ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

4. TUMOR INTRAKRANIAL
**Pendahuluan
A. Tumor Intrinsik Hemisfer Serebral
B. Tumor Ekstrinsik Hemisfer Serebral
C. Tumor Intrinsik Fossa Posterior
D. Tumor Ekstrinsik Fossa Posterior
E. Tumor Seller/Supraseller
F. Tumor Regio Pineal
G. Tumor Sistema Ventrikuler
H. Tumor Orbita
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

        TUMOR INTRINSIK HEMISFER SEREBRAL
        
        Tumor intrinsik berasal dari dalam jaringan otak.
        
        
        ASTROSITOMA 
        
        Astrositoma  terjadi pada semua usia, tersering  antara 
        40-60 tahun. Pria:wanita = 2:1.
             Lokasi primer: Ditemukan insidensnya sebanding pa- 
        da regio frontal, temporal, parietal dan talamik, namun 
        kurang sering di lobus oksipital. Klasifikasi mikrosko- 
        pik  dibagi empat tingkat (Kernohan I-IV), namun  kete- 
        patannya terbatas. Penjelasan paling praktis untuk kli- 
        nisi adalah membagi tumor kedalam 'maligna' dan  'dera- 
        jat rendah'.
        
        
        Astrositoma Maligna/Glioblastoma Multiforme
        
        Astrositoma  maligna (derajat III/IV)  dan  glioblastma 
        multiforme (derajat IV) merupakan lebih dari 40  persen 
        dari  semua  tumor primer intrakranial.  Usia  insidens 
        puncak  adalah 55 tahun. Tumor ini menginfiltrasi  otak 
        sekitar secara luas; tumbuh cepat. Pada autopsi,  peme- 
        riksaan  mikroskopik  menunjukkan  penyebaran  kebanyak 
        tempat  yang jauh. 75 persen memperlihatkan  penyebaran 
        kehemisfer kontraleteral. Beberapa memperlihatkan tumor 
        korpus kalosal bilateral atau 'astrositoma  kupu-kupu'. 
        Saat operasi tampat giri mendatar dan pucat. Area  nek- 
        rotik sering bergabung membentuk rongga sistik.
        
        Astrositoma Derajat Rendah
        
        Astrositoma derajat rendah (derajat I/II) merupakan  14 
        persen dari semua tumor primer intrakranial dan terjadi 
        pada  usia yang lebih muda dibanding yang maligna  (se- 
        kitar 40 tahun). Tumor ini tumbuh difus dan lambat ser- 
        ta dibangun oleh sel astrosit berdiferensiasi baik  dan 
        dibagi  kedalam jenis fibrilari, protoplasmik, dan  ge- 
        mistositik. Walau 'jinak', ia menginfiltrasi otak seki- 
        tar secara luas serta tidak mempunyai tepi atau  kapsul 
        yang jelas. Jenis berikut, astrositoma pilositik  (atau 
        juvenil), terjadi diregio hipotalamik, saraf optik  dan 
        serebelum. Karena reseksi parsial terkadang menyebabkan 
        penyembuhan, ada yang menganggap astrositoma  pilositik 
        sebagai 'hamartoma' dibanding tumor sejati. Pada astro- 
        sitoma fibriler, tumor tampak keras, seperti karet, de- 
        ngan atau tanpa daerah sistik. Menginfiltrasi otak  se- 
        kitar,  namun dengan efek massa dan kerusakan  neuronal 
        minimal.
        
        
        Gambaran Klinis
        
        Astrosit mungkin tampil dengan:
        
          epilepsi
          tanda dan gejala kerusakan otak fokal; disfasia,  he- 
             miparesis, perubahan personal.
          tanda  dan gejala peninggian TIK; nyeri kepala,  mun- 
             tah,penekanan tingkat kesadaran
        
             Dengan kekecualian epilepsi, gejala biasanya  tim- 
        bul bertahap, berjalan beberapa minggu, bulan atau  ta- 
        hun, kecepatan tergantung derajat keganasan. Perburukan 
        mendadak  menunjukkan perdarahan pada daerah  nekrotik. 
        Pada pasien dengan epilepsi yang sudah berlangsung  la- 
        ma, perkembangan yang cepat gejala selanjutnya  mungkin 
        akibat perubahan keganasan pada lesi yang semula 'dera- 
        jat rendah'.
        
