ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

 
1. PENINGGIAN TEKANAN INTRAKRANIAL
A. Anatomi dan Fisiologi
B. Patologi Peninggian T.I.K
C. Gambaran Klinik
D. Tanda-tanda Radiologis
E. Metoda Pengukuran T.I.K
F. Interpretasi Pencatatan T.I.K
G. Aplikasi Klinik Pengukuran T.I.K
H. Pengendalian T.I.K yang Tinggi
I. Konklusi
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

       

4. GAMBARAN KLINIK

TRIAD KLASIK

Triad nyeri kepala, edema papil dan muntah secara umum dianggap sebagai karakteristik peninggian TIK. Namun demikian, dua pertiga pasien dengan lesi desak ruang memiliki semua gambaran tersebut, sedang kebanyakan sisanya umumnya dua. Walau demikian, tidak satupun dari ketiganya khas untuk peninggian tekanan, kecuali edema papil, banyak penyebab lain yang menyebabkan masing-masing berdiri sendiri dan bila mereka timbul bersama akan memperkuat dugaan adanya peninggian TIK.

Simtomatologi peninggian TIK tergantung lebih banyak pada penyebab daripada tingkat tekanan yang terjadi. Tak ada korelasi yang konsisten antara tinggi tekanan dengan beratnya gejala.

NYERI KEPALA

Anatomi

Kebanyakan struktur dikepala tak sensitif nyeri, ahli bedah saraf dapat melakukan kraniotomi major dalam anestesia lokal karena tulang tengkorak dan otak sendiri dapat ditindak tanpa nyeri. Struktur sensitif nyeri didalam kranium adalah arteria meningeal media beserta cabangnya, arteri besar didasar otak, sinus venosus dan bridging veins, serta dura didasar fossa kranial. Peninggian TIK dan pergeseran otak yang terjadi membendung dan menggeser pembuluh darah serebral, atau sinus venosus serta cabang utamanya dan memperberat nyeri lokal. Nyeri yang lebih terlokalisir diakibatkan oleh peregangan atau penggeseran duramater didaerah basal dan batang saraf sensori kranial kelima, kesembilan dan kesepuluh. Nyeri kepala juga disebabkan oleh spasme otot-otot besar didasar tengkorak. Ini mungkin berdiri sendiri atau ditambah dengan reaksi refleks bila mekanisme nyeri bekerja.

Nyeri kepala yang berhubungan dengan perubahan TIK telah dijelaskan oleh Wolff. Nyeri kepala yang ditimbulkan pada pasien berdiri dengan mengeluarkan CSS akan terasa dikening dan verteks. Penambahan TIK hingga mencapai nilai setinggi 60 mmHg selama 1-2 menit dengan salin intratekal tidak menimbulkan nyeri kepala. Juga tidak terjadi nyeri kepala setelah peninggian TIK dari 35 ke 70 mmHg dengan memompa cuff sekeliling leher atau dengan manuver valsava. Karena peninggian TIK pada pasien secara artifisial hanya untuk waktu yang singkat, diduga prosedur tersebut tidak menyerupai hipertensi intrakranial. Dilain fihak, pasien Lundberg tidak menunjukkan nyeri kepala pada gelombang plateau di tekanan 60-70 mmHg.

Jadi peninggian TIK bahkan hingga tingkat sangat tinggi jarang menimbulkan nyeri kepala. Ini dijelaskan oleh postulat penyebab nyeri kepala dengan penurunan TIK, tepatnya dengan pengurangan volume CSS. Otak normal terapung dalam bantalan CSS. Bila volume cairan dikurangi, otak akan bergeser tergantung posisi tubuh. Pada saat yang sama, pembuluh serebral terutama vena akan mengalami dilatasi untuk mengkompensasi pengurangan volume CSS. Kombinasi dilatasi vena, traksi pada bridging veins dan peregangan arteria pada basis akan menyebabkan nyeri kepala. Bila TIK meningkat secara difus, pergeseran dan traksi pembuluh darah minimal dan tidak cukup untuk menimbulkan nyeri kepala. Ini mendukung bahwa traksi pembuluh darah atau kompresi dan invasi terhadap dura basal yang sensitif nyeri, dibanding peninggian TIK, adalah penyebab nyeri kepala pada pasien dengan lesi desak ruang.

