ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

11. TUMOR INTRASPINAL
A. Tumor Ekstradural
B. Tumor Intradural Ekstrameduler
C. Tumor Intradural Intrameduler
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

TUMOR INTRADURAL INTRAMEDULLER SPINAL DAN

TUMOR KAUDA EKUINA

 

TUMOR INTRADURAL INTRAMEDULLER SPINAL

Insidens

Lihat bab Tumor intradural-ekstrameduller. Tumor kanal spinal umumnya dibagi kedalam kategori :
1. Ekstradural

2. Ekstrameduller-intradural.

3. Intrameduller.

 

Lebih dari 30 tahun terakhir, kemajuan teknologi membantu diagnosis dan tindakan tumor kord spinal intrameduller. MRI meningkatkan kemampuan mendeteksi lesi ini, dan teknik bedah mikro lebih memungkinkan untuk mengangkat tumor.

Tumor kord spinal intrameduller merupakan 4-10 % dari semua tumor SSP. Pada dewasa 25 % dari tumor intradural, namun pada anak dimana insidens neurofibroma dan meningioma rendah, merupakan 50 % tumor spinal intradural. Glioma, terutama astrositoma dan ependimoma, adalah tumor paling sering dari tumor kord spinal intrameduller. Ependimoma sdikit lebih sering dari astrositoma pada dewasa, namun astrositoma lebih banyak pada anak dan remaja. Astrositoma anaplastik dan glioblastoma merupakan 10 % dari glioma kord spinal. Hemangioblastoma merupakan 3-4 % dari tumor kord spinal intrameduller.

Tumor yang jarang terjadi pada kord spinal adalah tumor primer seperti ganglioglioma, oligodendroglioma, dan melanoma, seperti halnya tumor metastatik. Tumor jinak seperti lipoma, dermoid, epidermoid, angioma kavernosa, dan schwannoma bisa dijumpai. Lesi massa intrameduller dapat akibat proses inflamasi, seperti sarkoidosis, infeksi, dan sklerosis multipel dan mungkin sulit didiferensiasi dari tumor intrinsik baik klinis maupun radiologis.

 

Tunor Spinal Intrameduller :

Paling Sering

Kurang Sering

Lesi ekspansil nontumor

Ependimoma

Oligodendroglioma

Sklerosis multipel

Astrositoma

Ganglioglioma

Infeksi

Hemangioblastoma

Glioma malignant

Schwannoma

Melanoma

Metastatik

Teratoma

Sista neurenterik

Tumor dermoid

Tumor epidermoid

Lipoma

Angioma kavernosa

Abses

Sarkoidosis

Kent C New and Allan H Friedman 2005.

 

Ependimoma

Ependimoma secara primer adalah tumor intrameduller, terjadi paling sering didaerah servikal, diikuti sedikit dibawahnya ditorasik namun bisa juga didaerah lain kord spinal. Daerah alternatif adalah daerah konus, dimana tumor bisa sebagian intrameduller dan sebagian eksofitik, yang terakhir mengenai akar saraf kauda ekuina. Tumor ini jarang maligna dan sering berhubungan dengan sista intrameduller yang mengandung cairan dengan protein berkonsentrasi tinggi. Jarang, bila tumornya maligna, mungkin tumbuh sepanjang aksis spinal dan kranial. Komponen eksofitik tumor ini, kadar protein CSS secara tidak sesuai meningkat dan berhubungan dengan terjadinya edema papil. Tumor ini berkapsul dan relatif avaskuler. Bila mengenai filum terminal, diduga berasal dari ependima kanal sentral, mungkin mobil dan berubah posisinya saat melografi. Mobilitas ini berakibat sulit membedakannya dari neurofibroma. Tampilan saat operasi mungkin sulit membedakan neurofibroma yang melekat pada akar saraf kauda ekuina dari ependimoma globoid yang melekat pada filum.

Tumor ini adalah tumor intrameduller tersering pada dewasa. Biasanya diskreta dengan sedikit potensi invasif. Jaringan tumor abu-abu hingga ungu mudah dipisah dari kord spinal putih sekitarnya. Sering diselubungi sista diatas polus kranialnya. Jarang sista dipolus kaudal. Pemeriksaan histologis paling sering menunjukkan ependimoma epitelial diisi lapisan sel yang dipisah oleh pseudorosett (zona anuklir diisi proses sitoplasmik mengelilingi pembuluh Darah). Rosett sejati jarang tampak. Ependimoma tanisitik kadang-kadang berisi area anuklir yang berdiri sendiri dari proses fibriler yang mengingatkan akan astrositoma. Nyatanya, histologi ini mungkin menimbulkan kesalahan diagnosis sebagai astrositoma. Ependimoma miksopapiller umumya terbatas dikauda ekuina dan fillum terminal.

