Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang menrencakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunatullah (yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnatullah dan sekali-kali tidak(pula) akan memenuhi penyimpangan bagi sunatullah itu (QS. Faathir, 35 : 43)
BELAJAR DARI BOSNIA
Oleh:H.Badruzzaman Busyairi
Seorang kandidat doktor dari Bosnis pernah menyampaikan ceramah pendekdi Masjid Al-Furqon, komplek Krmat Raya 45, jakarta ( 4 September 1997), tentang perkembangan di negerinya, setelah dilanda perang melawan tentara Serbia. Menurutnya ada fenomena menarik yang perlu dicermati oleh gerkan islam mutaakhir. Yakni, tatkala orang-orag di berbagai negara mencerca George Soros sebagai sumber terjadinya krisis ekonomi dan moneter di berbagai negara di dunia, maka sebagaian masyarakat Bosnia, malahmenggapnya sebagai pahlawan. Mengapa ?
Karena konon ketika terjadi pembantian massal terhadap rakyat Bosnia, Soros yang menjadi pedagang uang keturunan Yahudi itu banyak membantu secara finansial rakyat Bosnia. Kemudianketikaserbuan mereda, ia juga membantu berbagaipenerbitan di Bosnia. Ia bahkanmenerbitkan suatu media yang banyak berpengaruh di kalangan orang-orang Islam disana. Padahal media yang diterbitkan itu banyak memuat foto-foto dan gambar-gambar yang sengaja mengumbar nafsu syahwat, serta banyak memuat fikiran-fikiran tentang kebebasan dan pola hidup sekuler. Wawancara Salmah Rusydi dan nama-nama lainnya yang sealiran dimuat secara besar-besaran.
Menurut kandidat doktor itu, inilah contoh paling nyata dari cara kerja Yahudi dalam mencampur adukkan yang hak dengan yang batil. Padahal Allah secara tegas telah melarang para hamba-Nya untuk tidak mencampur adukkan antara yang halal dengan haram, yang hak dengan yang batil (QS Al-Baqarah 2:42).
Tokoh dariBosnia itu lalu mengajak, kita agar jangan sampai terjerumus ke lobang sampai dua kali pada lobang yang itu-itu juga. Kejadian di Bosnia. Menurutnya merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi segenap kaum muslimin di seluruh dunia. Kami, kata sang tokoh itu, selama ini memang telah lalai, banyak melanggar aturan-aturan Allah SWT sehingga kami terpuruk dalam lembah kehancuran.
Lebih lanjut ia mengkhawatirkan kaum muslimin di Indonesia. Katanya, "Saya datang semalam, menginap di hotel dan menyaksikan tayangan teve di kamar hotel yang merangsang nafsu syahwat pirsawan. Kemudian saya melihat poster-poster di depan bioskop-bioskop di Jakarta gambar-gambar yang lebih seram lagi porno.Sungguh saya tidak membayangkan bahwa itu ada di Jakarta yang saya kenal penduduknya secara luas beragama Islam. Gambar-gambar atau fil-film yang muncul justru sangat porno.
Keadaan yang swya lihat di Indonesia, terus terang mengingatkan sya pada negeri saya sebelum dilanda perang. Ketika itu, kami memang beragama Islam, tapi pola hidupkami penuh dengan segala macamkemaksiatan dan dosa. Mudah-mudahan kita semua sadar"
Demikian penulis kutipkan agak panjang, pengalaman cendekiawan muda dari
Bosnia. Ketika itu mengungkapkan pengalamannya itu, di tanah air kita belum terjadi krisis moneter dan krisis ekonomi yang sangat parah. Rezim Order Baru masih berkuasa. Presiden Soeharto juga masih gagah perkasa. Korupsi, kolusi dan nepotisme sedang tumbuh subur. Memenuhi hampir di seluruh ssendi-sendi kehidupan, karena didukung penuh oleh kaum birokrat, militer serta pengusaha, dlsb.
Asyik dengan dosa.
Apa yang dikemukakan di atas. Merupakanpelajaran yang sangat berharga bagi kita. Sejarah ummat-ummat terdahulu, sebagaimana diberitakan oleh Al-Qur’an memperlihatkan dengan nyata, bahwa sumber kehancuran itu berasal dari berbagai tindakan maksiat dan dosa, baik kecil apalagi dosa besar dari para penduduknya. Mereka ada kalanya hidup bermewah-mewahan, menuruti hawa nafsunya, berlaku dzalim, kejam, sombong, mengingkari dan menentang Allah serta Rasul-Nya dll.
