==========================================================================
TADZKIRAH (PERINGATAN )
Tadzkirah ini kami sampaikan kepada ummat Islam Indonesia sebagai
perwujudan kepedulian kami terhadap nasib dan masa depan kita
bersama,
............ ummat Islam Indonesia. Dan bahwa jalan keluar itu
hanya
satu,.............. kembali kepada pegangan kita, yaitu Al Qur’an
dan As
Sunnah Rasulillah shallallaahu ‘alayhi wa sallam. Semoga Allah
memberikan pertolongan kepada kita agar selamat dari musibah ini
menuju
kepada Sirothol Mustaqim.
Wahai Ummat Islam !!!
Marilah kita telusuri ulang rangkaian sejarah yang menimpa kepada
kita,
ummat Islam Indonesia, jejak-jejak yang masih jelas, luka-luka
menganga
yang masih perih, dan akibat-akibat yang mungkin masih akan
berlanjut.
Berawal dari runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada bulan maret 1924,
dari
sanalah titik awal terjadinya musibah demi musibah yang terus
berlanjut
menimpa ummat Islam di seluruh dunia, termasuk ummat Islam
Indonesia.
Penjajahan terhadap ummat Islam Indonesia oleh kafir salibis
Belanda dan
musyrikin Jepang merupakan awal rangkaian sejarah tragis ummat
Islam
Indonesia. Setelah masa penjajahan panjang beratus tahun, lembaran
demi
lembaran diwarnai dengan tumpahnya darah para syuhada’, dengan
idzin dan
pertolongan Allah subhaanahu wa ta’aalaa, maka kaum muslimin berhasil
mengusir kafir salibis Belanda dan musyrikin Jepang dari bumi Ummat
Islam Indonesia.
Maka pada saat itulah sebenarnya kaum muslimin mempunyai peluang
yang
amat besar dan luas untuk melaksanakan hak-haknya yaitu
melaksanakan
hukum-hukum Islam. Tetapi peluang emas itu akhirnya justru berubah
menjadi musibah baru sebagai lanjutan dari musibah sebelumnya.
Yaitu
ketika Ummat Islam lengah, sehingga mereka akhirnya tidak punya
kesempatan sama sekali untuk melaksanakan hukum Islam. Musibah
kedua
ini, berlanjut di zaman rezim orde lama pimpinan Sukarno.
Musibah pada zaman orde lama ini ialah dengan tumbuh suburnya
ajaran
komunis yang diberi ruang hidup leluasa oleh Sukarno, sehingga
mereka
dengan pongah menggilas ummat Islam dan mendesak pemerintah Sukarno
untuk menggusur satu demi satu organisasi Islam yang merupakan
musuh
utamanya. Apalagi mereka didukung oleh Sukarno dengan upayanya
untuk
menyatukan paham nasionalisme, komunisme dan agama yang kemudian
dikenal
dengan Nasakom. Paham ini yang dijadikan sebagai buldoser untuk
menggulung seluruh lawan politiknya yaitu ummat Islam, sebuah
eksperimen
yang berakhir dengan tragedi tragis Lubang Buaya.
Kemudian pada babak berikutnya kaum muslimin dengan idzin dan
pertolongan Allah berhasil menumbangkan Orde Lama. Kembali ummat
Islam
menyangka dan menaruh harapan bahwa Orde Baru merupakan karunia
Allah
yang akan membawa tegaknya Islam. Tetapi dalam perjalanannya justru
Orde
Baru merupakan kelanjutan musibah dari musibah sebelumnya, bahkan
musibah ini lebih parah dan dahsyat.
Orde Baru di bawah kendali Soeharto dengan memperalat kekuatan ABRI
dan
mempercayakan penggodokan strategi kepada CSIS yang notabene mereka
itu
adalah terdiri dari kaum pemikir (think tank) sekuler, kafir China
dan
kafir salibis. Strategi ini merupakan palu godam dan racun yang
sangat
merusak Aqidah Ummat Islam dan sama sekali membunuh cita-cita
tegaknya
Islam di Indonesia. Diantara dosa-dosa besar Orde Baru di bawah
Soeharto terhadap Ummat
Islam adalah :
1. Undang-Undang
perkawinan yang bertentangan secara
diametral dengan
hukum Islam, sehingga ditentang oleh Ummat Islam dengan
demonstrasi.
