Edisi 050
ISTIQLAL; Kenapa dibom?
Masjid Istiqlal diledakkan oleh orang tak dikenal. Ledakan terjadi Senin (19/4/1999) sekitar pukul 15.20 WIB sesaat menjelang shalat Ashar. Ledakan terjadi di ruang perkantoran di bawah Masjid Istiqlal, yakni ruang 26 yang biasa dipakai ruang Badan Musyawarah. Akibat ledakan itu, dua orang mengalami luka ringan dan dirawat di klinik Istiqlal, mereka adalah Rahmat Supena dan Amir Fatah (detikcom).
Menurut identifikasi petugas, pelakunya dua orang berambut keriting panjang, memakai ikat kepala kuning. Berboncengan dan mengendarai sepeda motor RX King. Pelaku itu, sesaat setelah terjadi ledakan, melarikan diri dan menuju arah Petojo. Sebelum melarikan diri, pelaku sempat dihadang tukang parkir di masjid Istiqlal, Nur Akmal bahkan sempat berkelahi tapi berhasil meloloskan diri.
Menanggapi kejadian tersebut, Presiden BJ Habibie menyatakan mengutuk keras (Senin,19/04/1999). Habibie juga menghimbau agar umat Islam tidak terpancing untuk melakukan tindakan anarkis. "Saya menghimbau umat Islam tidak terpancing dan melakukan balas dendam," kata Habibie, sebagaimana yang dikutip Meninvest Hamzah Haz, seusai bertemu Habibie di Istana Merdeka.
Lebih lanjut Habibie menyatakan, peledakan itu bertujuan untuk menciptakan instabilitas di tanah air. Caranya, dengan mengobarkan konflik antaragama yang bisa meluas ke tindakan anarkis yang lebih luas.
Sedang Menteri Agama Malik Fajar menilai bahwa peledakan itu tidak bisa ditolerir. Dia juga menilai peledakan itu adalah teror bermotif politis.
Kutukan yang sama juga datang dari kalangan tokoh Islam dan Katolik. Mereka menyatakan perbuatan itu adalah tindakan yang keji dan merupakan praktek politik yang kasar yang merupakan salah satu upaya adu domba bermuatan politik dan tidak ada kaitannya dengan permusuhan beragama.
Tentu saja umat Islam harus mengambil sikap yang tegas terhadap tindakan teror yang menimpa masjid Istiqlal yang merupakan simbol Islam di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara lantaran masjid ini adalah masjid terbesar di Asia Tenggara. Agar umat bisa mengambil sikap yang tepat, maka perlu dikaji duduk persoalan pengeboman itu. Selain itu, umat Islam perlu tahu, apa hukuman bagi mereka yang meneror kaum muslimin, apalagi sampai merusak masjid? Tulisan ini berupaya menjawabnya.
Memindahkan Kerusuhan ke Jakarta
Melihat pola perkembangan kerusuhan yang terjadi di berbagai daerah sejak masa-masa akhir pemerintahan Soeharto, yakni kerusuhan Situbondo dan Tasikmalaya, lalu disusul kerusuhan Mei di Jakarta yang melengserkan mantan Presiden Soeharto, kita melihat adanya kemiripan pola kerusuhan di berbagai daerah seperti kasus Ambon dan Sambas yang juga berujung di Jakarta. Para dalang kerusuhan itu, setelah tak berhasil dengan gilang-gemilang membuat rusuh di daerah, mereka mengalihkan kerusuhan ke Jakarta. Target mereka jelas, yakni menjatuhkan pemerintahan Habibie untuk digantikan dengan yang mereka inginkan. Di samping itu, ada target sampingan yang mereka inginkan, yakni adanya chaos yang mengorbankan rakyat banyak. Agar rakyat semakin menderita, semakin miskin, dan semakin tak berdaya.