        
        Pemeriksaan
        
        Foto polos tengkorak: bernilai terbatas; pergeseran pi- 
        neal yang berkalsifikasi atau erosi dorsum sella menun- 
        jukkan adanya massa intrakranial.
        
        CT scan: menunjukkan variasi; umumnya lesi maligna  dan 
        derajat rendah menunjukkan karakter berbeda.
             Pada  astrositoma maligna/glioblastoma  multiforme 
        dijumpai daerah berdensitas campuran, penguatan  iregu- 
        ler dengan kontras. Tak ada daerah pembatas antara  tu- 
        mor dan otak menunjukkan infiltrasi.  Daerah sentralnya 
        berdensitas rendah menunjukkan area nekrotik atau ruang 
        sistik; masing-masing tidak diperkuat oleh kontras.  E- 
        fek massa berupa kompresi ventrikuler serta  pergeseran 
        garis tengah yang jelas. Daerah sekitarnya  berdensitas 
        rendah menunjukkan edema atau tumor infiltratif
             Pada astrositoma derajat rendah tampak daerah den- 
        sitas rendah, biasanya tidak diperkuat kontras,  menun- 
        jukkan lesi infiltratif derajat rendah; deteksi  sering 
        sulit  pada tahap dini. Terkadang terjadi  kalsifikasi. 
        Beberapa tumor derajat rendah mensekresikan cairan yang 
        bisa mengelilingi lesi: 'astrositoma sistika jinak'.
        
        
        Pengelolaan
        
        Pengelolaan  bervariasi untuk pasien dengan lesi  massa 
        yang menyebabkan peninggian TIK atau tanda-tanda fokal, 
        dan untuk yang tampil dengan epilepsi akibat tumor  in- 
        filtratif yang kecil.
        
        a. Pasien dengan peninggian TIK atau tanda-tanda fokal
        
        Terapi Steroid: Dosis pembebanan 12 mg. i.v. diikuti  4 
        mg.  q.i.d. mengurangi edema peritumoral dan  berakibat 
        perbaikan  gejala secara cepat. Setelah beberapa  hari, 
        dosis diturunkan bertahap untuk mencegah toksisitas.
        
        Konfirmasi Diagnosis: CT scan saja jarang mencukupi un- 
        tuk mendiagnosis tumor maligna dengan kepastian sempur- 
        na. Tak adanya konfirmasi asal lesi bisa berakibat tin- 
        dakan yang tidak tepat dari kelainan jinak seperti  ab- 
        ses,  tuberkuloma, atau sarkoidosis  atau  penghindaran 
        radioterapi  terhadap lesi sangat radiosensitif  seper- 
        ti limfoma. Jadi pengambilan jaringan untuk pemeriksaan 
        histologis  adalah esensial. Identifikasi  jenis  tumor 
        dan derajatnya baik dengan biopsi burr hole atau terbu- 
        ka memberikan pengarah prognostik dan membantu tindakan 
        selanjutnya.
        
        Biopsi Burr hole: Kanula otak Dandy diinsersikan kedae- 
        rah  abnormal (terkadang terasa perbedaan  konsistensi) 
        hingga bisa melakukan aspirasi sejumlah kecil  jaringan 
        untuk  pemeriksaan segera (apus atau seksi dingin)  dan 
        tunda (seksi parafin). Pemberian steroid hanya  sedikit 
        mencegah risiko, namun terkadang biopsi berakibat  atau 
        memperberat  defisit fokal atau menyebabkan  perdarahan 
        fatal. Disamping itu aspirasi cairan dari ruang  sistik 
        memberikan dekompresi temporer.
             Untuk  lesi dalam yang tak bisa  dicapai  (seperti 
        hipotalamus),  metoda  stereotaktik  yang  dituntun  CT 
        scan, memungkinkan peletakan kanula secara akurat  pada 
        daerah yang dituju. Walau mengurangi kerusakan  jaring- 
        an, contoh jaringan yang kecil membuat pemeriksaan his- 
        tologis menjadi sulit.
             Derajat keganasan bervariasi dari daerah  kedaerah 
        dalam satu lesi dan ini membatasi ketepatan biopsi. Bi- 
        la  temuan bervariasi, daerah dengan tingkat  keganasan 
        tertinggi menunjukkan derajat tumor.
        
