MENENGOK SEJARAH PEMIMPIN WANITA
Sejarah hanyalah sebatas fakta, dan fakta bukanlah sesuatu yang bisa dijadikan rujukan karena tidak selalu bernilai benar. Hal ini terbukti dari sejarah itu sendiri, naiknya tokoh-tokoh wanita-Ratu Balqis, Putri Sajaratud Durr maupun para sultahanah Aceh(Sulthanah Khadijah, Maryam maupun Fatimah- di atas kursi kekuasaan bukan karena kehendak untuk mengikuti aturan Islam dalam konsep kepemimpinan, tetapi lebih karena keterbatasan kondisi pada saat itu.