Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Sign My Guestbook / Isi Buku Tamu Saya
View My Guestbook / Lihat Buku Tamu Saya

Send a letter to Zamroni / Kirim surat ke Zamroni ( zam_r@hotmail.com )

The link to Bulu tangkis/ Badminton

Surat kabar Kompas > Sport

Pemain unggulan All England 2001

Varia olah raga Kompas

Tabloid Bola

Bola > Bulu tangkis/ Badminton

Surat kabar Jawa Pos > Olah raga

print edition mailing list cyberstore about us ad info

 

 

SPORTNEWS
Cover BOLA
Dialog
Usul-Usil
Bela Diri
Bulutangkis
Basket
Galeri
Tenis
Tenis Meja
Tinju
Si Gundul

BALAP

OLE! Internasional
Liga Inggris
Liga Italia
Liga Spanyol
Liga Prancis
Liga Jerman
Liga Belanda
Fokus
Liga Champion
Pra-Piala Dunia
Uji Coba
Piala UEFA
Dari Dekat

OLE! Nasional

KLASEMEN

All England
Motivasi Tambahan untuk Wawan

Berbeda dengan sebelumnya, Hendrawan datang ke turnamen bulutangkis All England, yang berlangsung di National Indoor Arena (NIA), Birmingham, 7-11 Maret ini, didampingi Silvia Anggraini. Kehadiran wanita yang dinikahi 6 Januari lalu diharapkan bisa menyuntik semangat andalan tunggal putra kita itu.

Hendrawan
Hendrawan, ingin bermain santai tanpa beban.
 
“Silvi ikut dan diharapkan bisa menambah motivasi saya,” ujar Wawan, sapaan akrab Hendrawan, yang diunggulkan di tempat keempat.

Dengan tambahan motivasi ini, ia berharap bisa berbicara banyak di turnamen bergengsi itu. Syukur-syukur bisa sampai ke tangga juara.

Cuma, ia sendiri mengaku persiapannya kurang maksimal. Fisik dirasa masih kurang, terutama setelah libur panjang selama dua bulan dan baru latihan lagi pada pertengahan Februari lalu.

“Kendala saya cuma di fisik. Fisik saya memang belum pulih benar. Kondisi hanya 70 persen, padahal saya termasuk orang yang membutuhkan persiapan lama. Yang lain, termasuk permainan, tak ada masalah,” ucap perebut perak Olimpiade Sydney 2000.

Tidak Mau Tegang
Dibandingkan dengan Olimpiade Sydney, September lalu, Wawan mengaku kondisi fisiknya lebih buruk. Untuk mengimbangi kekurangan fisiknya, ia mengaku tidak akan membebani mentalnya dengan ketegangan. Tidak seperti di Sydney, ketika fisiknya siap 100 persen, tapi ia merasa amat tegang.

Setelah Olimpiade, ia memang tidak ikut turnamen lagi, kecuali kejurnas di Banjarmasin, Januari. Itu pun ia tidak selalu dimainkan oleh klubnya, Tangkas.

“Sekarang untuk menutupi kekurangan fisik, saya akan lebih menikmati permainan. Enjoy saja dan tidak mau tegang kayak dulu. Biar begitu saya tetap tak mau kalah. Saya tetap ingin juara,” lanjut lelaki asal Malang itu.

Dari daftar undian, Wawan berada di grup bawah bersama juara bertahan Xia Xuanze. Jika tak ada aral melintang, seharusnya mereka bertemu andalan Cina itu di semifinal.

Di babak pertama, Wawan bertemu Andrew Dabeka. Di atas kertas, ia seharusnya bisa melewati pemain asal Kanada itu. Ia sendiri cukup beruntung karena calon lawannya di babak kedua, Yong Hock Kin (Malaysia), mundur karena cedera. Kemungkinan besar Wawan bakal bertemu Chen Hong (Cina) di babak 8-Besar.

Sementara itu di grup atas, perjuangan Taufik Hidayat bisa dibilang lebih berat. Kalau langkahnya mulus, unggulan kelima ini bakal menghadapi juara Olimpiade Sydney, Ji Xinpeng (Cina) di perempatfinal. Dan di grup itu pula bertengger unggulan teratas dan juara 1999, Peter Gade Christensen dari Denmark.

