PEDOMAN RADIO AMATIR / AMATIR RADIO DIKALA MELAKUKAN PELAYANAN BENCANA

 

Apa yang pertama dikerjakan dikala keadaan darurat

1. Pastikan anda dan keluarga anda selamat dan aman sebelum anda bertindak sebagai relawan amatir radio.
2. Pastikan harta milik anda selamat dan aman sebelum anda bertindak sebagai relawan amatir radio.
3. Monitor frekuensi yang dirancang sebagai frekuensi darurat dilokal anda.
4. Ikuti perintah yang diberikan amatir yang bertugas pada frekuensi tsb.
5. Hubungi Koordinator lokal anda atau amatir yang ditunjuk, untuk instruksi selanjutnya.

 

Ceklis Kegiatan Awal

Stasiun net kontrol dan/atau amatir yang ditunjuk sebagai net darurat akan memberikan instruksi tambahan, termasuk informasi frekuensi yang digunakan untuk sumber lain atau frekuensi net taktis. Umumnya net sumber lain akan mendaftarkan relawan dan memberikan informasi bagaimana anda akan membantu (peran anda).

1. Betul-betul siap untuk beroperasi. Periksa semua peralatan dan sambungan.
2. Check-in pada kontak yang ditentukan. Menuju tempat yang ditentukan dengan membawa “Ready kit”.
3. Dapatkan call sign taktis bagi lokasi/tempat tugas anda.
4. Mulai dengan log kejadian personal (gunakan formulir terlampir).
5. Masukkan frekuensi pada lembar log dan pada perencanaan darurat/frekuensi.
6. Gunakan formulir log untuk mencatat pesan yang ditangani.
7. Penggunaan formulir pesan bila pencatatan yang persis/akurat diperlukan.
8. Gunakan call sign taktis bagi lokasi anda, dan laksanakan aturan menyatakan call sign setiap 10 menit.
9. Monitor frekuensi yang ditetapkan setiap saat. Beritahukan stasiun pengendali net bila anda akan meninggalkan frekuensi.

 

Ceklis Peralatan Tugas Dasar
Dikala menanggapi kejadian darurat, atau bahkan dalam kegiatan latihan, inilah set peralatan dan perlengkapan pribadi minimum yang harus dibawa dalam melaksanakan tugas :
1. Radio genggam 2 m.
2. Antena 2 m dudukan magnetik dan koax.
3. Earphone.
4. Kertas dan pinsil.
5. KTA.
6. Batere cadangan.
7. Pakaian yang sesuai.
8. Makanan dan minuman.

Umumnya peralatan tsb. ditempatkan pada “Kit Ready”. Pastikan angkat kit tsb. ketika keluar pintu menuju tempat bertugas. Anda juga harus menyertakan peralatan pada daftar berikut pada kit ready, dirancang hingga memungkinkan anda untuk menetap dilapangan hingga 72 jam.

 

Ceklis Peralatan Tugas Lengkap (72 Jam)
1. Pakaian ganti untuk 3 hari.
2. Perlengkapan cuaca buruk.
3. Perlengkapan toilet.
4. Selter (tenda dan kantung tidur).
5. Kompor portabel; peralatan makan dan pembersih.
6. Korek api tahan air.
7. Senter.
8. Lilin.
9. Jam beker.
10. Makanan dan minuman untuk 3 hari.
11. Makanan ringan.
12. Penyegar cair.
13. Kit P3K.
14. Permen tenggorokan.
15. Obat-obatan resep dokter yang digunakan.
16. Aspirin atau penghilang nyeri lain.
17. Radio tambahan, perangkat packet.
18. Catu daya, carjer.
19. Mikrofon.
20. Headphone.
21. Kabel.
22. Antena dengan dudukan.
23. Rangkai SWR (VHF dan HF).
24. Ko-ax ekstra.
25. Konektor dan adaptor RF.
26. Konektor, adaptor daya, audio dll.
27. Batere.
28. Perkakas.
29. Solder.
30. VOM.
31. Selotip listrik dan pipa.
32. Buku log.
33. Formulir pesan.

