"Komentar Gus Mad"
PBNU memutuskan Idul Adha 1420H berdasarkan rukyat lokal sehingga —konon— jatuh 2 hari setelah wukuf.
Hari Idul Adha (Yaumun Nahr) itu sudah jelas, yakni satu hari setelah wukuf di Arafah!
Kasus pembacokan Matori dikesankan sebagai serangan oleh kelompok Islam radikal terhadap tokoh Islam moderat.
Makanya kaum muslimin jangan berpecah belah agar tidak disiasati oleh pihak lain (lihat QS. Ali Imran 103).
Edisi 095
TAATILAH ALLAH PADA SELURUH ASPEK KEHIDUPAN
Naskah ini saduran khutbah Idul Adha 1420H yang disampaikan oleh Syabab Hizbut Tahrir di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, 16 Maret 2000
ÇáÓáÇã Úáíßã æÑÍãÉÇááå æÈÑßÇÊå. Çááå ÃßÈÑ 9×
ÇóáúÍóãúÏõ ááåö ÇáøóÐöíú ÍóÈøóÈó ÅöáóíúäóÇ ÇúáÅöíúãóÇäó æóÒóíøóäóåõ Ýöíú ÞõáõæúÈöäóÇ æóßóÑøóåó ÅöáóíúäóÇ ÇáúßõÝúÑó æóÇáúÝõÓõæúÞó æóÇáúÚöÕúíóÇäó. ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇøó Çááåö æóÍúÏóåõ áÇó ÔóÑöíúßó áóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ. Çóááøåõãøó Õóáøö Úóáóì ÓóíøöÏöäóÇ ãõÍóãøóÏò æó Úóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúä. ÝóíóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓó , ÃõæúÕöíúßõãú æóÅöíøóÇíó ÈöÊóÞúæóì Çááåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäøó ÅöáÇøó æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó!
Allahu Akbar 3x Walillaahil hamd!
Segala puji kita panjatkan hanya untuk Allah, Rabbul ‘Aalamin.Tidak ada Dzat yang patut disembah kecuali Allah. Tidak ada Dzat yang wajib ditaati segala perintah-Nya dan dijauhi segala larangan-Nya melainkan Allah. Dialah Al Khaliq yang telah menganugerahi kita syariat yang adil, agung, lagi mulia, yaitu Syariat Islam. Syariat itulah yang wajib diterapkan oleh kaum muslimin dalam segala aspek kehidupan mereka tanpa kecuali. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada penutup para nabi, Muhammad SAW, beserta keluarga, para shahabat, dan para pengikutnya yang setia berjuang untuk memberlakukan dan menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh pelosok dunia hingga akhir zaman.
Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Kaum muslimin yang berbahagia,
Hari ini, jutaan kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia, setelah datang dan berkumpul di padang Arafah dan bermalam di Muzdalifah, bergerak ke Mina untuk melaksanakan manasik ibadah haji. Laki-laki, perempuan, tua, muda, berkulit putih maupun kulit berwarna, semuanya datang memenuhi panggilan Allah:
áóÈøóíúßó Çááøåõãøó áóÈøóíúßó¡ áóÈøóíúßó áÇó ÔóÑöíúßó áóßó áóÈøóíúßó¡ Åöäøó ÇáúÍóãúÏó æóÇáäöÚúãóÉó áóßó æóÇáúãõáúßó áÇóÔóÑöíúßó áóßó
‘“Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Aku datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagiMu, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, karunia dan kekuasaan hanyalah milik-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu.”
Sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, jutaan tamu-tamu Allah datang dan berkumpul ke Baitullah semata-mata karena Allah. Saat itu seluruh kaum muslimin di sana mampu bersatu, berpadu, memusatkan pikiran dan perhatian untuk menjalankan syariat Allah, yakni ibadah haji. Mereka menanggalkan segala atribut kesukuan dan kebangsaan, dan mencampakkan status sosial. Mereka hanyalah mengingat Allah, dan meminta ampun pada-Nya. Mereka rela berkorban untuk memperoleh keridloan-Nya.
Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Bila kaum muslimin mampu bersungguh-sungguh menjalankan kewajiban haji di Baitullah, bahkan mampu menanggalkan sekat-sekat kesukuan maupun kebangsaan mereka, lalu mengapa mereka seakan membuta tuli dan tidak menggubris sedikit pun kewajiban mentaati hukum-hukum Allah lainnya? Bukankah Islam mengajarkan bahwasanya kedudukan haji, sholat, dan shaum sama wajibnya dengan penerapan peradilan Islam, ekonomi Islam, dan pemerintahan Islam?