“Saya sih tetap tanpa target di All England ini. Kalau saya turun di Korea Terbuka (Januari), pasti peringkat dan unggulan saya lebih baik,” ujar runner-up 1999 dan 2000, yang tak bisa tampil di Korea karena menjalani skorsing PBSI.

Langkah pemain Indonesia lainnya pun cukup berat. Budi Santoso misalnya, diskenariokan bertemu Xuanze di babak ketiga atau Marlev Mainaky, yang dijadwalkan bertemu andalan Malaysia, Ong Ewe Hock, di babak yang sama.
-Rahayu Widiyarti/Foto: Erly Bahtiar-

Daftar Unggulan
Tunggal Putra
1. Peter Gade Christensen (Den)
2. Xia Xuanze (Chn)
3. Ji Xinpeng (Chn)
4. Hendrawan (Ina)
5. Taufik Hidayat (Ina)
6. Roslin Hashim (Mas)
7. Marleve Mainaky (Ina)
8. Kenneth Jonassen (Den)
9. Richard Vaughan (Wal)
10. Pulella Gopichand (Ind)
11. Anders Boesen (Den)
12. Chen Hong (Chn)
13. Lee Hyun-il (Kor)
14. Ong Ewe Hock (Mas)
15. Johan Hadikusuma (Ina)
16. Budi Santoso (Ina)

Tunggal Putri
1. Camilla Martin (Den)
2. Gong Zhichao (Chn)
3. Dai Yun (Chn)
4. Gong Ruina (Chn)
5. Wang Chen (Hkg)
6. Zhou Mi (Chn)
7. Kanako Yonekura (Jpn)
8. Marina Andrievskaya (Swe)

Ganda Putra
1. Flandi Limpele /Eng Hian (Ina)
2. Jens Eriksen/Jesper Larsen (Den)
3. Choong Tan Fook/Lee Wan Wah (Mas)
4. Martin Lundgaard Hansen/Lars Paaske (Den)
5. Simon Archer/Nathan Robertson (Eng)
6. Michael Sogaard/Jim Laugesen (Den)
7. Michael Lamp/Jonas Rasmussen (Den)
8. Zhang Wei/Zhang Jun (Chn)

Ganda Putri
1. Helene Kirkegaard/Rikke Olsen (Den)
2. Mette Schjoldager/Ann-Lou Jorgensen (Den)
3. Chen Lin/Jiang Xuelian (Chn)
4. Majken Vange/Pernille Harder (Den)
5. Carmelita/Deyana Lomban (Ina)
6. Megumi Oniike/Kaori Mori (Jpn)
7. Nicole Grether/Nicole Pitro (Ger)
8. Xu Li/Qian Hong (Chn)

Ganda Campuran
1. Michael Sogaard/Rikke Olsen (Den)
2. Zhang Jun/Gao Ling (Chn)
3. Jens Eriksen/Mette Schjoldager (Den)
4. Chen Qiqiu/Chen Lin (Chn)
5. Mathias Boe/Britta Andersen (Den)
6. Bjoern Siegemund/Nicol Pitro (Ger)
7. Simon Archer/Gail Emms (Eng)
8. Russell Hogg/Kirsteen McEwan (Sco)

>> Kembali ke Atas

Flandi Limpele/Eng Hian
Unggulan Pertama Bukan Beban

Flandi Limpele/Eng Hian Berbanggalah Indonesia karena memiliki pemain yang diunggulkan di urutan pertama pada turnamen All England. Ganda putra Flandi Limpele/Eng Hian menjadi satu-satunya unggulan pertama yang bukan berasal dari Denmark.

Sebagai unggulan teratas untuk pertama kalinya, apalagi dari nomor yang amat diandalkan untuk merebut gelar ini, jelas memberikan beban tersendiri bagi Flandi/Eng Hian. Terlebih lagi mereka bisa disebut sebagai pasangan yang belum stabil karena tak jarang kalah dari pasangan yang “bukan-bukan”. Namun, mereka mengaku tidak mau menaruh beban di pundak.

“Unggulan pertama bukan berarti beban untuk juara, walaupun target pribadi saya jelas juara,” ungkap Didik, sapaan akrab Eng Hian. “Unggulan itu berdasarkan peringkat. Dan peringkat tidak menjamin kualitas karena banyak pasangan kuat yang dipecah atau tidak ikut banyak turnamen.”