Siapa yang bermain dalam hal ini? Belum ada tanda-tanda yang jelas. Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Akbar Tanjung berpendapat bahwa pelaku peledakan mesjid Istiqlal terorganisir dan profesional seraya mensinyalir adanya kepentingan asing. "Ada kepentingan asing yang ingin mengacaukan situasi," ujar dia. Hal ini diungkapkan seusai acara orientasi juru kampanye Golkar di Hotel Presiden Senin (19/4/1999).
Ketua Umum PB NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menegaskan, pelaku pemboman adalah mereka yang takut pemilu terselenggara. Karenanya, umat Islam jangan sampai terhasut oleh berbagai isu yang berkaitan dengan pemboman tersebut. "Kemarahan tidak menyelesaikan masalah. Karenanya kita tidak boleh terhasut oleh berbagai hal yang berkaitan dengan peristiwa itu," tegasnya. Gus Dur sendiri, tidak sebagaimana biasanya, tidak menunjuk inisial salah seorang dalang kerusuhan.
Sedangkan Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PB NU) mengimbau umat Islam untuk tidak terprovokasi oleh kejadian tersebut dan tetap menjaga kewaspadaan akan munculnya kejadian serupa di tempat dan waktu yang berbeda. Peristiwa itu menggugah seluruh umat Islam untuk tetap mengukuhkan sikap ta'awun dalam menciptakan suasana kondusif bagi terselenggaranya proses reformasi melalui pemilu yang luber dan jurdil.
Dan dalam pernyataan yang ditandatangani Ketua Tanfidziyah Fajrul Falakh dan Sekjen Ahmad Bagdja, PBNU mendesak aparat keamanan agar segera mengambil langkah yang cepat dan tepat untuk mengungkap sebab-sebab ledakan dan mengusut tuntas pelakunya melalui proses hukum.
Oleh karena peristiwa Istiqlal memang direkayasa untuk memancing amarah umat Islam supaya berbenturan dengan umat lain, umat Islam diharapkan tidak terbakar emosinya dan melakukan tindakan balas dendam. Ketua Komite Solidaritas Umat Islam Indonesia (KISDI), Ahmad Sumargono berpendapat bahwa kasus pemboman itu bertendensi politik. Sehingga ia minta aparat jangan kecolongan.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Imam Addaruqutni mengatakan, kelompok yang bertanggung jawab atas kasus ini mempolakan terjadinya chaos akibat ketersinggungan antar-pemeluk agama. Sasaran yang hendak dicapai, katanya, mendiskreditkan tokoh-tokoh nasional dan pemerintah sehingga dianggap tidak kredibel mengatasi persoalan dan mengupayakan agenda nasional pemilu gagal.
Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua Umum H. Taufiq R. Tjokroaminoto dan Sekjen H. Amaruddin Djajasubita, PSII menyeru seluruh umat Islam umumnya dan Kaum Syarikat Islam khususnya agar meningkatkan kewaspadaannya dan memelihara semangat jihad fi sabilillah. PSII juga mendesak aparat keamanan untuk mengungkapkan dan menindak tegas pelaku peristiwa biadab tersebut.
Satu pekerjaan yang berat bagi pemerintah, khususnya aparat keamanan, adalah menangkap dalang perusuh yang meletakkan bom yang telah merusak komplek perkantoran lantai bawah Masjid Istiqlal. Sebab dalam pandangan Islam, gangguan terhadap lingkungan sekitar masjid yang merupakan tempat suci adalah tantangan yang nyata kepada Allah, Islam, dan kaum muslimin. Allah SWT berfirman:
{204} ÂBvˆA f»C ÌÇË ÉJ¼³ Ÿ B¿ Ó¼§ ɼ»A fÈrÍË...
"..dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
(QS. Al Baqarah 204)Jika dalang perusuh itu tertangkap, kemungkinan besar, dalang seluruh kerusuhan, baik di akhir masa pemerintahan Soeharto maupun masa pemerintahan Habibie yang hampir habis ini akan tertangkap pula. Umat tentunya sangat merindukan keberhasilan pihak keamanan mengurai benang kusut kerusuhan yang sangat mengganggu keamanan rakyat bahkan pejabat di negeri ini.