Darimanapun asalnya, jalan akhir yang paling umum untuk nyeri terbatas pada saraf trigeminal, glossofaringeal dan vagus bersama dengan akar posterior dari tiga saraf leher paling atas.

Jenis nyeri kepala

Nyeri kepala 'pressure' biasanya dengan intensitas yang tak terlalu parah, mungkin terasa sebagai 'throbbing' atau 'bursting'. Diperberat oleh faktor yang menambah TIK atau pergeseran otak seperti batuk, bersin, berbaring dll. Distribusi nyeri kepala sering tidak spesifik dan sulit dilokalisir. Mungkin terasa bilateral didaerah frontal atau oksipital namun biasanya jauh dari lesi massa penyebab. Namun nyeri kepala yang berawal atau berat didaerah oksipital, menyebar turun keleher, mungkin diakibatkan massa difossa posterior; tumor sudut serebelopontin sering menyebabkan nyeri persisten lokal disekitar telinga. Nyeri kepala 'pressure' dapat dikurangi oleh analgesik dan diperberat oleh alkohol.

Nyeri kepala pagi

Pasien dengan peninggian TIK secara klasik bangun pagi dengan nyeri kepala yang berkurang dalam satu-dua jam. Nyeri kepala pagi ini pertanda terjadinya peningkatan TIK selama malam akibat posisi berbaring, peninggian PCO2 selama tidur karena depresi pernafasan dan mungkin karena penurunan reabsorpsi CSS. Penelitian kuantitatif menunjukkan penurunan ventilasi selama fase tidur non-REM (rapid eye movement), dibandingkan saat bangun; makin dalam tidur, makin lambat ventilasi. Apapun mekanismenya, depresi respirasi menyebabkan CO2 alveolar yang lebih tinggi dan PCO2 arterial bertambah dengan 3-7 mmHg (Perubahan ini terjadi walau terjadi penurunan tingkat metabolisme, yang ditunjukkan oleh penurunan produksi CO2 dan konsumsi O2 sebesar 10-12 %). Peninggian PCO2 berakibat vasodilatasi, dan peninggian volume darah intrakranial, TIK, serta pembengkakan otak yang berakibat perburukan pada traksi atau pergeseran pembuluh darah dengan konsekuensi nyeri kepala.

Setelah bangun, pasien dengan nyeri kepala mungkin muntah, yang merangsang hiperventilasi dan menurunkan PCO2. Juga pasien yang bangkit keposisi tegak akan berakibat penambahan venous return yang secara sekunder menurunkan TIK. Pasien merasa lebih baik dan mampu kembali keaktifitas normal. Karena gejala ini sering dianggap psikologis, berakibat terlambat dalam mendiagnosis. Hampir pasti ada faktor lain sebagai tambahan terhadap retensi CO2 selama tidur. Bahkan bila PaCO2 dikontrol pada penderita cedera kepala, peninggian TIK sering ditemukan hanya pada malam hari. Ini menimbulkan dugaan bahwa peninggian VDS yang langsung berhubungan dengan diurnal rhytm, bertanggung-jawab atas peningkatan TIK.

EDEMA PAPIL

Anatomi

Saraf optik adalah perluasan otak, lengkap dengan bungkus meningeal dan rongga subarakhnoid. Tekanan intrakranial karenanya dihantarkan kedaerah dimana akibatnya bisa langsung diamati. Dua faktor membatasi nilai dari setiap pengamatan. Pertama adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya edema papil. Ini memerlukan beberapa hari pada TIK yang meninggi, walau perdarahan mungkin terjadi pada saat peninggian TIK yang akut dan berat seperti pada perdarahan subarakhnoid atau pada cedera kepala. Kedua, bahkan pada peninggian TIK yang sudah berlangsung lama mungkin gagal berakibat pada fundus bila bungkus subarakhnoid sekitar saraf optik tidak berhubungan dengan rongga subarakhnoid keseluruhan, baik karena anomali individual maupun karena tumor mengobliterasi rongga sekeliling saraf optik.