 

Sekitar “Kit Ready”
Catu daya:
Kit 72 jam harus memiliki beberapa sumber daya, dengan pak batere ekstra dan pak batere alkalin untuk radio genggam. Untuk radio VHF dan HF bergerak, dibutuhkan batere yang lebih besar. Batere dengan sel gel atau batere kapal (siklus dalam) adalah sumber tenaga batere yang baik, dan anda harus menjaganya tetap terisi dan siap untuk pergi. Bijaksana untuk memiliki carger alternatif dikala darurat. Anda dapat mengisi batere kecil dari batere yang lebih besar. Anda dapat membangun peralatan carger solar. Bila anda beruntung, anda mungkin memiliki akses ke generator daya yang digunakan di tempat dengan jaringan listrik normal. Siapkan kapasitas batere lebih besar dari yang anda perhitungkan.

Antena dengan penguatan (gain antenna):
Anda mungkin menginginkan berbagai antena dengan penguatan untuk radio genggam anda, juga antena dengan penguatan tambahan yang dapat digunakan baik untuk radio genggam maupun rig. Antena ekstra mungkin diperlukan seseorang, atau bila antena utama anda rusak. Untuk VHF dan UHF, anda bisa membuat J-pole dari kabel antena TV twinlead untuk antena ringkas dan murah. Siapkan beberapa potong ko-ax pada kit anda, total sekitar 15 meter, dan konektor barrel untuk menghubungkannya.

Pribadi:
Makanan-minuman: Air, atau sistem filtrasi dan purifikasi layak, makanan cukup untuk 3 hari, peralatan makan, gelas dan bila perlu peralatan memasak. Selter juga penting. Disini anda dibatasi oleh ukuran kit anda dan tebalnya dompet anda. Beberapa amatir menggunakan mobilnya (RV) sebagai selter, bila keadaan memungkinkan. Kondisi bencana lain berakibat tidak mungkin menggunakan mobil, hingga berbagai kemungkinan harus anda rencanakan sebagai selter. Lampu secara psikologis sangat penting dikala darurat. Pastikan tersedia beberapa sumber cahaya. Tersedia berbagai lampu bertenaga batere, juga lentera menggunaan propan atau BBM merupakan pilihan yang baik.

 

Prinsip Penggunaan Repeater

1. Gunakan daya minimum.
Dilain fihak, terutama pada populasi padat, anda berkemungkinan mendapat masalah ketika menjalankan lebih dari satu repeater, yang menyebabkan interferensi yang tidak perlu. Daya yang rendah juga menghemat batere.

2. Gunakan simpleks bila mungkin.
Gunakan frekuensi yang dianjurkan, namun pertimbangan yang baik bila memiliki setidaknya kanal simpleks lainnya bila tersedia. Gunakan antena yang diperkuat pada lokasi tetap untuk penggunaan simpleks.

3. Amati prosedur “selang (pause)” antara pergantian.
Ketika anda memulai transmit, setelah stasiun yang memancar stand by, hitung hingga dua atau tiga sebelum anda menekan tombol transmit. Ini memberikan fihak lain dengan masalah penting kesempatan untuk chek in.

4. Banyak mendengar, sedikit transmit.
Nyatakan keberadaan anda pada repeater ketika anda masih ada untuk membantu pada kedaruratan, dan jangan hambat dengan obrolan tanpa guna.

5. Monitor frekuensi net ORARI lokal anda dikala anda tidak sibuk.

6. Pikir sebelum bicara.
Berpegang pada fakta, kendalikan emosi anda. Ingat bahwa selama darurat adalah waktu dimana anda paling mungkin untuk bekerja dan berbicara secara terburu-buru. Seseorang dengan penerima gelombang pelayanan publik yang harganya murah dapat memonitor.

7. Artikulasi baik, jangan menggumam.
Bicara dekat mikrofon, namun bicara melintasinya, tidak kepadanya. Jaga suara anda rendah. Pada keadaan darurat anda mungkin menjadi bersemangat dan cenderung berteriak. Bicara dengan lambat, tenang; ini adalah tanda seorang komunikator berpengalaman.