Atas dasar apa kaum muslimin berani melakukan diskriminasi terhadap kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Allah? Sejak kapan Allah mengizinkan kita untuk membuang satu kewajiban dan mengamalkan kewajiban yang lain?
Mengapa kaum muslimin berani mencampakkan syariat Islam yang yang sempurna dan berasal dari Allah seraya mengekor dan bahkan membanga-banggakan penerapan sistem hidup lainnya yang jelas-jelas kufur dan bertentangan dengan Syariat Islam? Apakah mereka tidak yakin bahwa Syariat Islam adalah sempurna lagi diridloi oleh Allah SWT? Allah SWT berfirman:
Çóáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíúäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöíú æóÑóÖöíúÊõ áóßõãõ ÇúáÅöÓúáÇóãó ÏöíúäðÇ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmatKu kepadamu dan telah Kuridlai Islam menjadi din (agama)mu.”
(QS. Al Maidah 3).Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Pesan Rasul di Padang Arafah
Sesungguhnya malapetaka terbesar yang menimpa umat ini adalah dicampakkannya sistem hidup dan sistem hukum Islam dari tengah-tengah kehidupan kaum muslimin hingga umat ini menjadi asing terhadap ajaran dan syariatnya sendiri. Otak kaum muslimin telah dicuci, pemikirannya telah dilucuti, dan perasaannya telah dikacaukan, sehingga mereka diwarnai dengan cara berpikir dan gaya hidup Kapitalis, Sosialis, Sekularis, dan berbagai jenis pemikiran kafir lainnya.
Ironis, saat kaum muslimin mengaku-ngaku beriman kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan kesempurnaan Dinul Islam, namun ternyata mereka lebih doyan dan lebih bangga dengan penerapan sistem hidup asing yang jelas-jelas kufur dan sama sekali bukan berasal dari Islam. Tidakkah kita ingat kepada wasiat Rasulullah SAW tatkala berkhutbah di padang Arafah dalam peristiwa Haji Wada’:
ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ¡ Åöäøó ÇáÔøóíúØóÇäó ÞóÏú íóÆöÓó ãöäú Ãóäú íõÚúÈóÏó ÈöÃóÑúÖößõãú åÐöåö ÃóÈóÏðÇ¡ æóáßöäøóåõ Åöäú íõØóÚú ÝöíúãóÇ Óöæóì Ðáößó ÝóÞóÏú ÑóÖöíó Èöå ãöãøóÇ ÊóÍúÞõÑõæúäó ãöäú ÃóÚúãóÇáößõãú ¡ ÝóÇÍúÐóÑõæúåõ Úóáóì Ïöíúäößõãú .
“Wahai manusia, sesungguhnya syaithan telah putus harapan untuk disembah lagi di negeri kalian ini selamanya. Akan tetapi jika ia ditaati dalam perkara selain itu, maka ia akan rela dengan amal perbuatan yang kalian anggap sepele. Oleh karena itu berhati-hatilah kalian dengan urusan agama kalian!”
Selanjutnya Rasululullah SAW berpesan kepada kaum muslimin:
ÝóÇÚúÞöáõæúÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇõÓ Þóæúáöíú ÝóÅöäøöíú ÞóÏú ÈóáøóÛúÊõ ¡ æóÞóÏú ÊóÑóßúÊõ Ýöíúßõãú ãóÇ áóäú ÊóÖöáøõæúÇ ÈóÚúÏóåõ Åöäö ÇÚúÊóÕóãúÊõãú Èöåö: ßöÊóÇÈó Çááåö æóÓõäøðÉó ÑóÓõæúáöåö .
“Maka camkanlah wahai manusia perkataanku, sesungguhnya aku telah menyampaikan. Dan aku telah tinggalkan sesuatu kepada kalian, yang jika kalian berpegang teguh dengannya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.”
Masihkah di Jalur Islam?
Apakah kaum muslimin saat ini telah menganggap bahwa dicampakkannya hukum-hukum Allah dalam bidang sosial, politik, peradilan, pemerintahan, militer, pendidikan dan lain-lainnya, adalah perkara kecil dan sepele yang tidak memerlukan perhatian lagi? Bukankah meninggalkan hukum yang diturunkan Allah adalah justru perkara yang besar di sisi Allah karena pelakunya disebut oleh Allah sebagai orang kafir, fasik, dan zalim? Bukankah Rasulullah SAW juga sudah menegaskan dalam sabdanya tadi, bahwa siapa saja yang tidak berpegang teguh dan tidak mempedulikan lagi penerapan Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW berarti dia telah terperosok dalam jurang kesesatan?