        Kraniotomi: Flap tulang dibalik diatas regio yang  ber- 
        sangkutan hingga dapat menginspeksi langsung  permukaan 
        korteks. Dilakukan untuk biopsi terbuka, dekompresi tu- 
        mor internal dan lobektomi.
             Operator harus menginsersikan kanula otak kedaerah 
        abnormal  untuk mendapatkan biopsi  'terbuka',  membuka 
        rongga tumor, dan membuang jaringan sebanyak yang mung- 
        kin,  dekompresi internal, atau sesuai konfirmasi  his- 
        tologi  dilakukan  lobektomi (frontal,  oksipital  atau 
        temporal nondominan) dengan harapan sebagian besar  ja- 
        ringan tumor terangkat.
        
        Radioterapi: Paling aktif pada tumor maligna yang  tum- 
        buh  cepat, derajat III dan IV. Radioterapi  memperpan- 
        jang usia, namun tidak menyembuhkan
        
        Khemoterapi:  Berbagai kombinasi  agen  khemoterapeutik 
        (seperti BCNU, 5-fluorourasil, PCV) sudah digunakan da- 
        lam perawatan astrositoma maligna dan glioblastoma mul- 
        tiforme.  Walau sebagian tumor tak diragukan lagi  ber- 
        reaksi terhadap khemoterapi, penelitian gagal memperli- 
        hatkan perpanjangan hidup yang bermakna.
        
        
        Pemilihan Tindakan dan Prognosis
        
        Setelah memastikan diagnosis, tindakan selanjutnya ter- 
        gantung derajat keganasan, lokasi tumor, beratnya seti- 
        ap  defisit neurologis dan usia pasien. Kualitas  hidup 
        harus dipikirkan seperti juga durasinya.
        
        Astrositoma maligna/glioblastoma multiforme: Walau teh-  
        nik modern, tumor primer terbanyak ini tetap  mempunyai 
        prognosis yang sangat ekstrem, dengan tidak  mengindah- 
        kan tindakan yang dipilih.
             Walau banyak kemajuan dalam tindakan operasi agre- 
        sif, manfaatnya tetap tak meyakinkan. Reseksi luas  tu- 
        mor memperpanjang usia hanya satu hingga dua bulan; da- 
        lam  satu tahun, persentasi pasien yang  hidup  sedikit 
        bervariasi, tak peduli reseksi atau biopsi yang dilaku- 
        kan. Pengangkatan lengkap tidak mungkin; bahkan  hemis- 
        ferektomi gagal akibat penyebaran interhemisferik.
             Radioterapi  memperlihatkan efek yang besar,  mem- 
        perpanjang usia tiga hingga empat bulan.
             Kebijaksanaan   pengelolaan   sangat   bervariasi. 
        Secara  umum,  reseksi  parsial  atau  lengkap  (dengan 
        radioterapi) dilakukan untuk:
          
          pasien muda
          pasien dengan lesi yang dapat dicapai, 
             misalnya kutub frontal
          pasien dengan gejala tekanan, 
             tetapi belum ada tanda fokal
        
        Sedangkan biopsi burr hole diagnostik saja cukup untuk:
        
          pasien tua
          pasien dengan kecacadan yang nyata 
             misalnya disfasia berat
        
        Jenis tindakan             lama hidup rata-rata (bulan)
        -------------------------------------------------------
        Biopsi burr hole                                   3-4
        Reseksi tumor                                      6
        Biopsi burr hole + radioterapi                     6-8
        Reseksi tumor + radioterapi                        9-10
        
        
        Astrositoma derajat rendah: Bila biopsi menunjukkan as- 
        trositoma derajat rendah ( derajat I-II), prognosis re- 
        latif lebih baik, namun masa hidup rata-rata hanya  dua 
        tahun untuk derajat II dan empat tahun untuk derajat I. 
        Pada  beberapa keadaan, pasien hidup lebih dari 20  ta- 
        hun.  Bila CT scan memperlihatkan massa tumor  berbatas 
        jelas, dapat lalu dilakukan operasi dekompresi yang la- 
        yak;  beberapa, infiltrasi tumor difus  akan  membatasi 
        reseksi  tumor. Beberapa ahli menganjurkan  radioterapi 
        walau sensitivitasnya terbatas.
        
        
        b. Pasien dengan hanya bergejala epilepsi
        
        Daerah kecil berbatas tidak jelas dengan densitas  ren- 
        dah pada CT scan, tanpa penguatan kontras, mencurigakan 
        akan astrositoma derajat rendah. Pada pasien ini, biop- 
        si harus ditunda hingga CT scan ulang atau adanya tanda 
        fokal yang menunjukkan progresi.
        