Lihat saja kehancurankaum ‘Ad dan Tsamud yang memiliki peradaban yang cukup tinggi. Kemudiankehancuran kaum Nabi Nuh dan Nabi Luth, untuk sekedar menyebutkan contoh lainnya. Juga kehancuran Fir’aun dan Hamam berikut para pengikutnya, untuk menyebutkan beberapa penguasa dengan segala kekuasaan yang dimilikinya. Semua itu merupakan saksi sejarahyang tidak bisa dihapuskan. Dan Al-Qur’an mengabadikan kejadian-kejadian itu untuk menjadi perhatian bagi ummat yang datang kemudian agar tidak mengulangi kesalahan yang mereka lakukan (QS Ali ‘Imran 3 : 137)
Pada bagian lagin, dengan melihat perjalanan bangsa-bangsa di dunia berikut anak-anak bangsanya, yang timbul tenggelam, dalam membangun peradabannya, ia semakin sadar bahwa di dunia ini memang tidak ada yang kekal abadi. Semuanya akan berproses dari awal dan akan menemui saat berakhirnya, berupa kematian, kejatuhan atau kehancuran. Proses seperti itu merupakan suatu keniscayaan yang tidak perlu disangsikan lagi. Bahkan, jika batas akhir perjalanan seseorang berikut dengan peradabannya telah ditetapkan Allah, maka tidak ada satu kekuatanpun yang bisa merubahnya, baik untuk mempercepat atau memperlambatnya.
Kenyataan seperti itulah yang kita saksikan dari kehancuran Uni Sovyet untuk menyebutkan suatu negara. Kejatuhan Syah Reza Pahlevi di Iran, Ferdinan Marcos di Filipina, Sukarno dan Soeharto di Indonesia dan masih banyak lagi raja atau presiden di berbagai negara di dunia pada abad 20 ini. Tidak ada yang menyangka mereka akan jatuh begitu cepat, di tengah-tengah kedigdayaan mereka. Maka benarlah ketika Allah menegaskan dalam Kitab Suci-Nya. Al-Qur’anul kariem. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketatapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya " (QS Yunus 10 : 81-82)
Dunia memang terus berputar. Jika ada siang, tentu akan ketemu dengan malam. Dan ketatapn Allah tidak pernah berhenti. Sekilas lintas, tampaknya orang-orang atau golongan yang banyak berbuat maksiat dan dosa, hidupnya semakin kokoh dengan segala tingkah-polahnya. Namun ketahuilah, semua itu merupakan "penangguhan sementara" atau istidraj dri kebinasaan atau kehancurannyua. Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuti dalam Al-Jami’us Ash-Shaghiru mengutip sabda Rasulullah SAW : "Apabila engkau melihat Allah SWT, memberi hamba dari dunia apa yang ia senangi sedang ia tetap mendurhakai-Nya, maka sesungguhnya ia hanya istidraj dari-Nya (HR. Ahmad, Thabrani, Baihaqi dari Uqbah bin Amir). Dan Allah menegaskan : "Maka tatkala mereka melupan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu kesenangan sehingga bila mereka telah bergembira dengan apa yang diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa" (QS.Al-An’am,6 : 44)
Demikianlah Allah memberikan balasan terhadap apa yang mereka lakukan. Ayat Allah yang dikutipkan dalam permulaan tulisan ini ( QS Faathir, 35 : 43) mengisyaratkan, betapa tindakan mereka tidak akan lolos dari pembalasan Allah. Siapa yang menggali lobang akhirnya akan terkubur di dalam lobang yang digalinya sendiri. Dari itulah, kita harus sering-sering memperingatkan orang-orang yang lalai dengan cara yang sebaik-baiknya ( QS An-Nahl, 16:125), karena peringatan itu pada dasarnya sangat bermanfaat bagi orang-orang yang beriman ( QS Adz-Dzaariyaat, 51 : 55).
Jika mereka tidak mau diberi peringatan, maka ketahuilah Allah telah menegaskan dalam QS. Al-A’raf ayat 165. "Maka tatkala mereka melupan apa yang diperingkatkan kepada mereka, maka Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang yang dzalim siksaan yang keras di sebabkan mereka selalu berbuat fasik".
Allahu a’lam bisha-shawab.