2. Ketetapan Pancasila
sebagai Asas Tunggal bagi semua partai politik
dan ormas. Ini jelas merupakan perbuatan syirik yang dipaksakan
Orde
Baru Soeharto kepada Ummat
Islam. Modus-nya sama dengan yang ditempuh
oleh Soekarno dengan nasakom-nya. Dan sebagaimana nasakom
membuahkan
tragedi Lubang Buaya maka asas tunggal ini melahirkan tragedi
banjir
darah pada peristiwa Tanjung Priok 1984.
3. Larangan adanya partai
politik yang memungkinkan wujudnya
kepemimpinan Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ini
merupakan strategi yang dengannya benar-benar menutup pintu usaha
ditegakkannya kepemimpinan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai
kewajiban penting ummat Islam terhadap Allah dan Rosul-Nya.
4. Doktrin yang menyatakan
bahwa semua agama adalah sama dan doktrin P4
yang jelas-jelas merusak Aqidah Ummat Islam serta bertentangan
dengan
aqidah Islamiyah.
Langkah-langkah berdarah Soeharto dengan Orde baru-nya dengan
memperalat
ABRI benar-benar berusaha semaksimal mungkin untuk menghalangi
berlakunya hukum Islam bagi ummat Islam Indonesia yang merupakan
mayoritas mutlak di bumi Indonesia. Ini bukan hanya merupakan
fenomena
tetapi fakta nyata kebencian mereka terhadap Islam dan ummat Islam.
Masalah vital lain yang terjadi pada zaman Orde Baru- Soeharto
adalah
buruknya perekonomian Indonesia, dimulai dari adanya monopoli
ekonomi
oleh dinasti Soeharto (anak-anak, kerabat dan orang-orang
dekatnya),
hutang luar negeri (kepada antek-antek Yahudi) yang mau tidak mau
menjadi beban rakyat, korupsi yang terus mengakar hingga jajaran
birokrasi yang paling rendah, sistem ekonomi yang sama sekali tidak
berpihak kepada rakyat kecil, kemudahan, kesempatan dan
perlindungan
usaha yang diberikan secara berlebihan dan tidak fair kepada warga
negara keturunan sehingga jurang kesenjangan ekonomi antara
penduduk
pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan Cina yang mayoritas
kafir
amat nyata dan menganga, sehingga memicu kerusuhan dan penjarahan
yang
menodai kesucian ummat Islam Indonesia sebagai ummat yang beradab.
Wahai Ummat Islam !
Sadarilah bahwa sebab terjadinya musibah orde lama adalah karena
kita
lengah dan tidak mensyukuri nikmat Allah ketika hengkangnya kafir
salibis Belanda dan
musyrikin Jepang. Adapun musibah orde baru karena
ummat Islam tidak satu kata dan satu sikap dalam menghadapi komunis
dan
Sukarnois, demikian pula musibah yang paling akhir ini, dikarenakan
ummat Islam lebih mendahulukan pertimbangan ke-mashlahat-an duniawi
daripada pertimbangan prinsip, akibatnya grafik kualitas ummat
Islam
Indonesia terus menukik tajam ke bawah sehingga tiada satu suara
pun
dalam gelombang aksi reformasi yang berdengung menggemakan tuntutan
kembali kepada solusi Islam. Sungguh,...kita benar-benar layak
bersedih
!!!
Selama ini kita hanya mengisi negara Indonesia dengan kebathilan
demi
kebathilan yang sama sekali bertentangan dengan hukum Islam. Itulah
bentuk kekufuran akan nikmat Allah yang kita lalaikan.
Kita wajib segera menyadari kesalahan dan kekeliruan kita dalam
masalah
ini. Kita wajib mengisi negara ini dengan mengamalkan tata aturan
hidup
bernegara yang berdasarkan kepada Al-Qur-aan dan Sunnah Rasulillaah
shallallaahu ‘alayhi wa sallam.
Sehingga berlakulah firman Allah :
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara
kaaffah (secara keseluruhan baik lahir maupun bathin, aqidah maupun
syari’ah). Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaithon,
karena sesungguhnya syaithon itu musuh yang nyata bagi kalian “
(Al-Baqarah : 208 ).
Wahai Ummat Islam !