Dengan demikian, kita dapat menilai: apakah kita saat ini masih berada pada jalur yang lurus ataukah justru sudah melenceng jauh sekali dari kebenaran?
Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Masyarakat Islamkah kita?
Sesungguhnya salah satu indikator yang menentukan suatu masyarakat tergolong masyarakat Islam ataukah bukan Islam adalah sistem syariat atau peraturan-peraturan yang diterapkan di dalamnya. Adalah keliru apabila tolok ukur masyarakat Islam itu ditentukan hanya oleh kemusliman penguasanya saja, atau kemusliman mayoritas penduduknya, sementara sistem syariat atau peraturan yang diterapkan di tengah-tengah masyarakat nyata-nyata bertentangan dengan peraturan Islam!
Bukankah masyarakat kita masih membiarkan merajalelanya sistem ekonomi Kapitalistik yang berdengan riba, yang melestarikan dan melindungi kemaksiatan, yang menghisap darah rakyat untuk memperkaya segelintir pejabat dan pengusaha yang tidak tahu malu, dan memperlebar jurang kaya-miskin di antara kita?
Bukankah kita masih mentolerirsistem pemerintahan demoyang digembar-gemborkan dengan slogan batil “Kedaulatan Rakyat”? Bukankah itu berarti menghapus hak menetapkan hukum yang dimiliki Allah SWT seraya menjadikan rakyat sebagai tuhan yang berwenang membuat hukum?
Bukankah kita masih membiarkan sistem pendidikan kita dipasung oleh sistem pendidikan Barat sehingga para alumninya menjadi pembebek dan pembeo setia peradaban Barat yang kafir?
Bukankah kita masih mengadopsi sistem peradilan Barat untuk menyelesaikan perkara di antara sesama kaum muslimin, padahal hukum tersebut adalah hukum-hukum thaghut yang seharusnya dibuang, dienyahkan, dan dimusnahkan dari muka bumi?
Bukankah kita masih membuka pintu untuk nilai-nilai kebebasan Barat yang membobrokkan dan membejatkan moral generasi muda Islam yang sebenarnya di pundak merekalah bertumpu harapan masa depan umat?
Bukankah kita masih mempersilakan dan mengemis-ngemis kepada para investor asing —termasuk Israel terlaknat— untuk merampok dan menjarah sumber daya alam kita dengan dalih demi pemulihan ekonomi nasional yang sedang ambruk dan demi peningkatan kesejahteraan rakyat?
Bukankah kita masih tunduk patuh dan menyerah secara hina terhadap tekanan-tekanan IMF dan Bank Dunia yang disetir oleh AS dan negara Barat lainnya, meskipun itu jelas-jelas memelaratkan rakyat banyak?!
Wahai kaum muslimin, perhatikanlah, bukankah gambaran-gambaran ini membuktikan bahwa peraturan yang diterapkan di tengah-tengah kita —yang mayoritas kaum muslimin— adalah peraturan yang tidak Islami? Patutkah masyarakat yang rusak dan bobrok seperti ini disebut masyarakat Islam hanya karena mayoritas penduduknya muslim?
Kenyataan masyarakat kita saat ini tak diragukan lagi benar-benar bertolak belakang dengan ketentuan Islam, karena kita telah menerapkan sistem syariat asing bikinan kaum kafir penjajah dan agen-agennya. Padahal sesungguhnya Islam telah melarang para pemeluknya mengambil dan menerapkan sistem syariat selain Islam. Allah SWT telah berfirman:
æóãóÇ ßóÇäó áöãõÄúãöäò æóáÇó ãõÄúãöäóÉò ÅöÐóÇ ÞóÖóì Çááåõ æóÑóÓõæúáõåõ ÃóãúÑðÇ Ãóäú íóßõæúäó áóåõãõ ÇáúÎöíóÑóÉõ ãöäú ÃóãúÑöåöãú
“(Dan) Tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan (hukum) akan ada pilihan (hukum lain) tentang urusan mereka.”
(QS. Al Ahzab 36)Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Taatilah Allah!