 

Prinsip Komunikasi Bencana

1. Pertahankan transmisi-transmisi pada keadaan minimum.
Pada bencana, stasiun penting mungkin rusak. Semua stasiun lain harus tetap silent kecuali dipanggil. Bila anda tidak pasti untuk transmit, jangan lakukan.

2. Monitor frekuensi bencana yang ditetapkan.
Kebanyakan lokal ORARI dan beberapa area geografis memiliki frekuensi bencana dimana seseorang selalu (atau hampir selalu) memonitor kemungkinan panggilan.

3. Cegah penyebaran rumor.
Selama dan setelah keadaan bencana, terutama pada band suara, anda mungkin mendengar hampir semuanya. Sayangnya kebanyakan informasi salah ini dipancarkan. Rumor dimulai dengan penambahan, pengurangan, penguatan atau modifikasi kata-kata, dan disertai dengan melebih-lebihkan atau interpretasi. Semua pancaran yang disampaikan harus betul-betl otentik seperti aslinya dari sumber terkait. Pancaran harus diulang kata per kata, dan hanya dengan kewenangan tertentu.

4. Semua pesan harus dipastikan otentik.
Setiap pesan yang dimaksudkan sebagai sumber berita resmi harus ditulis dan ditandatangani. Bila mungkin, amatir harus mencegah memulai sendiri pancaran bencana atau darurat. Kita melakukan komunikasi; yang berwenang menyediakan isi dari komunikasi.

5. Berusaha keras mendapatkan efisiensi.
Apapun yang terjadi dikala darurat, anda akan menjumpai histeria dan sebagian amatir diaktifkan dengan berpikir bahwa ia harus menjadi pahlawan tanpa tidur. Dari pada mengoperasikan stasiun anda penuh waktu dengan mengobankan kesehatan dan efisiensi anda, sangat lebih baik menyiapkan giliran pada satu stasiun yang berlokasi ditempat yang baik dan dengan peralatan yang baik, layak untuk bekerja, diawaki dengan giliran istirahat oleh operator yang berkualifikasi terbaik. Ini akan mengurangi interferensi dan menjamin stasiun dioperasikan dengan baik.

6. Pilih mode dan band sesuai dengan kebutuhan.
Khas bahwa semua amatir percaya bahwa mode dan band miliknya adalah yang terbaik. Ciri band atau mode khusus pada komunikasi darurat harus dinilai secara tersendiri dengan memperhatikan kelayakan penggunaan band atau mode. Tentu akibatnya tidak ada alternatif atas apa yang bisa terjadi bila menggunakan apa yang tersedia, namun ini adalah cara untuk mengoptimalkan sumber yang ada.

7. Gunakan semua jalur komunikasi dengan kapasiaes tertinggi.
Ketika ssaran utama komunikai darurat adalah untuk menyelamatkan hidup dan harta (lainnya adalah insidentil), radio amatir adalah fasilitas sekunder. Jalur normal adalah primer dan harus digunakan bila tersedia. Amatir harus bijaksana dan bisa menggunakan semua jalur darurat yang ada, Radio amatir, atau lainnya, dengan keperluan mendapatkan pesan dari padanya.

8. Jangan “broadcast”.
Beberapa stasiun dalam keadaan darurat mempunyai kecenderungan untuk meniru tehnik “broadcast”. Walau nyatanya masyarakat umum mungkin mendengar, pancaran kita tidak atau harus tidak dilaksanakan untuk keperluan ini.

9. Kordinasi Kepemimpinan Orari dan Koordinator Bencana.
Dalam area bencana sendiri, Radio Amatir terutama bertanggung jawab atas dukungan komunikasi darurat. Pilihan pertama adalah operator yang tinggal di atau dekat area bencana, adalah agar pengalamannya dapat digunakan oleh Koordinator Bencana dimana dan kapan diperlukan. Agar responsnya tepat waktu dan efektif, amatir harus berbicara dengan Koordinator Bencana sebelum waktu kapan ia diperlukan, agar mereka mengetahui bagaimana respons yang terbaik.