Ependimoma intrameduller tampil dengan perjalanan klinis perlahan, tersembunyi, biasanya menyerang bertahun sebelum diagnosis. Pada MRI tampak sebagai massa berbatas tegas, dengan gadolinium massa diperkuat dengan selubung sista yang tidak diperkuat.

Tindakan primer ependimoma intrameduller adalah reseksi bedah. Tingkat reseksi meningkat dengan bedah mikro. Fungsi neurologis pasca bedah sangat tergantung kondisi pra bedah. Perbaikan yang jelas setelah defisit pra bedah yang lama adalah jarang. Radiasi terapi dicadangkan bagi pasien dimana reseksi total tidak bisa dilakukan, namun tidak didukung literatur memadai.

 

Astrositoma

Sembilan belas persen astrositoma kord spinal berdiferensiasi baik. Lesi “jinak” ini dibagi dua jenis : infiltrating difus dan pilosotik. Astrositoma infiltrating berisi sel yang menembus bagian yang terlokalisir pada kord spinal, menyebabkan pembengkakan terbatas. Walau pusat tumor tampaknya terdiri dari populasi murni sel tumor, sel ini bercampur dengan kord spinal normal pada bagian perifer. Astrositoma pilositik serupa dengan yang di kranial. Lesinya relatif diskreta, disusun oleh fasikel kompak dari sel yang memanjang yang dipisahkan oleh daerah longgar sel stelat dan mikrosista. Astrositoma pilositik sering berkaitan dengan sista besar yang dalam keadaan ekstrim melilit seluruh kord spinal. 10 % astrositoma intrameduller adalah ganas. Astrositoma  sedikit lebih jarang dari ependimoma pada dewasa.

Astrositoma selalu intrameduller, relatif avaskuler, dibedakan dari jaringan saraf dari warna dan konturnya, lunak, tanpa kalsifikasi. Pada dewasa, sekitar 50 % berbatas tegas antara tumor dan jaringan saraf dan sering dengan sista, dan karenanya dapat direseksi. Dalam keadaan lain, batas tumor dengan kord spinal tidak dapat dilihat pada bagian besar tumor; namun tampilan khas tumor memungkinkan untukdisisihkan tanpa mencederai kord spinal sekitarnya. Ini sering tampak pada astrositoma holointrameduller pada anak. Epstein dan Epstein membuang astrositoma derajat rendah, baik derajat I maupun II dengan sista yang tampil bersamaan, pada kebanyakan kasus menyebabkan perbaikan fungsi neurologis dan kemungkinan untuk perawatan jangka panjang. Jarang, astrositoma intrameduller adalah maligna, derajat III atau IV. Pada masing-masing kasus ini pertumbuhannya cepat, warna dan kontur yang berbada antara tumor dan jaringan saraf tidak ada, dan tumor berpeluang tumbuh pada ruang subarakhnoid spinal dan kadang-kadang intrakranial. Menarik bahwa astrositoma derajat rendah tidak menyerang penghubung kord spinal dan batang otak. Tumor sister yang terjadi dalam hemisfer serebeler adalah serupa dalam pertumbuhan, tampilan histologis, dan perbedaan anatomis antara tumor dan jaringan saraf.

Defisit neurologis progresif karena astrositoma intrameduller mungkin tampil perlahan.  Astrositoma kord spinal pada anak menunjukkan 5 ysr sekitar 80 % dan 10 ysr sekitar 55 %. Laporan lainnya tidak seoptimis ini. Pada dewasa bervariasi luas. 5 ysr nya antara 57-86 %. Astrositoma maligna berhunbungan dengan perjalanan progresif buruk dengan survival pasca bedahnya 6 bulan pada dewasa dan 13 bulan pada anak.

Mielogram menunjukkan pembengkakan fokal. Astrositoma fibriler infiltrating tampak sebagai massa diffus yang tidak menguat pada MRI. Sken MRI bisa menampilkan sista didalam tumor yang infiltrating. Astrositoma pilositik sangat menguat dengan gadolinium pada sken MRI. Tumor ini biasanya bersamaan dengan sista peritumoral yang besar yang sering beberapa kali lebih besar dari nodul tumor.