Oftalmoskopi

Oftalmoskopik menunjukkan bahwa edema papil adalah khas dan merupakan bagian penting pemeriksaan neurologik. Diskus optik harus diteliti dengan hati-hati dengan sinar putih dan 'bebas merah' yang akan memperlihatkan seluk beluk vaskular dan serabut saraf lebih mudah. Head saraf yang normalnya berbatas tegas menjadi membengkak dan pink, sering dengan bendungan vena retinal, lipatan retinal (Paton) dan guratan perdarahan yang menyebar radial dari diskus. Perubahan paling awal adalah terisinya optic cup, yang berarti penekanan pada head saraf dari mana pembuluh berasal. Dalam keadaan normal, serabut saraf tampak membentuk berkas berlubang-lubang yang dikenal sebagai lamina kribrosa. Kemudian sebagian medial diskus menjadi pink dan tepinya menjadi kabur. Akhirnya tak tampak lagi diskus normal yang tersisa, dan pembuluh memanjat pembengkakan berwarna pink tersebut yang telah menggesernya. Vena tampak terbendung pada tahap awal dan kemudian perdarahan berbentuk nyala api akan terbentuk, menyebar dari diskus dan sering sepanjang pembuluh. Tergantung berat dan durasi pembengkakan, saraf optik mungkin pulih sempurna bila TIK turun. Namun bila pembengkakan berlangsung lama dan be- rat, atrofi optik dan gangguan visual mungkin terjadi. Sekali terjadi, atrofi mungkin memburuk bahkan bila peninggian TIK telah diatasi dan pasien akan menjadi buta. Menghindari hal tersebut mengharuskan tindakan sangat segera terhadap penderita dengan edema papil berat, bahkan pada visus yang normal dan tidak ada bahaya kompresi batang otak yang mengancam dalam waktu sing- kat. Diagnosis diferensial edema papil antaranya hipertensi malignan, pseudopapilledema dll.

Aspek klinik

Edema papil tidak biasa terjadi pada usia ekstrem kehidupan. Pada bayi, akibat peninggian TIK kronik adalah pembesaran kepala. Sutura terpisah, dura teregang, ubun-ubun menggembung serta vena scalp membesar. Pada usia tua, otak sering telah atrofi dan perluasan massa seperti hematoma subdural kronik mungkin tidak menyebabkan peninggian TIK yang sangat untuk waktu yang relatif lama.

Kebanyakan pasien tidak sadar akan edema papilnya dan terkejut oleh kegawatan keluhan lain yang ditemukan setelah fundusnya diperiksa. Akhirnya penglihatan terganggu. Lapang pandang menunjukkan pembesaran bintik buta dan kemudian konstriksi periferal. Anak-anak mungkin enggan mengeluhkan penurunan penglihatannya.

Amaurosis Fugax

Kehilangan penglihatan intermiten lebih sering dari perburukan yang menetap. Episode ini disebut serangan ambliopik atau amaurosis fugax dan memiliki arti klinik penting. Ia merupakan episode jelas dari kebutaan parsial atau lengkap, berakhir biasanya kurang dari se- menit, terjadi beberapa kali sehari, sering untuk beberapa bulan. Ia mungkin berupa penglihatan yang gelap total, kekaburan atau pengabu-abuan dengan kehilangan persepsi warna. Episode dipresipitasi oleh bangun mendadak dari posisi horizontal terutama sering pada saat bangkit dari tempat tidur dipagi hari; juga membungkuk dan menggeliat. Perubahan postural pada catu darah lokal mungkin berperan pada serangan ini yang umumnya terjadi pada edema papil berat dan mungkin disalahtafsirkan sebagai epilepsi, vertigo atau pingsan.

Mekanisme edema papil

Yang pertama tampak secara histologis pada diskus yang membengkak adalah dilatasi aksonal mengikuti musnahnya transport aksoplasmik orthograde pada neuron retinal saat melalui pelat kribriform. Transport aksoplasmik merupakan lalu lintas yang rumit dari organel intraseluler dari inti sel ke sinaps (orthograde) atau sebaliknya (retrograde). Pembendungan vaskular dan edema menambah pembengkakan namun perubahan pertama ditemukan pada serabut saraf.

