ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

 
1. PENINGGIAN TEKANAN INTRAKRANIAL
A. Anatomi dan Fisiologi
B. Patologi Peninggian T.I.K
C. Gambaran Klinik
D. Tanda-tanda Radiologis
E. Metoda Pengukuran T.I.K
F. Interpretasi Pencatatan T.I.K
G. Aplikasi Klinik Pengukuran T.I.K
H. Pengendalian T.I.K yang Tinggi
I. Konklusi
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

        10. KONKLUSI
        
        Walau  terdapat  kontroversi  sekitar  keuntungan   dan 
        risiko,  pemantauan TIK  yang sinambung sudah  mendapat 
        tempat yang pasti dalam perawatan intensif bedah  saraf 
        diberbagai negara.
        
        
        INDIKASI PEMANTAUAN T.I.K
        
        Indikasi paling sering digunakan adalah:
        
        1 pengelolaan pasien koma pada cedera kepala
        2 pasien dengan  CT scanning  menunjukkan bahwa TIK me- 
          ninggi. Tanda ini termasuk tiadanya sisterna perimes- 
          ensefalik,  pergeseran garis tengah lebih dari 5  mm, 
          dilatasi ventrikel kontralateral dan kontusi otak bi- 
          lateral
        3 sindroma Reye
        4 hidrosefalus 'tekanan normal'
        5 hidrosefalus dan koma setelah perdarahan  subarakhno- 
          id, hematoma intraserebral atau infark iskemik
        6 pasien  tidak sadar yang diselamatkan dari  tenggelam 
          dan episoda hipoksik berat lainnya
        7 penurunan tingkat kesadaran pada meningitis atau  en- 
          sefalitis
        
        Mempertahankan  dan menginterpretasikan pemantauan  TIK 
        membutuhkan  skill dan kesabaran.  Harus dibatasi dalam 
        melengkapi unit perawatan intensif dengan petugas  yang 
        telah  berpengalaman dalam merawat pasien  koma  dengan 
        kelainan neurologis.
        
        
        MASA YANG AKAN DATANG
        
        Metodologi
        Kelemahan  utama metoda pengukuran TIK saat ini  adalah 
        perlunya  penetrasi pada tengkorak.  Tujuan jangka pan- 
        jang  haruslah untuk mengembangkan metoda yang  non-in- 
        vasif, yang akurat, murah dan dapat dipercaya.
             Sementara  itu, mungkin transduser  miniatur  yang 
        diimplantasikan  akan menjadi lebih populer namun  saat 
        ini terdapat kebingungan atas kemampuannya untuk menga- 
        tasi  ketidak-telitian dan kesulitan  dalam  penggunaan 
        klinik. Pengembangan lebih lanjut juga diperlukan untuk 
        mendapatkan  transduser yang dapat  digabungkan  dengan 
        pemeriksaan baik CT maupun MRI.
        
        Patofisiologi
        Sampai  saat  kita dapat menentukan  penyebab  spesifik 
        dari  pembengkakan otak, pengobatan terhadap  TIK  akan 
        serupa. Perbaikan dalam pengobatan TIK yang menetap ha- 
        rus tergantung pada kemajuan pengetahuan kita atas  me- 
        kanisme yang mendasari kerusakan neuronal.
             Pada cedera kepala, pembengkakan otak mungkin aki- 
        bat  dari penambahan air jaringan, VDS  atau  keduanya. 
        Penelitian harus diarahkan pada pengenalan terhadap pe- 
        nyebab  pembengkakan  otak  pada  masing-masing  pasien 
        hingga terapi dapat diarahkan pada sasaran yang  spesi- 
        fik. Misalnya, terapi vasokonstriktor seperti hiperven- 
        tilasi,  barbiturat dan GABA mungkin memadai untuk  VDS 
        yang meninggi, dimana terapi diuretika lebih tepat  da- 
        lam mengobati edem otak dan scavenger radikal bebas un- 
        tuk pembengkakan otak iskemik.
             Analisis spektral bentuk gelombang TIK mungkin sa- 
        tu cara untuk mengenal kedua penyebab peninggian tekan- 
        an, dan terukurnya penurunan compliance mendahului ter- 
        jadinya peninggian TIK.
        
