Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

My Writing

TREND INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

oleh Muhamad Shiroth dan Nur Mohammad Amin
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, 1998

 

Pendahuluan

Latar Belakang

Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.

Pernyataan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah untuk melihat gambaran bagaimana indikasi-indikasi trend yang terjadi dalam industri telekomunikasi khususnya di Indonesia.

Hal ini menyangkut antara lain:

  1. Perubahan yang begitu cepat dalam teknologi telekomunikasi.
  2. Perubahan dalam segmentasi pasar.
  3. Kondisi persaingan antar perusahaan telekomunikasi.

Pernyataan Tujuan

Tujuan dari laporan, yang disusun berdasarkan data-data serta informasi dari berbagai sumber kepustakaan, ini adalah untuk menyajikan suatu gambaran tentang prospek trend yang terjadi dalam industri telekomunikasi khususnya di Indonesia.

Metodologi

Metodologi yang dipakai dalam penyajian laporan ini adalah melalui data sekunder, yaitu metodologi pengumpulan data dan informasi melalui studi kepustakaan,misalnya koran, majalah, artikel dan buku.

Kami memakai metodologi data sekunder ini karena ada beberapa keuntungan diantaranya adalah:

  1. Mempermudah dalam memperoleh data dan informasi secara cepat.
  2. Dapat menghemat biaya.
  3. Membutuhkan waktu yang relativ singkat.

Namun kami mengakui bahwa metodologi ini ada kemungkinan data serta informasi yang kami peroleh tidak mencerminkankan kondisi yang sedang terjadi.

Batasan

Kualitas data dan informasi dalam laporan ini dibatasi oleh:

  1. Keakuratan sumber studi pustaka yang kami pergunakan
  2. Batas waktu yang diberikan dalam penyusunan laporan ini
  3. validitas informasi yang digunakan
 

Analisa Trend Industri Telekomunikasi di Indonesia

Sejarah Telekomunikasi di Indonesia

Sejarah telekomunikasi Indonesia berawal dari tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan jasa pos domestik dan jasa telegram internasional. Jasa telepon tersedia pertama kalinya di Indonesia pada tahun1882. Dan sampai dengan tahun 1906, disediakan oleh perusahaan swasta dengan lisensi pemerintah selama 25 tahun. Tahun 1906, pemerintah kolonial Belanda membentuk departemen yang mengendalikan semua jasa pos dan telekomunikasi di Indonesia. Tahun 1961, beberapa dari jasa ini dipindahkan ke perusahaan milik negara. Tahun 1965, pemerintah memisahkan jasa pos dan telekomunikasi ke dua perusahaan negara, yaitu: PN Pos dan Giro, dan PN Telekomunikasi. Tahun 1974, PN Telekomunikasi dipecah menjadi dua yaitu: Perusahaan Umum Telekomunikasi dan PT Inti. Tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional dipindahkan dari Perumtel ke Indosat.

Tahun 1991, pemerintah merubah Perumtel dari "Perusahaan Umum" menjadi "Persero" yaitu PT TELKOM. Tahun 1992, berdiri PT Lintasarta. Tahun 1993, berdiri PT Satelindo yang merupakan joint venture dari beberapa perusahaan telekomunikasi yaitu: TELKOM, Indosat, PT Bimagraha Telekomindo, dan DeTeMobil. Pada tahun ini juga berdiri PT Ratelindo yang merupakan joint venture antara TELKOM dan PT Bakrie Electronics.Tahun 1995 dan tahun berikutnya berdiri beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya, yang di dalamnya PT TELKOM mempunyai bagian saham, yaitu:Telkomsel,Komselindo, Mobisel, Metrosel, Pasifik Satelit. Selain itu masih ada perusahaan telekomunikasi yang masih dalam tahap proposal, yang bergerak dalam bidang multimedia.

Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi di Indonesia

PT TELKOM merupakan pemegang hak monopoli telekomunikasi domestik di Indonesia, untuk sambungan lokal sampai dengan tahun 2001 dan sambungan jarak jauh sampai dengan tahun 2006.

Gambar 1

SKEMA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI JOINT VENTURE DENGAN PT TELKOM

... gambar tidak dimasukkan dalam halaman web ini!

Sedangkan untuk jasa sambungan internasional saat ini dilayani oleh dua perusahaan yaitu PT Indosat dengan kode akses 001 dan PT Satelindo dengan kode akses 008. Sesuai dengan UU N0.3/1989, Kepres No.8/1993, serta Kepmen N0.39/1993 yang mengatur bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN (dalam hal ini PT TELKOM dan PT Indosat), bahwa perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan (joint venture), kerjasama operasi (KSO), dan kontrak manajemen. Sehingga atas perusahaan-perusahaan swasta telekomunikasi di Indonesia, PT TELKOM mempunyai bagian saham di dalamnya. Gambaran menegenai bagian saham yang dimiliki PT TELKOM dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.