Mula-mula diduga bila TIK meninggi, CSS didesak sepanjang selaput subarakhnoid saraf optik, tekanan ini dihantarkan pada vena sentral retina dimana ia menyilang rongga subarakhnoid. Edema head saraf terjadi dan vena retinal menjadi terbendung. Bagaimanapun, mekanisme yang benar yang menimbulkan perubahan tersebut belum sepenuhnya dimengerti namun mungkin terdiri dari campuran faktor hipoksik, mekanikal dan vaskular.

MUNTAH

Mungkin ditemukan pada peninggian TIK oleh semua sebab, namun biasanya untuk masa kini merupakan tampilan yang terlambat dan diagnosis biasanya dibuat sebelum ia timbul. Ia mungkin jelas merupakan gambaran dini dari tumor ventrikel keempat yang langsung mengenai nukleus vagal. Setiap lesi hampir selalu meninggikan TIK akibat obstruksi aliran CSS juga dan mungkin tidak mudah menentukan mekanisme mana yang dominan.

Muntah akibat peninggian TIK biasanya timbul setelah bangun, sering bersama dengan nyeri kepala pagi. Walau sering dijelaskan sebagai projektil, maksudnya terjadi dengan kuat dan tanpa peringatan, hal ini jarang merupakan gambaran yang menarik perhatian. Anak dengan tumor, muntah lebih sering dari dewasa dan sering tanpa keluhan nyeri kepala apapun. Ini mungkin berhubungan dengan frekuensi yang tinggi tumor fossa posterior pada anak yang menimbulkan baik peninggian TIK maupun tekanan lokal terhadap medulla.

TANDA-TANDA LAIN

Bradikardia dan peninggian tekanan darah sistemik selalu dijelaskan pada textbook, namun biasanya merupakan tanda yang lambat pada praktek klinik. Penelitian terakhir penderita dengan peninggian TIK memperlihatkan bahwa mereka mungkin asimtomatis dan memiliki tingkat denyut dan tekanan darah normal, bahkan bila TIK lebih besar dari 75 mmHg untuk beberapa menit. Bradikardi dan hipertensi arterial disebabkan oleh distorsi atau iskemia batang otak dan tidak berhubungan dengan tingkat tertentu dari peninggian TIK. Ini biasanya lambat terjadi dan merupakan tanda berbahaya dalam perjalanan dan perluasan lesi desak ruang. Dilain fihak, tumor fossa posterior dapat menyebabkan bradikardia melalui tekanan langsung.

Yang menyebabkan diagnosis klinik peninggian TIK sulit adalah bahwa distorsi otak sering terjadi; ini mungkin sedikit lebih dari pada perburukan nyeri kepala dengan kegelisahan dan penurunan tingkat kesadaran untuk menunjukkan bahwa TIK meninggi, dan bahkan tanda ini mungkin bukan akibat langsung dari perubahan tekanan. Gangguan kesadaran mungkin akibat pergeseran kekaudal dari diensefalon dan otak tengah. Keadaan peninggian TIK yang lebih kronik berhubungan dengan obtundasi mental.

Tanda-tanda lain yang umum tampak pada pasien dengan peninggian TIK, seperti dilatasi pupil, ptosis bilateral, gangguan upgaze, ekstensi terhadap nyeri dan irregularitas pernafasan adalah akibat baik herniasi tonsilar maupun tentorial atau kerusakan langsung batang otak oleh lesi, dengan atau tanpa TIK menjadi tinggi pada waktu tersebut. Pupil yang lonjong adalah tanda penting dan menunjukkan tahap transisi antara pupil normal dan pupil yang fixed dan tak bereaksi. Itu menunjukknan hipertensi intrakranial yang bermakna secara klinis, dan mungkin terjadi saat TIK 20-30 mmHg (Marshall, 1983).

NYERI KEPALA TEKANAN RENDAH (LOW PRESSURE HEADACHE)

Nyeri kepala yang sering terjadi setelah pungsi lumbar mungkin disebabkan kebocoran yang terus-menerus CSS dari rongga subarakhnoid setelah tindakan. TIK yang lebih rendah, meniadakan bantalan untuk otak, jadi menyebabkan traksi terhadap pembuluh intrakranial yang sensitif nyeri. Kejadian yang serupa kadang- kadang terjadi setelah operasi pintas bila katup yang digunakan terbuka pada tekanan rendah yang tidak benar hingga terlalu banyak CSS dialirkan ke peritoneum.

