Edisi 044
MUSLIMIN AMBONMENJERIT!
Tragedi pembantaian dan pengusiran kaum muslimin oleh orang-orang kafir Serbia di wilayah Bosnia dan Kosovo belum pupus dari ingatan kita, muncul peristiwa serupa yang menimpa kaum muslimin di kota Ambon. Kerusuhan yang dimulai ketika kaum muslimin sedang merayakan Iedul Fithri lalu hingga kini belum ada tanda-tanda berhenti. Sulit dibantah, motif kerusuhan sudah sangat berbau agamis (Sabili,No.17.thn.VI). Sumber- sumber yang dihubungi Sabili menuturkan kerusuhan berawal dari insiden yang dialami seorang muslimah berjilbab yang tengah hamil. Ia dihadang sekelompok perusuh kris- ten saat melintasi Jalan Ksatria, Batumerah Dalam. Perusuh tersebut memaksa muslimah itu membuka jilbab dan seluruh pakaiannya. Karena menolak, wanita hamil itu langsung ditendangi (ibidem). Kasus penelanjangan wanita berjilbab di Batumerah itu dibantah oleh Sekjen PGI(Persatuan Gereja Indonesia), di Jakarta.
Kasus terakhir muncul tatkala sekelompok orang, termasuk beberapa di antaranya didu- ga oknum polisi --sekitar pukul 05.00 WIT-- menyerang kawasan Ahuru, Kodya Ambon. Mereka menyerang warga yang tengah melaksanakan shalat Subuh di Masjid al Huda. Akibatnya, empat jamaah meninggal dan sejumlah orang lainnya luka-luka (Republika, 02/03/99). Pada hari yang sama serangan atas warga muslim juga terjadi di kawasan Kopertis Kodya Ambon yang menyebabkan lima orang meninggal (ibidem).
Tindakan brutal dan biadab yang dilakukan warga kristen Ambon terhadap kaum muslimin (terutama suku-suku pendatang yang berasal dari Bugis, Buton, Makassar), menunjukkan permusuhan mereka sudah teramat dalam. Dalam hal ini kaum muslimin tidak boleh berdiam diri. Harus bertindak tegas dan keras menghadapi kejadian-kejadian yang mengancam kehormatan dan jiwa kaum muslimin, apalagi merusak dan membunuh kaum mus- limin yang tengah shalat di dalam masjid. Namun, bagaimana petunjuk dan tuntunan syari terhadap kasus-kasus seperti itu? Uraian berikut ini akan menjelaskan hukum-hukum Islam yang wajib dipahami dan direalisasikan oleh kaum muslimin !
JIHAD FI SABILILLAHSalah satu fikroh (ide) yang telah menyatu dengan aqidah kaum muslimin, dan yang amat ditakuti oleh musuh-musuh Islam dari kalangan kafir maupun munafiq --penampilan muslim namun hatinya kafir-- adalah fikroh Jihad fi sabilillah. Al Quranul Karim dan Sunnah Rasulullah saw telah mensyariatkan bagi kaum muslimin serta mendorong mereka untuk selalu menjalankan jihad fi sabilillah. Sedangkan fungsi dilaksanakannya jihad fi sabilillah antara lain :
1. Untuk menyebarluaskan risalah Islam (melalui jihad yang dilakukan oleh Daulah Khilafah Islamiyah) dan meninggikan kalimat Allah di muka bumi, sebagaimana firmanNya :
"Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah (kemusyrikan) dan hingga agama ini (yaitu Islam) hanya untuk Allah belaka." (QS. Al Baqarah 193)
"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari Kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam), yaitu dari kelompok Ahli Kitab hingga mereka membayar jizyah dan mereka tunduk (kepada hukum/kekuasaan Islam)." (QS. At Taubah 29)
Sabda Rasulullah saw :
"Barangsiapa berperang untuk meninggikan kalimatullah, maka (itulah perang) di jalan Allah." (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Untuk melindungi (membela) diri, menjaga harta dan kehormatan kaum muslimin. Firman Allah SWT :
"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan Allah Maha Kuasa menolong mereka. (Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, kecuali mereka hanya berkata, Rabb kami hanyalah Allah" (QS. Al Hajj : 39)
Sabda Rasulullah saw :
"Barangsiapa mati karena membela dirinya, maka ia (mati) syahid. Dan barangsiapa mati disaat membela hartanya, maka ia (mati) syahid. Dan barangsiapa mati membela kehormatannya, maka ia (mati) syahid." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hal ini termasuk mengambil kembali tanah-tanah (negeri-negeri) kaum muslimin yang dirampas kaum kafir, menjaga dan mempertahankan harta dari serangan orang-orang kafir yang akan merampasnya. Termasuk dalam kategori harta disini adalah menjaga dan mempertahankan rumah, tanah dan sejenisnya. Firman Allah SWT :
" dan usirlah mereka (orang-orang kafir) dari tempat mereka telah mengusir kamu (kaum muslimin) " (QS.Al Baqarah 191)
3. Untuk melindungi/menolong kaum tertindas (mustadlafiin). Firman Allah SWT :
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang tertindas (baik dari kalangan) laki-laki, wanita maupun anak-anak." (QS. An Nisa 75).