Terapi optimal tumor kord spinal intrameduller sulit ditentukan. Terapi pengangkatan tidak bermanfaat bagi astrositoma kord spinal yang malignan. Banyak tumor pada anak dapat dioperasi eksisi. Pengamatan jangka pendek pasca bedah astrositoma pada anak dan remaja menunjukkan hasil baik, namun pengamatan jangka panjang tetap untuk dipublikasikan selengkapnya. Hasil reseksi astrositoma kord spinal derajat rendah pada dewasa tidak baik. Eksisi berhubungan dengan perburukan neurologis dan rekurensi tumor setelah jangka lama. Literatur yang ada gagal menunjukkan hubungan prognosis dan derajat reseksi bedah.

Terapi radiasi sulit dinilai untuk anak-anak karena pasien ini mempunyai berbagai variasi tingkat hidup jangka panjang bila tidak ditindak. Terapi radiasi tampaknya efektif menghambat  pertumbuhan tumor pada dewasa. Khemoterapi untuk astrositoma kord spinal memberikan sedikit harapan pada anak, namun belum cukup dipelajari untuk dewasa.

 

Tumor Metastatik

Karena pasien dengan tumor metastatik hidup lebih panjang, tumor metastatik kord spinal menjadi lebih sering, sekitar 5 % dari tumor kord spinal. Primer tersering adalah kanser paru-paru, payudara, dan limfoma. Metastasis kord spinal menimbulkan gejala tanpa dengan nyata memperbesar kord spinal, dan karenanya sulit dideteksi dengan teknik radiologi. MRI diperkuat gadolinium tampaknya cara terbaik mendeteksi lesi ini. Kebanyakan pasien ditindak dengan radiasi sambil parsial reseksi dengan bedah. Khemoterapi dianjurkan untuk pasien dengan meningitis karsinomatosa. Masa hidup sekitar 5 % dalam satu tahun.

 

Hemangioblastoma

Adalah neoplasma tumbuh lambat yang merupakan 5-10 % dari tumor kord spinal intrameduller dan biasanya tampil sebagai massa yang membesar lambat, atau jarang-jarang, perdarahan subarakhnoid. Tumor yang sangat vaskuler ini tampil di kord spinal baik sebagai massa solid atau sebagai nodul didalam sista dan berisi kelompok sel berisi lemak kuning yang dipisahkan oleh jaringan vaskuler jingga.  Dalam variasi sistik, biasanya sista yang mengisi sebagian besar massa dan menyebabkan gejala neurolosis. Nodul didalam sista terutama tampak dibagian dorsum kord spinal dan dapat dikenal dengan arteria yang berkelok-kelok dan varises yang berasal dari permukaan. Seperempat hingga sepertiga pasien dengan hemangioblastoma kord spinal intrameduller memiliki manifestasi lain kelainan von Hippel-Lindau.

            Sista tumor memperlihatkan kadar protein tinggi dibanding CSS pada MRI. Nodul tumor yang tidak nyata dapat dillokasikan dengan sken MRI dengan penguatan gadolinium. Bila nodul tumor direseksi, tumor dapat diterapi. Sken MRI dengan penguatan gadolinium sering memperlihatkan tumor asimtomatik pada pasien dengan von Hippel-Lindau.

            Hemangioblastoma adalah tumor soliter atau sebagai bagian sindroma kompleks von Hippel-Lindau yang lebih luas yang mengenai kord spinal namun jarang. Umumnya mengenai daerah servikal atau torakal. Vaskularitasnya bervariasi; namun merupakan tumor intradural paling vaskuler. Bisa benar-benar intrameduller, namun frekuensi meningkat kearah permukaan dorsal kord spinal dan tampak pada tampilan inisial didaerah yang terkena. Ia menyebar dan berkapsul, dan jarang mengenai lebih dari satu atau dua segmen kord spinal. Sering bersama sista dan mungkin meluas dari badan tumor. Tumor ini jinak dan bisa direseksi. Terkadang dijumpai pelebaran kord spinal yang tidak bisa dijelaskan dibawah tingkat lesi tanpa adanya sista atau hemangioblastoma lain. Setelah pengangkatan tumor, pelebaran tsb. berkurang.