Nyeri kepala juga terjadi setelah kraniektomi luas dimana flap scalp rebah kedalam, menyebabkan traksi pada struktur sensitif nyeri. Jenis nyeri kepala tekanan rendah ini membaik setelah kranioplasti (Fodstad, 1984).

MENILAI GANGGUAN KESADARAN

Sistem penilai tingkat kesadaran yang digunakan secara luas saat ini adalah Skala Koma Glasgow. Tiga petunjuk utama dari kesadaran adalah: membuka mata, respons verbal dan respons motor.

Dengan menetapkan nilai pada tingkat ketiga kategori yang dinilai pada skala, indeks dari respons pasien pada saat penilaian dapat dicatat dengan menjumlahkan ketiga nilai tersebut. Skala memberikan nilai maksimal 15 dan minimal 3 yang disebut sebagai Skor Koma Glasgow (SKG/GCS).

Skala Koma Glasgow tidak mudah digunakan pada anak kecil. Karenanya digunakan Skala Koma Glasgow Anak dengan modifikasi pada nilai respons verbal (nilai maksimal tetap 15 dan minimal 3).

Tabel 1

Glasgow Coma Scale Glasgow Coma Score
Eye opening (E)
Spontaneous with blinking 4
To call 3
To pain 2
None 1
Motor response (M)
Obeys commands 6
Localizes pain 5
Normal flexion (withdrawal) 4
Abnormal flexion (decorticate) 3
Extension (decerebrate) 2
None (flaccid) 1
Verbal response (V)
Oriented 5
Confused coversation 4
Inappropriate words 3
Incomprehensible sounds 2
None 1

GCS cum score = (E+M+V); best possible score = 15; worst possible score = 3

Untuk anak-anak, dipakai Skala Koma Glasgow untuk anak-anak, tetapi dengan perubahan pada skor verbalnya bagi anak yang berusia kurang dari 4 tahun (skor respons membuka mata dan respons motornya seperti dewasa) :

Skor Verbal SKG/GCS Pediatrik.
Tabel 2
Verbal Respons V-score
Appropriate words or social smile, fixes and follows 5
Cries, but consolable 4
Persistenly irritable 3
Restless, agitated 2
None 1

Dimasa lalu digunakan Skor Koma Anak (SKA/CCS) dengan nilai maksimum 11.
Tabel 3
Children Coma Scale Children Coma Score
Ocular response (O)
Pursuit 4
Extraocular muscles (EOM) intact,reactive pupils 3
Fixed pupils or EOM impaired 2
Fixed pupils and EOM paralyzed 1
Motor response (M)
Flexes and extends 4
Withdraws from painful stimuli 3
Hypertonic 2
Flaccid 1
Verbals response (V)
Cries 3
Spontaneous respiration 2
Apneic 1

Total maximum score = 11, Total minimum score = 3

KESIMPULAN

Triad nyeri kepala, muntah dan edema papil adalah indikator klinik klasik dari hipertensi intrakranial. Edema papil adalah tanda yang dapat dipercaya bahwa TIK meninggi atau tinggi, namun itu memerlukan waktu untuk terjadinya, sedang nyeri kepala dan muntah mungkin tidak dijumpai selama peninggian TIK yang berat. Tanda lain seperti mengantuk, bradikardia, hipertensi arterial, dilatasi pupil, rigiditas deserebrasi dan perubahan respiratori yang tampak pada beberapa pasien dengan TIK yang tinggi adalah lebih karena pergeseran, distorsi atau herniasi otak dari pada tingkat tekanan spesifik. Bagaimanapun peninggian TIK pada setiap pasien sering mendahului dan ini adalah pertanda untuk perburukan neurologis yang mengancam.

Dengan bertambahnya pengalaman, jelas bahwa tanda dari peninggian TIK mungkin tidak dapat dipercaya. Tanda-tanda CT tidak mutlak dan tidak selalu ada, dan karenanya tidak dapat digunakan untuk pemantauan.

Bila tingkat absolut TIK perlu diketahui, baik untuk diagnosis maupun untuk mengetahui gangguan dinamika CSS, atau untuk mengamati pengaruh pengobatan, ini hanya dapat dicapai dengan pemantauan TIK secara langsung dan bersinambung.