Hukum Islam Terhadap Teroris
Islam dengan tegas menolak teror dan gangguan terhadap kaum muslimin berupa todongan senjata, pembakaran, peledakan bom serta bentuk-bentuk terorisme lainnya yang menimbulkan rasa takut dan suasana tidak aman terhadap kaum muslimin. Tindakan terorisme seperti itu hukumnya sama dengan pembegal jalanan (qutha'ut thariq) yang keberadaannya menakut-nakuti masyarakat yang lalu-lalang di perjalanan, yakni: dibunuh, disalib, atau dipotong tangan dan kakinya. Allah SWT berfirman:
ÁȼUiCË ÁÈÍfÍC ©ñ´M ËC AÌJ¼vÍ ËC A̼N´Í ÆC AeBn¯ ~iÞA Ÿ Æ̨nÍË É»ÌmiË É¼»A ÆÌIiB ÅÍh»A ÕAlU B˜G
{33} ÁΤ§ LAh§ ÑjaàA Ÿ ÁÈ»Ë BÎÃf»A Ÿ Ðla ÁÈ» ¹»g ~iÞA Å¿ AÌ°ÄÍ ËC ²Ýa Å¿
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar"
(QS. Al-Maidah 33).Diriwayatkan dalam suatu hadits bahwa ada orang-orang dari Urainah (Urainiyyiin) yang murtad (keluar dari Islam) lalu membunuh para penggembala yang biasa memberi minum onta shadaqah (onta bagian harta zakat milik Baitul Mal). Lalu Nabi Muhammad saw. sebagai Rasul Allah dan sekaligus kepala negara mengirim petugas negara kepada mereka lalu menghukum para pembunuh itu dengan memotong tangan dan kaki mereka serta mencungkil mata mereka, lalu membuang mereka di tanah berbatu hingga mati. Sahabat Anas r.a. yang meriwayatkan hadits itu mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan sebab turunnya ayat tersebut (lihat Abdurrahman Al Maliki, Nizham al Uquubaat fil Islam, hal 75-76).
Dan para teroris yang menakut-nakuti kaum muslimin akan dilaknat oleh Allah dan akan ditakut-takuti oleh Allah pada hari kiamat kelak. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
B¯ju ÉÄ¿ ½J´Í Á»Ë Éμ§ Kz«Ë ɼ»A ÉĨ»Ë Ò¿Bδ»A ÂÌÍ É¼»A ɯBaA ÒÄÍfA ½ÇC ²BaA Å¿
Üf§ÜË
"Siapa saja yang menakut-nakuti penduduk Madinah, niscaya Allah akan menakut-nakuti dia pada hari kiamat dan melaknatnya serta memurkainya dan tidak diterima pembelaan darinya"
(HR. Ibnu Hibban dan Thabrani di dalam Al Kabir dengan sanad hasan).Juga diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
Ò¿Bδ»A ÂÌÍ ÉN§Ëi ɼ»A Å¿ÛÍ Á» BÄ¿Û¿ ªËi Å¿
"Siapa saja yang menakut-nakuti seorang mukmin, niscaya Allah tidak akan membebaskan dia dari rasa takut di hari kiamat"
(HR. Al Baihaqi dari Anas dengan sanad dla'if).Apalagi jika para teroris itu sampai meledakkan masjid, maka sungguh kezhaliman mereka tidak bisa ditolerir dan tidak bisa diampuni. Allah SWT jelas mengutuk mereka sebagai gembong kezhaliman, sebagaimana firman-Nya:
BÇ̼afÍ ÆC ÁÈ» ÆB· B¿ ¹×»ËC BÈIAja Ÿ Ó¨mË ÉÀmA BÈί j·hÍ ÆC ɼ»A fUBn¿ ©Ä¿ Åž Á¼£C Å¿Ë
{114} ÁΤ§ LAh§ ÑjaàA Ÿ ÁÈ»Ë Ðla BÎÃf»A Ÿ ÁÈ» "°ÖBa ÜG
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.