 

Lipoma

Lipoma kord spinal paling sering melekat pada substansia kord spinal. Bisanya tidak mungkin direseksi lengkap. Lipoma yang murni intrameduller sangat jarang. Variasi lipoma yang paling sering adalah berkaitan dengan lipomeningosel, adalah hal yang berbeda, berasal kongenital dan berhubungan dengan komponen ekstradural; menimbulkan kelainan neurologis akibat menjerat kord spinal dan efek massa lokal.

 

Schwannoma

Biasa dijumpai pada akar saraf spinal, namun terkadang dijumpai secara lengkap pada substansia kord spinal.

 

Tumor intradural jarang seperti dermoid, epidermoid, dan teratoma. Jarang teratoma intrameduller. Tumor dermoid dan epidermoid terjadi baik dilokasi intrameduller dan daerah kauda ekuina. Pada yang terakhir, kejadian tumor epidermoid berkaitan dengan satu atau beberapa punksi lumbar sebelumnya mungkin membawa jaringan kutan kekanal spinal. Kapsul tumor menimbulkan reaksi pada jaringan saraf sekitarnya yang menyulitkan untuk mengangkat kapsul berikut isinya secara total. Bagaimanapun tumor ini tumbuh lambat, avaskuler, dan berkapsul, dan sebagian besar dapat direseksi. Pengalaman menunjukkan bagian sisa kapsul tampaknya tetap statik atau tumbuh lambat untuk beberapa dekade.

Jenis jarang tumor spinal termasuk metastasis karsinomatosa intrameduller, tumor mixed termasuk elemen maligna berbagai tumor, dan sista neurenterik, yang sering menekan kord dari lokasi ventral secara simetris dan menyerupai tumor intrameduller saat eksplorasi inisial kord spinal. Tumor terakhir ini sangat jarang.

 

Gejala dan Tanda Klinis

Lihat bab Tumor Intradural-ekstrameduller.

Diagnosis dini tumor kord spinal intrameduller merupakan tantangan bagi dokter bedah saraf. Manifestasi awal massa intraspinal tidak spesifik dan sering menyerupai kelainan muskuloskeletal yang lebih umum dan jinak. Waktu rata-rata antara onset gejala dan diagnosis pasti sekitar 3 ½ tahun.

Gejala inisial tersering tumor kord spinal intrameduller adalah nyeri. Sayangnya nyeri yang terjadi biasanya tidak khas dan tidak dapat diklasifikasikan. Paling sering nyeri awalnya dalam, nyeri tumpul berlokasi didekat tulang belakang terkena. Dengan berlalunya waktu, nyeri menjalar baik sekitar torso atau keekstremitas tergantung tingkat lokasi tumor. Nyeri cenderung menjadi difus, menjauhi wilayah dermatoma. Walau ketidak-nyamanan terkadang berfluktuasi intensitasnya, hampir selalu menjadi lebih berat dengan majunya waktu.

Terkadang nyerinya khas hingga meningkatkan kewaspadaan pemeriksa. Bila nyeri memburuk saat malam dan membangunkan pasien dari tidurnya, kemungkinan tumor spinal harus dipikirkan. Sayangnya hanya sebagian pasien yang mengalami nyeri malam. Sekelompok kecil pasien khas dengan rasa terbakar atau nyeri rasa menusuk intermitten. Pasien dengan nyeri siatik rasa terbakar dan tanda Laségue negatif sering mengidap tumor kord spinal.

Beberapa pasien tidak memiliki nyeri yang menyebar (radiasi) namun mengalami parestesia pada dermatom yang dipersarafi oleh kord spinal yang terkompres. Daerah parestesia ini cenderung meluas kekaudal dengan perjalanan waktu.

Defisit neurologis mungkin tidak tampil hingga bertahun sejak onset nyeri, namun sekali tampil, defisit ini akan memburuk dengan cepat.

Kelompok kecil pasien tampil dengan kelemahan yang tidak disertai rasa baal. Kelemahan ini mungkin hanya kelemahan LMN atau kombinasi kelemahan UMN dan LMN yang menyerupai ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis). Tumor kord spinal servikal mungkin menyebabkan kerusakan terbatas pada tangan pasien, atau, lebih jarang, muskulatur lengan.