Produk Telekomunikasi

Perusahaan telekomunikasi di Indonesia pada umumnya menyediakan produk berupa jasa-jasa telekomunikasi, baik domestik maupun internasional. Jasa-jasa telekomunikasi yang ditawarkan meliputi sambungan tetap dan bergerak, komunikasi data, dan sewa sambungan, dan berbagai jasa bernilai tambah.

Jasa-jasa tersebut secara rinci sebagai berikut:

Teknologi Telekomunikasi

Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang cepat berkembang, seiring dengan berkembangnya industri elektronika dan komputer. Trend teknologi telekomunikasi ini semakin ke arah teknologi wireless (tanpa kabel).

Ada beberapa indikasi yang dapat dilihat pada proses perkembangan teknologi wireless. Indikasi tersebut adalah: beralihnya ke teknologi digital, semakin besar kapasitas, semakin sederhana perangkatnya, perluasan daya jangkau, keamanan dan privacy lebih baik, personalitas dan penambahan fasilitas yang lain.

Arah perkembangan teknologi wireless, semuanya menuju ke teknologi FPLMTS (Future Public Land Mobile Telecommunications System). Teknologi tersebut dapat didekati dari teknologi cordless, cellular maupun satelit. Evolusi teknologi telekomunikasi saat ini mempunyai kecenderungan untuk beralih via radio, optik atau satelit.

Teknologi wireless berbasis cordless

Ditinjau dari aplikasinya, teknologi wireless dapat dikategorikan menjadi dua yaitu : teknologi wireless untuk pelayanan tetap, dikenal dengan istilah WLL (Wireless Local Loop) atau juga disebut JARLOKAR (Jaringan Lokal Akses Radio) dan teknologi wireless untuk pelayanan jasa komunikasi bergerak, yang sifatnya terbatas disebut cordless maupun yang tidak terbatas, yang disebut mobile communication.

Perkembangan teknologi wireless, menyangkut beberapa aspek, yaitu aspek mekanisme aksesnya, aspek codingnya , aspek keamanan dan aspek pengembangan kapasitas untuk layanan pita lebar serta aspek standarisasi.

Teknologi wireless berbasis cellular

Teknologi selular didesain untuk aplikasi makroselular dan kerapatan lau-lintas yang terbatas. Oleh sebab itu teknologi ini memberikan solusi yang memadai untuk pembangunan jarlokar (Jaringan Lokal Akses Radio) di daerah suburban maupun rural. Tetapi yang perlu diingat adalah masalah keterbatasan kualitas suara dan alokasi frekuensi.

Terdapat sejumlah teknologi radio selular yang beroperasi sementara ini di seluruh dunia. Namun hampir tidak ada standard yang baku dalam teknologi tersebut. Hal ini ternyata membatasi pengembangan sistem radio selular itu sendiri, khususnya yang menyangkut masalah roaming

Berbeda dengan teknologi cordless, teknologi selular mempunyai kemampuan untuk mobilitas yang lebih tinggi dan cakupan yang lebih besar. Sebagai gambaran dari jaringan selular adalah sebagai berikut :

Struktur Lingkungan Industri Telekomunikasi di Indonesia

Untuk mengetahui trend industri telekomunikasi yang ada, kita harus mengetahui terlebih dahulu struktur lingkungan industrinya. Lingkungan Industri Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal perusahaan yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.

Perkembangan suatu industri tidak terlepas dari persaingan para pelaku didalamnya. Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan.

Menurut Michael Porter dalam bukunya Competitive Strategy, keadaan persaingan

dalam suatu industri tergantung lima kekuatan persaingan pokok, yaitu:

  1. Jasa Pengganti
    • macam-macam jasa subsitusi
    • perbedaan harga relatif antara jasa subsitusi dengan jasa telekomunikasi itu sendiri
    • kecendrungan pelanggan terhadap jasa subsitusi
    Jika ancaman barang subsitusi itu rendah maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap tinggi.
  2. Daya tawar pelanggan dan kondisi pasar
    • banyaknya pelanggan
    • pembagian pasar
    • sensitifitas pelanggan terhadap perubahan harga dan perubahan layanan
    Jika daya tawar pelanggan lemah, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut akan naik.
  3. Daya tawar pemasok
    • asal pemasok
    • konsentrasi pemasok
    • keberadaan input subsitusi
    jika daya tawar pemasok rendah, maka potensi keuntungan dalam industri akan naik.
  4. Kondisi persaingan antar perusahaan
    • pemain dominan
    • pemain lainnya
    • hubungan persaingan antar pemain
    • pertumbuhan industri
  5. Ancaman Pendatang baru
    • skala ekonomi
    • identitas merek
    • kebutuhan modal
    • kebijakan pemerintah
    Jika penghalang masuk dalam industri itu kuat, maka potensi keuntungan dalam industri tersebut tetap besar.