Siapapun yang berkuasa di
Indonesia, maka kita harus menyadari bahwa
perjuangan selanjutnya harus diarahkan untuk merintis dan menapaki
jalan
bagi tegaknya hukum Islam, dalam arti negara karunia Allah ini
harus
berdiri di atas dasar al Qur’an dan as Sunnah, tidak ada tawaran
lain.
Hanya inilah yang dapat menyelamatkan bangsa Indonesia dari
degradasi
(musibah demi musibah yang membawa kepada kehancuran). Para ulama,
muballigh dan para ustadz harus menyadarkan muslimin awam tentang
hal
ini, sehingga arah dan tujuan perjuangan ini dapat merata dipahami
dan
disadari oleh ummat Islam.
Pilihan bagi kita hanya dua :
1. Hidup di dalam negara
yang berdasarkan Al Qur’an dan As
Sunnah atau
2. Terus memperjuangkan
tegak dan berlakunya hukum yang berlandaskan
kepada Al Qur’an dan As Sunnah secara menyeluruh.
Jika kalian menolong Dien (Agama Allah) pasti Allah akan menolong
kalian, dan memantapkan pendirian kalian. Muhammad ayat 9.
Pilihan di luar itu merupakan kehinaan di dunia dan kemurkaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Selanjutnya wahai ummat Islam Indonesia,... marilah kita sadar,
........... kemudian kita pelihara dan kita tingkatkan kesadaran
kita
dengan mencari solusi / jalan keluar / makhraj yang memungkinkan
ummat
ini menemukan jati dirinya sebagai ummat pilihan yang ditampilkan
oleh
Allah di tengah ummat manusia, yaitu dengan membentuk wadah yang
mampu
merangkum potensi-potensi ummat dan mengolah potensi-potensi
tersebut
menjadi kekuatan demi ‘izzul Islaam wal Muslimiin.
Kepada para ‘alim/faqih/ulama, ...... marilah kita menyadari bahwa
Allah
telah mengambil janji kepada para ‘ulama untuk menjelaskan al-haq
(kebenaran) kepada manusia dan untuk tidak menyembunyikannya.
Mari kita isi tanggung jawab yang penuh dengan kesulitan dan
penderitaan
tersebut untuk memberi suluh kepada ummat, ...... Sungguh, itu
hanyalah
sebuah kesulitan singkat dengan balasan kemuliaan dan kenikmatan
abadi
di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Janganlah kita mengikuti ‘aib ummat sehingga rusaklah mereka dan
juga
kita sekalian. Marilah kita singkap tabir syubuhaat yang
membingungkan
ummat agar mereka mampu memahami yang haq itu adalah haq dan yang
bathil
itu adalah bathil dan marilah kita bimbing mereka untuk keluar dari
belenggu syahawaat agar
tumbuh tekad mereka untuk melaksanakan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya dan agar tumbuh jiwa pengorbanan
mereka
untuk seia sekata menuju masa depan tegaknya syari’at Allah.
Wahai ummat Islam Indonesia .......
Kembalilah kepada para ‘ulama yang lurus, taatilah bimbingannya,
ikutilah suluhnya, dan jangan kalian meninggalkan mereka dan jangan
mau
dipisahkan dari mereka. Ketahuilah oleh kalian ulama yang lurus
aalah
pewaris para Nabi ; mengikuti dan membela mereka akan menjadikan
kalian
terhormat, memiliki ‘izzah dan tidak diremehkan serta dihinakan
oleh
lawan. Kalian akan mencicipi bagaimana nikmat-nya memiliki harga
diri
sekalipun hidup penuh kesulitan, berdiri dengan kepala tegak untuk
menentang kebathilan, melangkah tegap menghancurkan kedholiman.
Sebaliknya jika kalian meninggalkan mereka, kesengsaraan, kesulitan
dan
kehinaan seperti sekarang ini pasti akan terulang lagi dan
keadaannya
pasti lebih buruk, sekalipun kalian tidur di atas kasur kekayaan
dengan
berselimutkan kemewahan. Marilah kita ambil ‘ibrah dari musibah
ini,
kalau tidak maka musibah yang sama akan menimpa kita dan kita akan
mewariskan kehinaan itu kepada generasi kita. Na’uudzu billaahi min
dzaalik.
Bumi Allah, 26 Muharam 1419 Hijriah / 23 Mei 1998.
Dari Hamba Allah :
ABDULLAH SUNGKAR
ABU BAKAR BA’ASYIR