Defisit sensori jarang sebagai gejala awal tumor kord spinal, walau setiap defisit bisa menjadi sindroma klinis. Defisit sensori klasik diakibatkan oleh lesi intrinsik kord spinal adalah terpisah, tergantung tingkat sensori yang memburuk dengan waktu. Pemeriksaan neurologis dermatom terkait menunjukkan hilangnya sensasi nyeri dan suhu, walau sensasi sentuh, posisi dan vibrasi utuh. Sayangnya gambaran klasik ini hanya terjadi pada sekitar 20 % pasien dengan tumor kord spinal intrinsik.

Inkontinensia biasanya merupakan manifestasi kemudian pada tumor servikal dan torasik, namun terjadi awal pada pasien dengan tumor konus meduler.

Pasien jarang tampil dengan defisit neurologis mendadak sekunder atas perdarahan didalam tumor.

 

Diagnosis Diferensial

Massa dalam kanal spinal menyebabkan timbulnya gejala dan tanda secara berangsur dan progresif adalah hampir pasti tumor dan mempunyai sedikit DD. DD paling membingungkan adalah antara tumor intrameduller dan siringomielia. Masing-masing berakibat gejala beragsur dan progresif dalam beberapa tahun dan diikuti pelebaran kord spinal. Siringomielia sering bersamaan dengan kelainan lain seperti malformasi Arnold-Chiari, hidrosefalus, dan deformitas kongenital tulang belakang servikal. Diagnosis dibuat dengan mielografi yang dikombinasi sken CT, atau MRI. Keadaan inflamasi yang mengenai kord spinal mungkin menyerupai tumor spinal; namun perjalanannya lebih cepat dan sering berhubungan dengan nyeri hebat, demam, nyeri tulang belakang, atau adanya tanda proses inflamasi progresif cepat lainnya, atau fokus primer. Parasit tertentu, terutama skhistosomiasis, menyerang kord spinal, menimbulkan pelebaran, oklusi vaskuler, dan gambaran klinis progresif.

 

Pencitraan

Foto polos adalah alat bantu buruk untuk skrining tumor kord spinal intrameduller, namun pengamat bisa mendeteksi bukti tidak langsung massa intraspinal. Tanda indirek ini termasuk scalloping tepi posterior badan ruas tulang belakang, erosi pedikel medial, dan penipisan lamina. Lebih sering, foto polos menunjukkan  temuan skoliosis yang tidak spesifik. MRI dengan atau tanpa kontras adalah modalitas terpenting dalam mengevaluasi tumor kord spinal.

            Tumor intrameduller dapat dicitrakan dengan mielografi dan CT. Tampilan pada mielografi seperti pelebaran nonspesifik bayangan kord spinal yang tampak pada tampilan anteroposterior dan lateral. Pembesaran kord spinal diperlihatkan pada CT postmielogram

            MRI dengan atau tanpa kontras memberi informasi terbanyak pada tumor kord spinal intrameduller. MRI memungkinkan melihat perluasan tumor, dan penguatan gadolinium membedakan tumor dari sista didekatnya. Masa lalu, angiografi spinal digunakan mencari nodul vaskuler yang berhubungan dengan  hemangioblastoma sistik. Pada kebanyakan kasus, MRI berpenguat gadolinium memberikan kebutuhan akan pemeriksaan.

 

 

Pertimbangan Bedah

Walau gambaran klinis penting untuk memperkirakan tumor spinal dan membantu menentukan lokasi proses, diagnosis radiografik adalah kunci menyiapkan dan melakukan operasi. Bila tidak didukung MRI, foto polos tulang belakang sering menunjukkan kelainan didaerah lokasi tumor dan informasi tambahan didapat dari mielografi, dikombinasikan dengan radiografi rutin dan sken CT, membuat diagnosis pasti pada semua kasus. Berpegang pada informasi klinis dan radiografis, memungkinkan merencanakan bukaan dengan meminimalkan pembuangan tulang dan memaksimalkan potensi untuk membuang tumor jinak yang mengenai kord spinal. Umumnya makin dini menemukan masalah saat defisit neurologis minor, makin baik prognosis dan hasil operasi. Pasien dengan neurologis parah, terutama usia tua, tidak lazim mendapatkan hasil memuaskan atas defisit neurologisnya.

            Ependimoma, hemangioblastoma dan astrositoma pilositik kord spinal secara makro sering dapat direseksi secara total, sedang astrositoma infiltrating serta metastasis biasanya tidak.