        Pengobatan
        Setelah memikirkan semua hal, tindakan yang layak  ter- 
        hadap  klot, tumor dan hidrosefalus  menunjukkan  bahwa 
        metoda  yang digunakan dalam mengobati  peninggian  TIK 
        sangat sedikit keampuhannya. Semua metoda yang ada ber- 
        landaskan  pada struktur yang secara  fisiologi  intak, 
        pembuluh  darah yang reaktif, SDO yang intak  atau  sel 
        yang secara metabolik aktif.
             Pada kebanyakan kasus cedera kepala berat, pening- 
        gian TIK menunjukkan kerusakan otak primer dan tidak a- 
        da  tindakan yang mungkin berhasil dengan baik.  Hingga 
        kini  belum dapat untuk mengidentifikasi setiap  pasien 
        hingga  tindakan dini yang agresif harus tetap  diguna- 
        kan.  Dilain fihak, kerusakan primer mempunyai  potensi 
        untuk pulih dan outcomenya tergantung pada bagaimana e- 
        fektifnya suatu pengobatan. Seperti telah dikatakan di- 
        muka bahwa terdapat peningkatan bukti tentang  tindakan 
        dini terhadap peninggian TIK sedang mengurangi insidens 
        peninggian TIK yang tidak dapat dikontrol.
             Untuk  alasan ini dipikirkan bahwa pemantauan  TIK 
        tidak dapat dihindari dalam mengelola keadaan  patologi 
        intrakranial  seperti halnya pencatatan  tekanan  darah 
        dalam pemantauan sistem kardiovaskular.


        GLOSARIUM
        
        Autoregulation  (of  blood flow): Perubahan  dalam  be- 
        sarnya  tahanan yang dalam keadaan menetap  pada  suatu 
        organ  sebagai reaksi atas perubahan  tekanan  perfusi, 
        dalam  usaha untuk mempertahankan secara  cukup,  walau 
        tidak perlu konstan, aliran darah.  Efisiensi autoregu- 
        lasi dapat diukur dengan perubahan aliran darah sebagai 
        akibat perubahan tekanan perfusi.
        
        Brain tissue pressure (BTP): Berhubungan dengan tekanan 
        interstitial atau ekstravaskuler. Tekanan  interstitial 
        sebenarnya  dari otak tidak dapat diukur dengan  metoda 
        yang  ada saat ini dan 'tekanan jaringan  otak'  adalah 
        yang berada didalam rongga kecil parenkhima otak  dise- 
        keliling alat pengukur.
        
        Cerebral  boold  flow (CBF): Jumlah volume  darah  yang 
        melalui otak dalam unit waktu.  Untuk otak secara kese- 
        luruhan dapat dinyatakan dalam ml/menit namun untuk  a- 
        liran regional (rCBF) dinyatakan dalam  unit berat otak 
        dalam unit waktu (ml/menit/100 g).
        
        Cerebral perfusion pressure (CPP): Untuk bed  vaskuler, 
        tekanan  perfusi adalah perbedaan antara tekanan  arte- 
        rial dan vena. CPP adalah perbedaan antara mean ICP dan 
        mean BP.  ICP besarnya mendekati tekanan vena dural dan 
        ini lebih mudah diukur.
        
        Cerebrovascular resistance (CVR): Tahanan yang  diberi- 
        kan  oleh bed vaskular otak terhadap aliran darah  yang 
        melaluinya. Analog dengan hukum Ohm, CVR dihitung seba- 
        gai rasio CPP terhadap CBF (CVR = CPP/CBF).  Dalam kea- 
        daan normal hanya CVR total yang dapat dihitung.  Untuk 
        menghitung CVR regional, diperlukan pengukuran  tekanan 
        perfusi regional dan ini biasanya tidak mungkin.  Satu- 
        annya mmHg per unit CBF.
        
        Compliance: Istilah yang umumnya digunakan untuk  meng- 
        uraikan  brain stiffness; lebih tepat adalah hal  seba- 
        liknya, elastance yang dapat dihitung.  Compliance ada- 
        lah perubahan volume yang diamati atas perlakuan  peru- 
        bahan dari tekanan (dV/dP).
        