Gambar 2

ELEMEN ELEMEN ANALISA KOMPETITIF PORTER

... Gambar tidak dimasukkan dalam halaman web ini!

Penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Jasa Pengganti

Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan manusia satu dengan manusia lainnya melalui berbagai media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa telekomunikasi, misalnya:

  1. jasa transportasi
    kelebihan jasa ini adalah antara lain:
    • pengguna nantinya bisa bertatap muka secara langsung
    • proses komunikasi bisa berlangsung lebih efektif dan fleksibel
    kelemahan jasa ini adalah antara lain:
    • membutuhkan waktu yang cukup lama
    • membutuhkan tenaga yang lebih besar
    Dari segi biaya, secara umum jasa transportasi relatif lebih mahal dari jasa telekomunikasi.

  2. jasa pos
    kelebihan jasa ini adalah antara lain:
    • komunikasi yang ada terdokumentasi dengan baik
    • lebih mudah dilacak sumber informasi
    kelemahan jasa ini antara lain:
    • membutuhkan waktu yang lebih lama
    • tidak dapat berkomunikasi secara langsung

    Dari segi biaya, secara umum jasa pos relatif lebih murah dari jasa telekomunikasi.

  3. jasa pers
    kelebihan jasa ini antara lain:
    • lebih informatif
    • lebih nyaman
    kelemahan jasa ini antara lain:

    • informasi cenderung bersifat satu arah
    Dari segi biaya, secara umum jasa pers relatif lebih murah dari jasa telekomunikasi.
  4. internet
    Kehadiran internet ternyata mampu menyaingi dan mengimbangi operator telekomunikasi dunia, baik dari segi ekonomi maupun teknis. Internet mempunyai kelebihan dalam menampilkan informasi secara audio-visual. Namun sifat ancaman itu tidak bersifat penuh, karena internet tersebut masih menggunakan jaringan telekomunikasi untuk dapat tersambung. Yang menjadi ancaman adalah berkurangnya pendapatan operator telekomunikasi dari jasa sambungan jarak jauh dan sambungan internasional.

Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan pelanggan akan tetap menggunakan jasa telekomunikasi dalam hal kecepatan dan kemudahan berkomunikasi.

Daya Tawar Pelanggan dan Kondisi Pasar

Jumlah pelanggan telekomunikasi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Sebagai contoh, proyeksi P.T. Telkom untuk tahun 1997, permintaan telepon diperkirakan mencapai 1,3 juta. Namun ternyata baru bisa dipasok sekitar 1,2 juta dengan pembangunan sebanyak 184.000 SST. Artinya dengan penduduk sebanyak 33,5 juta jiwa, maka diproyeksikan pada akhir tahun nanti densitas telepon akan mencapai 2,45 SST per 100 penduduk. Sedangkan target pemerintah sampai akhir pelita VII (2005) akan memasang 14 juta saluran telepon , berarti ratio telepon akan mencapai 6,3 untuk 100 orang. Sedangkan untuk akhir pelita VIII (2009)bakal memiliki 21 juta saluran telepon dengan ratio 9 per seratus orang. Kalau dibandingkan misalnya padatahun 1996 Swedi (tertinggi dunia) sudah mencapai 68 per seratus orang, dan hongkong 54 per seratus orang.

Pelanggan di Indonesia pada umumnya tidak mempunyai daya tawar yang cukup kuat terhadap jasa telekomunikasi dasar ataupun jasa sambungan langsung internasional, karena tidak punya pilihan sarana telekomunikasi. Dan untuk jasa sambungan bergerak, pelanggan memang cukup banyak mempunyai pilihan, tetapi hanya terbatas pada pilihan-pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya.

Jadi melihat dari data-data di atas jelas potensi pasar jasa telekomunikasi cukup besar dan meningkat dari tahun ke tahun , apalagi di Indonesia banyak potensi pelanggan yang belum digarap.