        
        OLIGODENDROGLIOMA
        
        Jauh  lebih jarang dibanding astrositoma. Terjadi  pada 
        usia sedikit lebih muda (30-50 tahun), dan biasanya me- 
        ngenai  lobus frontal. Kadang-kadang  mengenai  dinding 
        ventrikuler akibat penyebaran melalui CSS.  Kalsifikasi 
        radiologis terjadi pada 40 persen.
             Berbeda dengan astrositoma, tepi tumor sering tam- 
        pil jelas. Tingkat kecepatan pertumbuhan dan  keganasan 
        oligodendroglioma bervariasi. Banyak tumor memperlihat- 
        kan gambaran histologis campuran dengan daerah perubah- 
        an astrositik tersebar diantara oligodendroglia. Pende- 
        rajatan  ditentukan oleh komponen astrositiknya.  Peru- 
        bahan maligna menyebabkan gambaran histologis  menyeru- 
        pai glioblastoma multiforme.
        
        
        Pengelolaan
        
        Sesuai  dengan astrositoma. Tumor derajat rendah  lebih 
        menguntungkan bila dilakukan eksisi lengkap atau parsi- 
        al. Pada tomor maligna, radioterapi mungkin berefek ba- 
        ik.
        
        
        ASTROSITOMA HIPOTALAMIK
        
        Tumor hipotalamik biasanya terjadi pada anak-anak;  bi- 
        asanya astrositoma jenis pilositik (juvenil).
             Gambaran klinis bermacam bentuk. Mulanya tampak a- 
        nak gagal untuk tumbuh dan menjadi kurus kering.  Mung- 
        kin tampak pertanda panhipopituitarisme. Dapat  terjadi 
        fase  anabolik dimana berakibat obesitas bersamaan  de- 
        ngan diabetes insipidus dan pubertas yang terlambat.
             Pertumbuhan tumor keatas dapat mengobstrksi  fora- 
        men Monro dan menimbulkan hidrosefalus. Pengenaan regio 
        tuberal berakibat pubertas prekoks dengan  perkembangan 
        karakteristik seksual sekunder pada anak mungkin terja- 
        di  pada  usia beberapa tahun saja.  Perluasan  kebawah 
        menginvasi khiasma optik dan menyebabkan gangguan peng- 
        lihatan.
        
        
        Pengelolaan
        
        Lokasi  lesi mencegah tindakan operasi; biopsi  stereo- 
        taktik membantu identifikasi tumor. Bila terjadi hidro- 
        sefalus,  pintas ventrikuloperitoneal/atrial  bilateral 
        mengurangi gejala tekanan. Radioterapi tidak jelas man- 
        faatnya.
        
        
        TUMOR METASTATIK
        
        Semua tumor ganas mungkin bermetastase keotak. Melanoma 
        ganas memperlihatkan frekuensi tertinggi (60 % pasien); 
        ini berbeda dengan tumor serviks atau uterus dimana ku- 
        rang dari tiga persen bermatastasis keintrakranial. Tu- 
        mor intrakranial metastasis yang tersering berasal dari 
        bronkhus dan breast; dari pasien dengan karsinoma  ini, 
        25 persen bermetastase intrakranial. Lokasi primer  tu- 
        mor  umumnya bronkhus, susu, ginjal,  tiroid,  lambung, 
        prostat, testis dan melanoma.
             Hingga pada 50 persen pasien, tumornya multipel.
        
        
        Penyebaran
        
        Biasanya  hematogen.  Terkadang  metastasis  kelengkung 
        tengkorak menimbulkan nodula atau plak diatas permukaan 
        dural.
        
        
        Lokasi Intrakranial
        
        Tigaperempatnya terjadi dihemisfer serebral, dan seper- 
        empatnya diserebelum. Terkenanya dinding ventrikuler a- 
        tau tertembusnya sisterna basal menyebabkan  penyebaran 
        sel tumor sepanjang jalur CSS. Makroskopik tampak dike- 
        lilingi edema yang jelas, tepi yang berbatas tegas, dan 
        daerah  nekrotik membentuk rongga sistik berisi  cairan 
        seperti pus.
        
