Anda memiliki ide, kritik, saran atau informasi untuk ditampilkan di sini, silahkan e-mail saya.
29 Desember 2003
Masih segar dalam ingatan kita, ketika empat perusahaan raksasa produsen ponsel yakni Ericsson, Motorola, Nokia dan Siemens beberapa tahun lalu bersepakat untuk membangun sebuah standarisasi teknologi baru yang bernama W@P (Wireless Application Protocol), dimana pengguna ponsel dapat mengakses informasi bahkan melakukan transaksi hanya dari sebuah ponsel atau perangkat genggam seperti PDA (personal digital assisstant) dimana saja secara mobile. Sayangnya teknologi W@P yang pada saat itu sebelumnya sudah diramalkan bakal mendominasi pengguna fixed Internet namun pada kenyataannya yang terjadi malah sebaliknya, hal itu terjadi karena adanya beberapa faktor, yang menurut saya diantaranya adalah:
SAAT INI kita sudah berada pada kondisi dimana ponsel tidak lagi sebagai alat komunikasi voice dan SMS semata, namun lebih dari itu, beberapa fitur dan fungsi lain sudah banyak dicangkokan kedalamnya, seperti layar warna, kemampuan komputasi, kamera digital, MP3Player, voice recorder, Internet, video player hingga senjata pistol-pun sudah berkonvergensi kedalam sebuah ponsel yang dapat kita masukkan kedalam saku kita. Kemunculan teknologi GPRS (General Packet Radio Service) dan CDMA (code division multiple access) membawa angin segar bagi mereka pengguna W@P dan pengguna komunikasi data, jika sebelumnya mereka harus mengeluarkan biaya akses W@P dengan HSCSD (high speed circuit switch data) per satuan waktu, namun kini dengan GPRS biaya akses W@P yang dikeluarkan berbanding lurus dengan data yang didapat, sehingga layanan dengan metode "pay-per-view" ini terkesan lebih "fair-play". Koneksi wireless pun saat ini tidak terbatas pada perangkat ponsel saja namun juga pada perangkat PDA. PDA yang dulu hanya difungsikan tidak lebih dari sekedar organizer elektronik saja, kini PDA sudah berubah menjelma menjadi sebuah komputer saku (PocketPC) yang nyaris serba bisa. Sebuah PocketPC yang ber-konvergensi dengan sebuah ponsel melahirkan sebuah produk inovatif yang banyak diminati oleh para "road warrior", hal ini juga melahirkan lahan bisnis baru atau bisnis ikutan yang muncul di sektor "content provider". Detik.com dan Astaga.com adalah sedikit contoh perusahaan yang mulai mengembangkan sayapnya dan melirik sektor ini. Kehadiran content provider ini didukung pula oleh infrastruktur jaringan yang lebih relevan dan lebih stabil untuk melakukan proses pertukaran data via jalur nirkabel ini yakni CDMA tadi. Kemampuan fitur dari sebuah perangkat genggam elektronik saat ini kian canggih dan nyaris sempurna, kemampuan untuk dapat mengakses dunia maya lewat ponsel maupun PDA tidak terbatas hanya pada data .WML saja namun dengan program minibrowser yang dijejalkan kedalamnya membuat perangkat genggam ini dapat mengakses data ber-type .HTML, .XML bahkan video sama seperti halnya pada PC, sehingga lebih memudahkan bagi para content provider atau web developer untuk membuat materi hanya satu kali saja baik untuk versi web maupun versi W@P. Namun akankah keberadaan teknologi W@P saat ini sukses?, atau mungkin malah sebaliknya, sama seperti ketika apa yang terjadi dengan W@P di masa lalu?, mungkinkah era Internet digantikan dengan era mobile, seperti yang pernah diungkapkan oleh para pakar sebelumnya?. Di dunia yang serba canggih dan moderen ini semuanya bisa saja terjadi namun tegantung bagaimana kita menyikapinya.[Q]
|