Daya Tawar Pemasok

PT Telkom dan PTIndosat sebagai penyelenggara jasa saluran langsung internasional (SLI) memakai kabel serat optik, tidak saja untuk jaringan darat, tapi juga di laut. Dengan kemajuan teknologi yang sudah sedemikian pesat, jaringan kabel lama (tembaga) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi.Kebutuhan dalam negeri pada tahun 1997 mencapai kurang lebih 500.000 single core kilometer , sebenarnya produsen kabel serat optik dalam negeri telah mampu memasok kebutuhan nasional. Namun demikian kenyataannya lain, karena hampir sekitar 90% kebutuhan kabel serat optik dalam negeri masih diimpor dari luar negeri Sehingga pasokan untuk memenuhi kebutuhan kabel serat optik masih tergantung pada produsen luar negeri.Kondisi daya tawar PT TELKOM tidak terlalu lemah, karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan. Akan tetapi jika fluktuasi nilai tukar mata uang dalam negeri tidak stabil hal ini yang menjadi bumerang terhadap perusahaan telekomunikasi di Indonesia seandainya nilai tukar rupiah melemah.

Kondisi Persaingan Antar Perusahaan

Telah kita ketahui bersama bahwa pemain dominan dalam industri telekomunikasi di Indonesia sampai saat ini adalah PT TELKOM.Beberapa perusahaan telekomunikasi lainnya, yang di dalamnya PT TELKOM mempunyai bagian saham, yaitu:Telkomsel,Komselindo, Mobisel, Metrosel, Pasifik Satelit. Selain itu masih ada perusahaan telekomunikasi yang masih dalam tahap proposal, yang bergerak dalam bidang multimedia

Sedangkan struktur dan bentuk kerjasama antara perusahaan swasta dan BUMN (dalam hal ini adalah PT TELKOM dan PT Indosat), sesuai dengan UU No 3/1989, adalah sebagai berikut: Perusahaan swasta dapat menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar melalui kerjasama patungan, kerjasama operas, dan kontrak manajemen dengan PT TELKOM dan PT Indosat.

  1. Jasa telekomunikasi internasional yang sebelumnya merupakan monopoli PT Indosat, telah menjadi duopoli PT Indosat dan PT Satelindo.
  2. Jasa telekomunikasi domestik yang sedianya merupakan monopoli PT TELKOM saat ini dibagi dalam 7 wilayah, dimana 5 dari 7 wilayah dioperasikan oleh perusahaan swasta dalam KSO dengan PT TELKOM.
  3. Jasa telepon selular dioperasikan oleh pihak swasta, menggunakan sistem NMT 450, AMPS, GSM, dan dalam waktu dekat DCS-1800, dan PCN/PHS.
  4. Jasa non dasar sepenuhnya dijalankan oleh swasta
  5. Jasa GMPCS (Global mobile personal communication by satelindo) akan diatur sedemikian rupa sehingga pihak swasta dapat turut berpartisipasi.

Berdasarkan struktur dan bentuk kerjasama ini, sebetulnya persaingan yang terjadi dalam industri telekomunikasi bisa dikategorikan sebagai berikut:

  1. Untuk jasa telekomunikasi dasar yaitu jasa telepon sambungan tetap terdapat dua pemain yaitu TELKOM dan Ratelindo, bila dilihat dari struktur modal dan jaringan tampaknya TELKOM sangat menguasai pasar ini. Sehingga kondisi persaingannya menjadi tidak seimbang. Terlebih lagi ratelindo menggunakan teknologi radio yang sifat sambungannya tidak stabil dan sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Dan TELKOM mempunyai hak monopoli terhadap jasa telekomunikasi dasar ini hingga tahun 2006.
  2. Untuk jasa telekomunikasi sambungan internasional terdapat dua pemain, yang boleh dikatakan sebagai duopoli, yaitu Indosat dengan 001-nya dan satelindo dengan 008-nya. Persaingan antara keduanya tidak terlalu ketat, namun cukup bersaing dalam memperubutkan pasar, yang terlihat dari promosi yang mereka lakukan.
  3. Untuk jasa telekomunikasi sambungan bergerak terdapat banyak pemain, yang masing-masing menggunakan teknologi yang berbeda. Persaingan dalam kategori ini sangat ketat, terlihat dari promosi yang mereka lakukan dalam memperebutkan pelanggan baik melalui kemudahan berlangganan, teknologi yang ditawarkan, harga, maupu nilai tambah lainnya.