        
        Gambaran Klinis
        
        Pasien dengan tumor metastatik supratentorial bisa tam- 
        pil dengan epilepsi, atau dengan tanda dan gejala keru- 
        sakan fokal atau peninggian TIK. Metastasis keserebelum 
        dibicarakan  pada pembicaraan tumor metastasis  serebe- 
        lum.  Meningitis karsinomatosa menyebabkan palsi  saraf 
        kranial singel atau multipel dan mungkin  mengobstruksi 
        aliran CSS.
        
        
        Pemeriksaan
        
        CT scan memperlihatkan lesi singel atau multipel berba- 
        tas tegas dengan berbagai ukuran. Sering area berdensi- 
        tas  rendah yang luas, menunjukkan edema,  mengelilingi 
        lesi. Lesi metastatik biasanya diperkuat oleh  kontras. 
        Tampilan seperti cincin mirip dengan abses, namun  din- 
        dingnya ireguler dan tebal.
             Pelacakan  lesi primer harus mencakup  pemeriksaan 
        klinis dan foto torak. Pemeriksaan lain termasuk  peme- 
        riksaan  barium, CT scan abdominal, ultrasonografi  dan 
        sputum serta sitologi urin nilainya dipertanyakan,  ke- 
        cuali ada indikasi klinis.
        
        
        Pengelolaan dan Prognosis
        
        a. Lesi soliter: Bila tumor terletak didaerah yang ter- 
        jangkau, eksisi lengkap diikuti radioterapi  memberikan 
        hasil yang baik, masa hidup biasanya tergantung luasnya 
        kelainan ekstrakranial dan kemampuan berreaksi terhadap 
        pengobatan dibanding dengan rekurensi intrakranial.
             Secara umum, pasien dengan tanpa bukti adanya kan- 
        ser sistemik lainnya, periode masa hidup rata-rata men- 
        capai  dua tahun setelah operasi  intrakranial.  Pasien 
        dengan  bukti kelainan sistemik lain,  hasilnya  kurang 
        baik dengan masa hidup rata-rata delapan bulan.
        
        b. Lesi multipel: Pada pasien ini, pengangkatan  opera- 
        tif jarang dilakukan atau memungkinkan. Tidak ada kera- 
        guan atas diagnosisnya (singkirkan yang mempunyai  gam- 
        baran serupa: abses multipel atau tuberkuloma), kemudi- 
        an dilakukan iradiasi seluruh otak.
        
        
        LIMFOMA (MIKROGLIOMATOSIS)
        
        Tumor singel atau multifokal terjadi didaerah hemisfer. 
        Beberapa  merupakan lesi diskreta,  lainnya  menginvasi 
        luas otak sekitarnya. Cenderung timbul pada pasien  de- 
        ngan immunosuppresi. Histologis memperlihatkan selubung 
        sel retikulum primitif sekitar dan menonjol keluar dari 
        pembuluh darah.
             CT scan memperlihatkan baik daerah densitas rendah 
        yang tidak/sedikit diperkuat atau daerah hiperdens  ho- 
        mogen yang sangat diperkuat oleh kontras. Multiplisitas 
        juga mencurigakan limfoma.
             
        
        Pengelolaan 
        
        Biopsi memastikan asal lesi. Radioterapi bisa  berhasil 
        dramatis.
        
        
        GANGLIOGLIOMA
        
        Tumor jarang, terjadi pada usia lebih muda (<30 tahun), 
        terbentuk dari pertumbuhan neuronal abnormal  bercampur 
        dengan komponen glial. Proporsi setiap komponen  berva- 
        riasi. Pertumbuhannya lambat dan perubahan keganas  ja- 
        rang; bila terjadi, mungkin yang berkembang adalah kom- 
        ponen glial.
             Pengelolaan seperti pada astrositoma derajat  ren- 
        dah.
        
        
        NEUROBLASTOMA
        
        Secara jarang terjadi intrakranial pada anak <10 tahun. 
        Sangat  seluler,  lesi maligna yang dibangun  oleh  sel 
        bundar kecil, sebagian memperlihatkan diferensiasi neu- 
        ronal.