"(Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan, kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka." (QS. Al Anfaal 72)
JIHAD: Siap ! Wilayah Ambon dan sekitarnya adalah wilayah Islam dan tanah-tanah yang ada di kepulauan itu adalah milik kaum muslimin (termasuk tanah Usyriyah). Jauh sebelum sang Imperialis Portugis masuk (akhir abad ke-15), wilayah Ambon berada di bawah kekuasaan Kesultanan Islam Tidore, Kesultanan Ternate, bertetangga dengan Kesultanan Islam lainnya di daerah Timur Kepulauan Indonesia seperti Kesultanan Buton, Bugis, Gowa, Banda dan sebagai- nya. Sedangkan kesultanan-kesultaan kecil itu tetap berada pada satu kesatuan Daulah Islamiyah Utsmani yang berkedudukan di Istambul.Kemudian datang Imperialis Kafir Portugis, Inggris hingga Belanda ke wilayah tersebut. Dengan taktik licik berkedok dagang, mereka lalu menjajah wilayah Islam sekaligus me- nyebarluaskan ajaran kafir Kristen di tengah-tengah penduduk muslim. Sejak itulah di wilayah Nusantara muncul ajaran kristen yang bertitik tolak dari daerah-daerah di Indonesia Timur.
Maka secara syari dan tinjauan sejarah, kaum muslimin amat berhak mengambil kembali tanah-tanah maupun segala jenis harta yang sebelumnya dirampas oleh penjajah kafir. Terlebih lagi pada saat sekarang ketika banyak rumah-rumah, tanah, maupun harta milik kaum muslimin dihancurkan, dibakar, dijarah dan dirampas oleh orang-orang kafir. Kebiadaban mereka tidak terpuaskan hingga masjid-masjid pun dibakar dan dihancurkan, bahkan jamaah yang tengah shalat beribadah kepada Allah dibantai secara sadis!
Jawaban terhadap jeritan kaum muslimin Ambon yang meminta pertolongan adalah melaksanakan jihad fi sabilillah, membela dan menjaga kehormatan serta jiwa kaum muslimin, mengambil kembali harta serta tanah-tanah yang dikuasai dan dirampas oleh orang-orang kafir, sekaligus mengusir kembali mereka dari tempat-tempat yang sebelumnya adalah tempat tinggal kaum muslimin. Bukankah nash-nash di atas sudah sedemikian gamblang dan jelas, yang menunjukkan perintah dan seruan dari Allah SWT dan RasulNya, agar kaum muslimin tidak berpangku tangan, sibuk dengan urusan partainya mengatur strategi untuk memperoleh suara dalam pemilu seraya sesumbar bahwa itu dilakukan untuk membela kepentingan rakyat. Perhatikan firman Allah SWT :
"Siapa saja yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu ." (QS. Al Baqarah 194).
"Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela/membebaskan orang-orang yang tertindas, baik (itu dari kalangan) laki-laki, wanita maupun anak-anak .. " (QS. An Nisa 75).
Apakah ada lagi perkara yang lebih besar --sehingga sebagian besar umat lalai-- daripada darah, harta dan kehormatan kaum muslimin? Sungguh amat menyedihkan jika kaum muslimin lebih peduli dan tersinggung dengan urusan kenaikan tarif telepon, atau menyibukkan diri dalam aktifitas persiapan partai menjelang pemilu dari pada memperhatikan secara serius kondisi dan nasib saudaranya di Ambon yang dikejar-kejar dan dibantai seperti binatang sembelihan!
Sesungguhnya apabila umat tidak bergeming atas penderitaan saudaranya, serta tidak peduli dengan ruhul jihad yang mengharuskan kaum muslimin memerangi mereka, mengusir kembali mereka serta mengambil kembali harta milik kaum muslimin yang dirampas orang-orang kafir, berarti umat rela menjadi kaum yang hina, yang harga darahnya lebih rendah dari persentase kenaikan telepon, bahkan lebih rendah dari harga binatang. Rasulullah saw pernah bersabda melalui Anas bin Malik :
"Akan datang atas manusia suatu zaman, dimana kondisi orang-orang mukmin saat itu lebih hina dari pada (sekumpulan) domba." (HR. Ibnu Asakir)
Benarlah kiranya nasihat Abubakar as Shidiq r.a. tatkala berpidato pada saat pengang- katannya sebagai Khalifah pertama kaum muslimin :
"Tidaklah suatu kaum yang tidak mau berjihad di jalan Allah, kecuali Allah akan menghancurkan mereka dengan kehinaan." (lihat Nizhomul Hukmi fil Islam, kar. Taqiyuddin an Nabhani, hal.74,cet.III).