(QS. Al-Baqarah 114)Dengan demikian jelaslah bahwa para pengebom ruangan perkantoran di bawah Masjid Istiqlal itu harus mendapat tindakan yang tegas dan hukuman yang berat dari pemerintah sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan As Sunnah. Sebelum mendapatkan hukuman fisik yang berat, mereka harus didenda dengan membayar ganti rugi kerusakan yang ditimbulkan oleh bom itu dan mengembalikan keadaaan kantor seperti sediakala. Mereka juga harus membayar ganti rugi dari seluruh kerugian kaum muslimin yang menempati ruangan-ruangan yang telah rusak akibat ledakan itu.
Dengan hukuman yang tegas dan tidak pandang bulu, siapapun tidak akan berani mengulangi kejahatan serupa.
Khatimah
Jelaslah bahwa masih ada orang-orang yang tidak menghendaki keamanan dan ketentraman kaum muslimin di Indonesia.
Segala kerusuhan dan tindak kekerasan yang menimpa kaum muslimin di Kupang, Maluku, Sambas dan kini percobaan kerusuhan di sekitar tempat suci tempat kaum muslimin setiap hari beribadah shalat lima kali dan juga menjadi simbol pemersatu umat Islam adalah tantangan yang tak bisa dibiarkan begitu saja.
Umat Islam harus tetap bersikap tenang dan berwaspada serta senantiasa menghidupkan sikap dan semangat jihad fisabilillah dalam rangka membela agama Allah SWT dan kehormatan kaum muslimin. Untuk itu sikap ukhuwah dan ta'awun sesama umat Islam, khususnya dalam menjaga masjid-masjid dan lembaga-lembaga milik kaum muslimin, hendaknya selalu ditingkatkan. Dan umat harus tetap bersikap dan bertindak syar'i berdasarkan hukum-hukum Islam sebagai batas-batas hukum Allah SWT.
Kepada pemerintah, khususnya aparat keamanan, kaum muslimin hendaknya mengimbau dan meminta mereka agar meneliti, mengusut dan menindak tegas pelakunya tanpa pandang bulu.
Dan dalam rangka menghadapi kemungkinan buruk di masa mendatang, sehubungan dengan sinyalemen keterlibatan asing, hendaknya umat meminta kepada aparat keamanan, khususnya pimpinan TNI, untuk melatih umat dan menerapkan wajib militer atas mereka sebagai warga negara. Ini terutama menyadari keterbatasan jumlah pihak keamanan yang selama ini sering kewalahan. Dengan umat yang terlatih insyaallah segala kemungkinan kerusuhan dan terorisme terhadap umat Islam dapat ditangkal dan diatasi. Dan menjaga perbatasan negeri muslim dari kemungkinan serangan musuh kolonialis penjajah asing adalah kewajiban bagi kaum muslimin. Allah SWT berfiman :
{200} ÆÌZ¼°M Á¸¼¨» ɼ»A AÌ´MAË AÌñIAiË AËjIBuË AËjJuA AÌÄ¿E ÅÍh»A BÈÍC BÍ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung
. (QS. Ali Imran 200)HADIRILAH !!
DIALOG AGAMA
"MEWASPADAI PEMECAHBELAHAN UMAT ISLAM"
Nara sumber:
Ir. Muhammad Hasan
(Bina Islam Al Wa'iy)
Heru Abu Hanifah
(LPPD Bina Islami)
Moderator:
Ir. Muklas
AHAD, 25 APRIL 1999
PUKUL 08.30 s/d 12.000 WIB
Di Masjid Al Muhajirin
Perumahan Kranggan Permai
Jl. Flamboyan Raya No.1 Jati Sampurna Bekasi