Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 

 

 

 

 

Dzikir oh dzikir
 

 

 

 


> Dzikirlah yang kami amalkan

> Hati kami jadi tenang

> Walau dimusuhi oleh setan

> Hati kami takkan goncang

>

> Maha Agunglah Asma Nya

> Maha besarlah kasih Nya

> Ahli dzikir kepada Nya

> Paling dicinta oleh Dia

>

> Mati dalam husnul khotimah

> Harapan insan beriman

> Banyak-banyaklah dzikirullah

> Agar tetap dalam iman

>

> Tanda orang cinta Allah

> Cinta kepada dzikirullah

> Siang dan malam dzikirullah

> Allah...Allah...Allah...Allah

 

 

 

Assalamu'alaikum

 

Dipandang dari segi sains (pengetahuan lintas sekte-sekte aliran

dalan tasawuf Islam, dzikir dinilai sebagai salah satu metode

khas Islam untuk mencapai suasana tertentu dalam perjalanan

mendekatkan diri kepada Allah.

 

Secara umum, dzikir dilakukan dengan berulang-ulang mengucapkan

salah satu dari: Allah atau salah satu dari Asma'ul husna, la

illaha ilallah, la haula wa la quwwata illa billah, surat-surat

pendek dari al-Qur'an dll. Semuanya bernuansa sama, yaitu

mengingat Allah dengan segala Sifat-sifat-Nya. Pengucapan

dilakukan dengan suara keras, atau hanya di dalam hati. Sambil

mengulang-ulang dzikir itu, orang ada yang duduk tenang bersila

dalam posisi (postur) tertentu, dengan atau tanpa disertai

pengaturan napas. Ada kalanya, dzikir dilakukan dengan gerakan

anggota tubuh tertentu, bahkan dengan gerakan-gerakan bela-diri,

atau tarian dan musik [dilakukan oleh beberapa aliran sufi di

Mesir dan Turki]. Pemusatan pikiran sangat diperlukan dalam

dzikir.

 

Saya dapat menceritakan lebih banyak keragaman cara dzikir,

tetapi yang saya maksud disini ialah sekedar membeberkan adanya

keragaman yang tak terhitung, jangan sampai di antara kita ada

fanatisme bahwa hanya ada satu cara yang baik. Seorang mursyid

bisa saja menerapkan metode yang berbeda pada murid yang

berlainan. Ini adalah karena tiap orang itu spesifik; bagi orang

tertentu, baginya ada metode yang lebih cocok. Nabi sendiri

mengajarkan dzikir dengan suara keras kepada sebagian sahabatnya,

dan dzikir tak bersuara kepada sahabat lainnya.

 

Fungsi dzikir adalah untuk memusatkan perhatian kepada satu hal

saja, yaitu keberadaan Allah. Pemikiran atau bayangan-bayangan

selain Allah harus dihilangkan. Dilakukannya perbuatan lain

selain pengucapan, adalah sekedar untuk membantu pemusatan

(penyatuan), hingga pada akhirnya kita dapat mencapai keadaan

ekstasi. Dalam keadaan ini, panca-indera kita mati beberapa saat,

dan kita mulai dapat "melihat" kebenaran dari Allah.

 

Dzikir berfungsi pula sebagai genderang peringatan yang selalu

ditabuh keras-keras di dalam hati, agar ketika kita memasuki

ekstasi, kita tidak tersasar atau salah masuk. Dzikrullah

menuntun hati agar tidak terlepas dari jalur menuju Allah.

 

Dzikrullah perlu dijadikan kebiasaan. kalau kita melakukannya di

setiap saat, ketika berdiri, berjalan, duduk, tidur (!), ketika

bekerja, ketika istirahat, ketika makan, minum dll. Jika kita

membiasakannya, dzikir itu akan terus berlangsung dengan

sendirinya meskipun kita tidak menyadarinya.

 

Tetapi itu semua hanya sekedar hasil olah pikir dari pengalaman

dan bacaan. Benar-tidaknya, wallahu a'lam bish shawab.

 

Wassalam,