Rasulullah saw telah melakukan tindakan tegas dan keras terhadap orang-orang kafir Yahudi dari Bani Qainuqa --yang sebelumnya terikat perjanjian dengan kaum muslimin di kota Madinah -- yaitu memerangi mereka, dan mengusirnya dari kota Madinah. Sebabnya, seorang muslimah yang pergi ke pasar Yahudi dipermainkan oleh seorang tukang sepuh emas Yahudi, hingga kehormatannya tersingkap. Lalu kejadian itu diketahui oleh seorang muslim yang langsung membunuh Yahudi itu. Akan tetapi kemudian giliran si muslim itu yang dibunuh beramai-ramai oleh orang-orang Yahudi di pasar tersebut (lihat Sirah Ibnu Hisyam, jilid II, hal 48).
Dengan demikian jika diperlakukan semena-mena oleh orang-orang kafir, selayak nyalah kita --kaum muslimin-- tidak berdiam diri, melainkan menunjukkan sikap seperti halnya seorang muslim di atas yang menjaga kemuliaan dan martabat saudaranya yang muslimah dengan membunuh orang yahudi tadi. Oleh karena itu kaum muslimin hendaknya tidak perlu menunggu waktu satu atau dua minggu lagi, apalagi berbilang bulan untuk segera membantu saudaranya yang diusir dari kampung halamannya, dirampas hartanya, dilanggar kehormatannya, dihabisi jiwanya oleh orang-orang kafir yang jelas-jelas memusuhi kaum muslimin. Ummat harus segera menyingsingkan lengan menjalankan jihad fi sabilillah guna melindungi jiwa, kehormatan dan harta kaum muslimin. Begitu pula umat harus mengambil kembali wilayah-wilayah Islam yang dirampas dengan keji oleh orang-orang kafir, serta melindungi kaum mustadlafin (lemah dan tertindas) yang ada di tengah-tengah kebuasan orang kafir.
KHATIMAH Allah SWT telah mempersaudarakan sesama muslim, karena kesamaan aqidah (yaitu aqidah Islam). Seorang muslim dengan muslim lainnya laksana satu bangunan yang kokoh, seperti juga satu tubuh. Tatkala salah satu anggota tubuhnya sakit, akan dirasakan penderitaannya oleh seluruh anggota tubuh, sebagaimana sabda Rasulullah saw :"Perumpamaan seorang mukmin (dengan mukmin lainnya) dalam hal cinta kasih dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila (ada) salah satu bagian tubuhnya menderita (sakit), maka (akan dirasakan) oleh seluruh bagian tubuh lainnya dengan panas dan demam." (HR. Bukhari dan Muslim).
Lalu akankah kita menutup mata dan telinga dari jeritan warga muslimin Ambon yang diusir dari tanah-tanah mereka, yang dibakar dan dijarah harta mereka, yang dikejar dan dibantai sanak saudara mereka, yang dikepung dan terancam di kamp-kamp pengungsian. Apakah kita lupa dengan martabat dan sifat seorang mukmin sebagaimana yang disampaikan Allah SWT :
"Muhammad itu adalah Rasulullah, dan orang-orang yang bersamanya adalah keras terhadap orang-orang kafir, akan tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka (yang mukmin) .." (QS. Al-Fath 29)
" yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela .." (QS. Al Maidah : 54).
Peristiwa pembantaian dan pengusiran warga muslim dari Ambon oleh orang-orang kafir hanyalah serangkaian tragedi akibat kebencian dan kedengkian yang sudah demikian dalam. Sifat dan tabiat orang-orang kafir yang membenci Islam dan kaum muslimin tetap tidak berubah. Dan hal itu tampak jelas dalam tragedi-tragedi pembantaian kaum muslimin, pengusiran kaum muslimin, penjarahan harta milik kaum muslimin, pelanggaran kehormatan para muslimah di berbagai belahan dunia seperti, Palestina, Libanon, Bosnia, Kosovo, Eriteria, Chechnya, India, Srilanka, Xinjiang (di China), Rohingya (Burma), Patani (Thailand Selatan), Moro (Philipina Selatan). Begitu juga tragedi di tanah air, seperti Ketapang, Kupang, Ambon dsb.
Oleh karena itu hendaknya kaum muslimin waspada dan tidak mempercayai mulut manis orang-orang kafir yang amat membenci kaum muslimin. Juga mulut busuk orang-orang munafiq di kalangan kaum muslimin yang bersekutu dengan orang-orang kafir itu -- termasuk yang baru-baru ini menuduh secara keji bahwa Mubaligh yang menyerukan jihad ke Ambon adalah gombal! Allah SWT telah mengingatkan kita terhadap sifat-sifat dan tabiat mereka, sebagaimana firmanNya :
"Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi." (QS. Ali Imran 118)
"Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agama (Islam)-mu kepada kekafiran." (QS. Al Baqarah 217).
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka." (QS. Al Baqarah 120).
Maha benar Allah dengan segala firmanNya!