        Elastance: Perubahan pada tekanan yang diamati terhadap 
        perlakuan perubahan volume (dP/dV).
        
        Elasticity: Kemampuan material untuk kembali  kekeadaan 
        awalnya bila kekuatan yang merubahnya berhenti beraksi.
             
        Herniation (of structures of CNS): Jenis deformasi  di- 
        mana  penambahan isi satu kompartemen dirongga  kranial 
        memindahkan  bagian dari isi semulanya  ke  kompartemen 
        tetangga. Herniasi berhubungan dengan distorsi struktur 
        yang terkena.
        
        Intracranial Pressure (ICP): Istilah umum untuk  menun- 
        jukkan setiap tekanan yang diukur didalam rongga krani- 
        al  walaupun dapat dibatasi atas sisi atau  kompartemen 
        dimana tekanan akan diukur. Satuannya mmHg.
        
        Oncotic pressure: Menunjukkan tekanan osmotik yang  di- 
        sebabkan oleh larutan koloid.
        
        Osmotic pressure: Berhubungan dengan perbedaan  tekanan 
        yang  melintasi membran semi permeabel yang  memisahkan 
        dua kompartemen yang berisi larutan substansi  tertentu 
        dalam konsentrasi berbeda.
        
        Perfusion pressure: Untuk tabung atau sistem tabung  a- 
        dalah  perbedaan antara tekanan yang  ditimbulkan  oleh 
        cairan  perfusi saat ia masuk dan saat ia  meninggalkan 
        tabung atau sistem.
        
        Pressure: Keadaan khusus dari stress normal dimana  te- 
        naga per unit area yang dalam keadaan normal  diarahkan 
        menuju area tersebut. Satuannya mmHg, Torr, atm. dll.
        
        Pressure-volume index: Volume cairan dalam ml  yang di- 
        perlukan  untuk  menaikkan ICP hingga tingkat  10  kali 
        opening pressure.
        
        Pressure-volume relationship: Hubungan yang mana menje- 
        laskan perubahan tekanan didalam sistem tertentu  dise- 
        babkan oleh perubahan volume yang dikandungnya atau se- 
        baliknya, misalnya perubahan tekanan intrakranial dise- 
        babkan  oleh perubahan isi intrakranial.  Pada  diagram 
        tekanan-volume, tekanan secara konvensional ditampilkan 
        sebagai  aksis y (ordinat) dan volume sebagai  aksis  x 
        (absisa).
        
        Pulse pressure: Amplituda  osilasi tekanan selama  sik- 
        lus kardiak.
        
        Strain: Deformasi relatif yang diakibatkan oleh  pembe- 
        rian stress.
        
        Stress: Kekuatan per satuan area.
        
        Tissue perfusion pressure: Tekanan perfusi  didalam pa- 
        renkhima organ. Secara teoritis berhubungan dengan per- 
        bedaan  TD antara ends arterial dan vena kapiler  otak. 
        TPP serebral sudah digunakan juga untuk mengetahui per- 
        bedaan antara TD arteriolar rata-rata dan TIK.
                
        Torr:  Tekanan  1 mmHg pada keadaan  suhu  dan  tekanan 
        standar.
        
        Transducer: Alat yang mengkonversikan satu bentuk ener- 
        gi  kebentuk  lainnya.  Transduser  tekanan  fisiologis 
        menggunakan energi yang ditimbulkan oleh tekanan  untuk 
        menghantarkannya sebagai sinyal elektrik yang  kemudian 
        diperkuat dan dapat dicatat pada alat pencatat.
        
        Vasopressor responce to raised ICP: Peningkatan TD  ar- 
        terial akibat peningkatan TIK (Sering disebut  sebagai 
        'Cushing response'.
        
        Vasopressor treshold: Tingkat TIK dimana respons  vaso- 
        presor bekerja.
        
        Volume-pressure respons (VPR): Peninggian tekanan  ven- 
        trikuler yang didapat bila 1 sm salin disuntikkan mela- 
        lui kanula ventrikuler dalam 1 detik.
        
     
        REFERENSI
         
        Lihat bab terakhir, khusus daftar rujukan.