 

Konsep Tim Bantuan Mutual (Saling Bantu)
Konsep Tim Bantuan Mutual berdasar kenyataan bahwa sumber Radio Amatir regional tetangga bisa diperlukan segera pada keadaan bencana skala besar. Anggota Radio Amatir didaerah terkena mungkin disibukkan dengan mitigasi kondisi pribadinya dan karenanya tidak bisa berperan dalam kegiatan Radio Amatir tanggap darurat diareanya. Karenanya dukungan komunikasi harus datang dari anggota Radio Amatir dari luar area terkena. Inilah mengapa bantuan mungkin dimintakan dari Tim Bantuan dari regional tetangga. Berikut adalah ceklis tugas pimpinan Tim Bantuan Mutual.

Tugas Pra-Keberangkatan
1. Memberitahukan kegiatan/penugasan
2. Surat tugas
3. Brifing umum dan teknis
4. Tinjau permintaan Koordinator Bencana tuan rumah
5. Transportasi
6. Akomodasi
7. Tinjau perkiraan lama bertugas

Tugas Dalam-Perjalanan
1. Tinjau status situasi, dan laporan situasi
2. Tinjau uraian tugas
3. Ceklis
4. Profil are terkena
5. Misi rencana pemulihan bencana
6. Peta
7. Dokumen teknis
8. Daftar penghubung/kontak
9. Prosedur operasional taktis

Tugas saat Kedatangan
1. Lapor pada petugar Radio Amatir tuan rumah
2. Dapatkan informasi:
------ Frekuensi yang digunakan
------ Kegiatan yang sedang dilaksanakan
------ Petugas yang tersedia
------ Peralatan komunikasi dan komputer
------ Fasilitas pendukung
------ Rencana Radio Amatir tuan rumah
3. Tetapkan net komunikasi intra-tim awal
4. Tetapkan jalur HF atau VHF ke regional asal untuk jalur dukungan semangat

Tugas In-situ (dilokasi)
1. Penilaian awal
2. Monitor komunikasi petugas Radio Amatir tuan rumah
3. Kurangi adanya kerja rangkap
4. Tindakan keselamatan yang memadai
5. Kritik (debrifing) harian atas keefektifan

Tugas Pra-Demobilisasi dan Demobilisasi
1. Bicarakan prosedur penarikan
2. Rencana demobilisasi dilaksanakan
3. Mulai kritik tim (debrifing)

Kualifikasi Anggota Tim Bantuan Mutual
1. Standar kinerja tinggi
2. Kualifikasi
3. Pangalaman
4. Pemain tim
5. Minat pribadi kuat
6. Keterampilam komunikasi antar perorangan kuat
7. Pengetahuan pengelolaan kedaruratan
8. Dihormati petugas dan perorangan
9. Hadir dengan persetujuan atas tugas
10. Sehat fisik

Ringkasan Tim Bantuan Mutual (Saling Bantu) Pelayanan Darurat Radio Amatir
Harus dicatat bahwa terdapat keadilan wewenang yang jelas atas petugas Radio Amatir yang bertugas. Koordinator Kedaruratan tuan rumah atau yang diberi wewenang dikala bencana harus mampu membuat kebijaksanaan untuk digunakan dan dilaksanakan oleh tim yang datang. Karenanya tim yang datang harus disiapkan untuk menyerahkan dirinya pada fihak yang berwenang. Ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa semua tim, eksternal atau internal, hanya memiliki pengetahuan yang terbatas atas kegiatan keseluruhan. Fihak berwenang yang menyelia nyatanya memiliki pemahaman yang lebih baik atas keadaan secara keseluruhan.

Sebaliknya, bagaimanapun, yang berwenang dikala bencana harus mencegah penelantaran sumber tim yang datang. Apakah tim tidak lagi dibutuhkan, atau keadaan sudah dalam de-eskalasi (penurunan kegiatan/petugas), tim harus dipulangkan sesegera mungkin, hingga dapat kembali kekehidupan pribadinya.

Kaidah Tim Bantuan Mutual Radio Amatir adalah “bantuan paling akhir, lebih baik dari tidak ada sama sekali”. Bila mungkin, amatir dari regio yang terkena harus digunakan sebagai pendukung. Banyak permintaan atas relawan untuk berkelana jauh dari rumah, keluarga dan pekerjaan untuk waktu yang panjang dengan pekerjaan sulit dan berpotensi berbahaya.