Penggunaan radioterapi dalam menindak tumor intrameduller tetap kontroversial. Laporan yang optimis efek radiasi atas tumor intrameduller seperti ependimoma dan astrositoma derajat rendah tampaknya tidak berdasar. Sangat mungkin manfaat didapatkan lebih karena laminektomi dekompresif.

 

Prognosis dan Hasil

Hasil yang segera didapat dan prognosis kemudian pada tumor ekstrameduller-intradural umumnya, termasuk meningioma dan neurilemmoma, sudah jelas. Tumor ini jinak dan bila tumor ini diangkat dengan hati-hati, pasien akan sembuh dengan prognosis baik. Bahkan bila status neurologis sebelum operasi buruk karena pertumbuhan tumornya, masih ada sedikit harapan, terutama pada orang muda, dimana kebanyakan kelainan neurologis pulih perlahan pasca bedah. Mungkin memerlukan 18 bulan hingga 2 tahun untuk memaksimalkan pemulihan defisit neurologis, dan pada beberapa keadaan bisa lebih cepat.

 

Kebanyakan tumor intrameduller jinak dan bisa diangkat. Hal yang paradoks,, lipoma intrameduller yang jarang, pengangkatan total jarang bisa dilakukan; namun karena pertumbuhannya yang sangat lambat, prognosis jangka panjangnya dapat diharapkan.

 

TUMOR KAUDA EKUINA

Tumor primer kauda ekuina antaranya ependimoma, schwannoma, meningioma, lipoma dan metastatik. Ependimoma kauda ekuina hampir pasti histologinya mikso papiller. Tumor kauda ekuina terbanyak adalah ependimoma miksopapiller.  Beberapa ependimoma sangat mulus, tampaknya berisi fillum terminal tipis yang teregang. Lainnya noduler, dikelilingi dan  bersama saraf kauda ekuina. Pemeriksaan histologis, tumor mengandung cincin sel ependima yang mengelilingi inti pembuluh darah dan musin.

            Tumor epidermoid dan dermoid tulang belakang cenderung terjadi pada kauda ekuina. Walau tumor ini biasanya diskreta, bisa juga melekat pada akar saraf sekitarnya. Neurofibroma adalah lesi berbatas tegas mengenai hanya satu akar saraf hingga perjalanan tingkat lanjutnya. Meningioma secara jarang terjadi dikanal spinal lumbar.

 

Tampilan klinis

Nyeri adalah gejala paling sering pada tumor kauda ekuina dan mungkin mendahului semua defisit neurologis dalam beberapa tahun. 50 % pasien, nyeri bertambah saat malam atau bila pasien berusaha bangkit dari berbaring dalam sepanjang waktu. Tidak seperti umumnya nyeri punggung muskuloskeletal, nyeri tidak hilang dengan perubahan posisi ketika pasien dalam posisi berbaring. Nyeri hanya dikurangi bila pasien berdiri atau jongkok. Sering pasien melapor tidur malam dalam posisi duduk.

            Pasien dengan tumor kauda ekuina mungkin tampil dengan sindroma kauda ekuina, yang khas dengan nyeri lumbar, distensi uriner, dan anestesia sadel. Lebih jarang, tampil dengan kelemahan tungkai progresif yang tidak nyeri. Pasien dengan miksopapiller ependimoma terkadang tampil dengan perdarahan subarakhnoid atau papil edema, mungkin akibat peninggian protein CSS.

 

Pencitraan

Foto tulang belakang lumbar pada pasien dengan tumor kauda ekuina terkadang memperlihatkan pelebaran jarak intrapedikuler, erosi bagian posterior badan ruas tulang belakang, atau pembesaran foramen neural. Karena letaknya subarakhnoid, lesi ini mudah ditampakkan oleh mielografi atau MRI.

 

Pengelolaan Bedah

Operasi berhasil dalam mengangkat sekitar 50 % ependimoma miksopapiller. Retensi uriner merupakan efek samping tersering tindakan ini. Teknik pencitraan modern memungkinkan diagnosis lebih awal dan tindakan bedah mikro meningkatkan jumlah tumor yang bisa diangkat total. Neurofibroma biasanya tetap diskreta dan dapat diambil total secara bedah tanpa menambah defisit neurologis.

 

Referensi

Lihat daftar rujukan

KEHALAMAN UTAMA