Monumen Digulis, yang terdapat di bundaran Universitas
Tanjungpura di Jalan Ahmad Yani Pontianak, diresmikan pada 10 November
1987 oleh Gubernur Soedjiman. Monumen yang berbentuk sebelas tonggak bambu
runcing tersebut didirikan untuk memperingati sebelas pejuang daerah Kalimantan
Barat sebagai pahlawan perintis kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah:
Gusti Soeloeng Lelanang, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal
dibunuh tentara Jepang di Mandor tahun 1942.
Moehammad Sohor, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal dalam pembuangan
di Boven Digul.
Gusti Djohan Idrus, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal dalam
pembuagan di Boven Digul.
Gusti Moehammad Situt Machmud, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal
akibat agresi Jepang di Mandor.
Achmad Marzuki, asal Pontianak, meninggal dunia karena sakit dan
dimakamkan di makam keluarga.
Haji Rais bin H. Abdurahman, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal
akibat agresi Jepang di Mandor.
Gusti Hamzah, asal Kabupaten Ketapang, meninggal akibat agresi Jepang
di Mandor.
Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal
akibat agresi Jepang di Mandor.
Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal eks Kewedanaan Ngabang,
meninggal dalam pembuangan di Boven Digul.
Ya' Moehammad Sabran, asal eks Kewedanaan Ngabang, meninggal dunia
karena sakit.
Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman, asal
Kampung Melapi, Kapuas Hulu, meninggal dunia tanggal 7 September 1987 di
Putussibau.
Kesebelas putra daerah ini, bersama 3 pejuang kemerdekaan yang berasal
dari luar Kalimantan Barat, melalui Surat Keputusan Menteri Sosial Republik
Indonesia, dikukuhkan sebagai perintis pejuang kemerdekaan. Nama-nama mereka
juga diabadikan sebagai nama-nama jalan di wilayah Kotamdya Pontianak.