Maka dari itu, persoalannya sebenarnya sederhana saja, yaitu apakah kita bersedia mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya tanpa reserve, ataukah kita hendak mentaati makhluk Allah yang memerintah masyarakat dengan sistem syariat thaghut yang bukan berasal dari Allah? Kalau kita memilih untuk mentaati makhluk Allah, berarti kita tidak takut dengan siksa dan azab Allah, karena kita lebih takut terhadap siksa dan hukuman yang berasal dari manusia! Na’udzu billahi min dzalik! Bukankah Allah SWT telah berfirman:
ÝóáÇó ÊóÎóÇÝõæúåõãú æóÎóÇÝõæúäö Åöäú ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíúäó
“Karena itu janganlah kalian takut kepada mereka, tetapi takutlah kalian kepada-Ku, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”
(QS. Ali ‘Imran 175)Lebih dari itu, bukankah Allah SWT telah mengancam siapa saja yang menyalahi perintah-perintah Allah? Dia berfirman Allah:
ÝóáúíóÍúÐóÑö ÇáøóÐöíúäó íõÎóÇáöÝõæúäó Úóäú ÃóãúÑöåö Ãóäú ÊõÕöíúÈóåõãú ÝöÊúäóÉñ Ãóæú íõÕöíúÈóåõãú ÚóÐóÇÈñ Ãóáöíúãñ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya (rasul) takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih (dari Allah).”
(QS. An Nur 63)Allahu-Akbar 3x wa lillahil hamd!
Sesungguhnya Islam wajib dijadikan tolok ukur dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk tolok ukur terhadap tindak tanduk para penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Sebab kekuasaan itu pada hakikatnya adalah amanat, yaitu amanat untuk menjaga dan menerapkan secara total sistem hukum Syariat Islam. Dan amanat ini adalah amanat yang agung lagi berat, karena ia turut menentukan apakah suatu masyarakat akan menjadi masyarakat Islami atau tidak Islami. Wajarlah kiranya jika Khalifah Umar bin Khaththab RA pernah berkata kepada kaum muslimin masa itu:
“Wahai manusia, barangsiapa di antara kalian melihatku menyimpang dari hukum Allah, maka luruskanlah aku! “
Pemerintahan yang menerapkan hukum Allah dengan benar dalam segala urusannya adalah pemerintahan yang lurus dan benar. Sebaliknya pemerintahan yang mengabaikan penerapan hukum Allah, atau yang menerapkan hukum Allah pada sebagian urusannya dan mengambil hukum kafir warisan penjajah pada urusan lainnya, adalah pemerintahan yang bengkok dan menyeleweng jauh dari kebenaran. Pemerintahan seperti ini hakikatnya tak punya misi luhur apa pun selain mengabdikan diri kepada hawa nafsu dan menghambakan diri kepada syaitan yang terkutuk. Allah SWT telah memperingatkan perkara ini:
æóáÇó ÊóÊøóÈöÚú ÃóåúæóÇÁóåõãú ÚóãøóÇ ÌóÇÁóßó ãöäó ÇáúÍóÞøö…
“dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran (hukum Allah) yang telah datang kepadamu.”
(QS. Al Maidah 48)Allahu Akbar 3x wa lillahil hamd!
Khatimah
Rasulullah SAW telah menyampaikan berita yang menyangkut tindak tanduk para penguasa kaum muslimin, sebagaimana dalam sabdanya:
Óóíóáöíúßõãú ÃõãóÑóÇÁõ íóÝúÓöÏõæúäó æóãóÇ íõÕúáöÍõ Çááåõ Èöåöãú ÃóßúËóÑ ¡ Ýóãóäú Úóãöáó ãöäúåõãú ÈöØóÇÚóÉö Çááåö Ýóáóåõãõ ÇúáÃóÌúÑõ æóÚóáóíúßõãú ÇáÔøõßúÑõ ¡ æóãóäú Úóãöáó ãöäúåõãú ÈöãóÚúÕöíóÉö Çááåö ÝóÚóáóíúåöãõ ÇáúæöÒúÑõ æóÚóáóíúßõãõ ÇáÕøóÈúÑõ
“Kelak kalian akan diperintah oleh para penguasa yang selalu berbuat kerusakan, dan Allah tidak akan memberi kebaikan kepada mereka. Barangsiapa diantara mereka taat kepada Allah (dengan menerapkan hukum-hukum Allah), maka mereka akan memperoleh pahala dan kalian harus bersyukur. Dan barangsiapa diantara mereka berbuat maksiyat kepada Allah (dengan menerapkan selain hukum-hukum Allah), maka mereka akan mendapatkan dosa dan kalian harus bersabar.”
(HR. Thabrani)Jadi, kembali kepada kita, apakah kita akan mentaati Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah saw. dengan melanjutkan kembali kehidupan Islam dan menerapkan hukum-hukum Allah melalui tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah, ataukah kita akan mencampakkan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya serta mentaati para penguasa fasik dan zalim yang menjadi antek-antek Barat yang nyata-nyata enggan menjalankan sistem hukum Islam?
Allahu-Akbar 3x wa lillahil hamd!
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.