Pasangan Dipecah
Kalau tak ada kejutan, Flandi/Eng Hian diskenariokan bertemu duet Denmark, Michael Lamp/Jonas Rasmussen di 16-Besar. Pasangan inilah yang menjegal Flandi/Eng Hian di babak serupa turnamen Korea Terbuka, Januari silam.

“Waktu di Korea, kondisi kami memang kurang bagus karena cuma latihan dua hari setelah pulang dari Kopenhagen Master,” lanjut Didik, yang mengaku mempunyai kendala soal konsentrasi.

Ia sendiri merasa cukup beruntung karena banyak pasangan kuat yang dipecah, sehingga membuka peluangnya untuk berbicara banyak. Pasangan yang dipecah antara lain adalah rekannya yang juara Olimpiade Sydney, Candra Wijaya/Tony Gunawan. Candra diduetkan dengan Sigit Budiarto, sedangkan Tony dengan Halim Haryanto.

Bukan cuma itu. Pasangan-pasangan tangguh Korea pun dipecah. Ha Tae-kwon dipisah dari Kim Dong-moon dan dipasangkan dengan Chung Jae-sung. Ganda nomor satu dunia, Yoo Yong-sung, juga dipecah dari Lee Dong-soo dan diduetkan dengan Jung Sung-gyun.

Menurut Didik, pemecahan pasangan ini membuat kekuatan mereka makin sulit ditebak. Sementara itu, Tony berpendapat ada keuntungan dan kerugian dari pemisahan pasangan Korea itu.

“Keuntungan karena mereka jadi tidak diunggulkan dan kekuatan berkurang. Mungkin tujuan mereka untuk mengangkat pemain junior. Kerugiannya juga ada karena kita tidak bisa mengukur kekuatan dengan bertemu pasangan tangguh,” kata Tony. (yuk)

>> Kembali ke Atas

Cedera di Kubu Malaysia

Malapetaka menimpa kubu Malaysia. Dua andalan tunggal putra negeri jiran ini, Wong Choong Hann dan Yong Hock Kin, terpaksa absen di All England karena cedera. Akibatnya, Malaysia bisa tak berharap banyak bahwa para pemainnya bisa mencetak prestasi manis di National Indoor Arena, Birmingham.

“Secara khusus saya tidak memberi target pada mereka. Saya sendiri baru beberapa waktu melatih di sini. Masih banyak hal baru yang sedang saya coba terapkan kepada pemain,” ujar pelatih Malaysia asal Indonesia, Indra Gunawan.

Sebagai ganti, Malaysia menurunkan pasukan muda. Tujuannya tentu memberi kesempatan kepada mereka untuk mencari pengalaman.

“Namun, bukan berarti mereka hanya sebagai penggembira. Yeoh Kay Bin, Lee Tsuen Seng, dan Ismail Saman saya harap bisa semakin matang. Yang senior, seperti Ong Ewe Hock, tetap berbahaya, meski sulit untuk merebut gelar. Wong Choong Hann juga akan absen karena masih cedera,” lanjut Indra.

Karena Choong Hann absen, Malaysia sebenarnya berharap pada Hock Kin. Ternyata, cedera pun menghajar Hock hanya beberapa hari sebelum turnamen ini berputar, 7-11 Maret.

Saat berlatih di National Sports Institute, Bukit Jalil, pekan lalu, otot kaki Hock Kin tertarik. Akibatnya, ia juga bakal absen di turnamen Swiss Terbuka.

"Dia terpaksa mundur karena cedera itu. Kami tak punya pilihan selain membatalkan keberangkatannya kedua turnamen bintang empat itu,” kata pelatih asal Korsel, Park Joo-bong, seperti dikutip Bernama.

Absennya Choong Hann dan Hock Kin memang membuat peluang Malaysia untuk mengukir sukses jadi lebih berat, walaupun mereka masih punya Ewe Hock, Saman, Roslin Hashim, Ramesh Nathan, dan M. Hafiz Hashim. (irw/yuk)

>> Kembali ke Atas

 

©Copyright Tabloid BOLA. All rights reserved
Logo and website content are trademarks of PT.Tunas Bola

Kembali ke Atas