner. Itulah sebabnja mengapa politik ini politik jang perlu.
Berbagai prinsip taktik dalam front persatuan dan politik2 konkrit jang ditetapkan berdasarkan prinsip ini sebagaimana jang dinjatakan tadi, harus dipraktekkan se-tegas2nja oleh seluruh Partai. Oleh karena pada saat sekarang ini, agresor Djepang memperhebat agresinja terhadap Tiongkok, tuan tanah besar dan burdjuasi besar dalam negeri mendjalankan politik penindasan jang se-wenang2 dan melantjarkan serangan militer jang semuanja anti-Komunis dan antirakjat, maka hanja dergan mempraktekkan prinsip2 taktik dan politik2 konkrit sebagai tersebut diatas barulah dapat kita mengkonsekwenkan perlawanan terhadap agresi Djepang, mengembangkan front persatuan, mentjapai simpati rakjat seluruh negeri dan mendatangkan perubahan situasi jang menguntungkan. Tetapi, dalam membetulkan kesalahan, kita harus bertindak selangkah demi selangkah, tidak boleh terlalu ter-gesa2, sehingga mengakibatkan hal2 jang tidak baik seperti: kader tidak senang, massa tjuriga, tuan tanah melantjarkan serangan balas dan lain2.
Catatan:
1) Seorang kepala golongan pro-Djepang dalam Kuomintang. Sedjak tahun 1931 ia selalu mengandjurkan kompromi dengan imperialis Djepang. Pada bulan Desember 1938, ia meninggalkan Tjungtjing dan menjerah kepada agresor Djepang, dan kemudian membentuk pemerintah boneka di Nantjing.
2) Seorang birokrat besar dalam djaman Radja Perang Utara, djuga seorang pengchianat pro-Djepang. Ia dipakai oleh Tjiang Kai-sék sesudah Peristiwa Tiongkok Utara pada tahun 1935. Pada tahun 1938, ia mendjadi boneka agresor Djepang di Tiongkok Utara dan didjadikan ketua "Komite Administrasi Tiongkok Utara".
3) Seorang bunglon dikalangan radja perang Kuomintang. Sesudah Perang Melawan Agresi Djepang meletus, ia mendjadi panglima Grup Tentera Ke-10 Kuomintang dan bersekutu terutamanja dengan tentera Djepang dibagian selatan Propinsi Hepéi untuk menjerang Tentera Route Ke-8, merusakkan kekuasaan politik demokratis anti agresi Djepang, membunuh anggota2 Komunis dan orang2 progresif.
4) Sen ialah ikat pinggang jang dipakai oleh pamong pradja pada djaman dulu, arti kiasannja orang jang pernah mendjadi pamong pradja; se ialah ningrat ketjil jang tidak mendjadi pamong pradja dalam masjarakat feodal, arti kiasannja orang jang tahu batja. Dari itu, golongan klas berkuasa jang tidak duduk dalam pemerintah biasanja dinamakan sense. Sense progresif dimaksudkan sebagai golongan sense jang tjondong kepada perlawanan terhadap agresi Djepang.