Ancaman Pendatang Baru

Bisnis pertelekomunikasian merupakan bisnis yang dinamik, menarik, multi aspek,dan pelopor dalam ekspansi global. Di sisi lain pelbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor telekomunikasi merupakan sektor bisnis yang paling diminati oleh perusahaan multi nasional dalam kerangka ekspansi dan globalisasinya Ini terjadi baik dalam rangka swastanisasi maupun dalam konteks aliansi strategis antar pelaku di negara maju maupun dalam ekspansi ke negara berkembang. Berdasarkan kebijakan pemerintah struktur pasar jasa telekomunikasi sudah diatur sedemikian rupa sehingga perusahaan-perusahaan yang akan masuk dalam industri ini akan mengalami kesulitan. Di samping itu perusahaan-perusahaan yang ada sudah memiliki identitas merek yang biasanya merupakan nama dari perusahaan itu sendiri ataupun jasa yang ditawarkan sebagai unggulan. Misalnya : 001 Indosat, 008 Satelindo, Satelindo GSM, Telkomsel GSM, Pasopati, dan lain-lainnya.

Modal yang dibutuhkan untuk memasuki industri ini sangat besar, mengingat mahalnya teknologi yang digunakan dan biaya pembangunan jaringan yang luas. Sehingga yang dapat masuk ke industri ini adalah pengusaha-pengusaha bermodal besar ataupun perusahaan-perusahaan raksasa yang telah mapan.

Jadi dengan kondisi tersebut di atas, maka kecil kemungkinannya pendatang baru untuk dapat memasuki industri ini, karena banyaknya barrier to entry, yang sengaja dibuat agar tidak meruntuhkan pemain yang sudah ada.

 

KESIMPULAN

Setelah menganalisa data-data dan informasi dalam setiap elemen struktur industri telekomunikasi maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai prospek dan trend yang terjadi dalam industri telekomunikasi, yaitu:

  1. Trend teknologi telekomunikasi di masa datang akan mengarah ke teknologi digital
  2. Potensi pelanggan dalam industri telekomunikasi di Indonesia cukup besar,sehingga hal ini sungguh menarik untuk memasuki industri ini.
  3. Dengan luasnya pasar yang ada, pemain yang terbatas,daya tawar pelanggan yang relatif lemah,serta tingginya barrier to entry, maka potensi keuntungan yang bisa diraih cukup menjanjikan.
  4. Dengan potensi profit yang menjanjikan tersebut, maka prospek pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia sangat bagus.
 

DAFTAR PUSTAKA

Ali Maxi. "Internet Akan Saingi Monopoli Telepon," Bisnis Indonesia, November 1997
Ardiansya, Samantha. "Persaingan Gaet Pelanggan Makin Ketat," Bisnis Indonesia, 1997
"Bandung Declaration on Telecommunications," http://www.indobiz.com/company/warta
Bhinekawati, Risa. "Arah Kebijakan Pemerintah dan Struktur Telekomunikasi," Bisnis Indonesia, 27 oktober 1997
Djatmiko, Harmanto Edy. "Peran Swasta Makin Dibutuhkan pada Jasa Telekomunikasi," Bisnis Indonesia, 17 November 1997
Hidranto, Firman dan Mulyana, Asep Mh. "Beban Baru Konsumen di Awal Tahun," Bisnis Indonesia, 24 Desember 1997
Hidranto, Firman. "Mengincar Multimedia via Satelit Broadban," Bisnis Indonesia
Hidranto, Firman. "Jaringan Serat Optik Bakal Gusur Kabel Tembaga," Bisnis Indonesia, 7 April 1997
Hidranto, Firman. "1998, Tahun Konsolidasi Telekomunikasi," Bisnis Indonesia, 24 Desember 1997
Nurkholis. "Posisi Industri Telekomunikasi Menjelang Perdagangan bebas," Republika
Purnomo, Hari Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi : Sebuah Konsep Pengantar. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 1996
Sindhunata, Beni. "Bisnis Telekomunikasi Indonesia Surga bagi Siapa," Republika,11 Desember 1997
Sutarno. "Jaringan ISDN Bakal Rombak Sistem Kerja Dunia Bisnis," Bisnis Indonesia
"Telekomunikasi : Ramai-Ramai Mengincar PCS," http://www.indobiz.com/company/warta
TELKOM, 1996 Annual Report on Form 20-F, TELKOM, Bandung, 1996
TFK. "Prospek Pemasaran Indosat dengan 001-nya," Bisnis Indonesia, Mei 1996

Copyright © 1998 Muhamad Shiroth and Nur Mohammad Amin
Copyright © 1998
Akademika WebSite by Muhamad Shiroth
All rights reserved.

111.11.1100011.10001110001.01001

Ke menu my writingKembali ke atas