ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

4. TUMOR INTRAKRANIAL
**Pendahuluan
A. Tumor Intrinsik Hemisfer Serebral
B. Tumor Ekstrinsik Hemisfer Serebral
C. Tumor Intrinsik Fossa Posterior
D. Tumor Ekstrinsik Fossa Posterior
E. Tumor Seller/Supraseller
F. Tumor Regio Pineal
G. Tumor Sistema Ventrikuler
H. Tumor Orbita
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 


        TUMOR ORBITA
        
        Rongga orbital dibatasi sebelah medial oleh tulang yang 
        membentuk dinding luar sinus ethmoid dan sfenoid. Sebe- 
        lah  superior oleh lantai fossa anterior,  dan  sebelah 
        lateral  oleh zigoma, tulang frontal dan sayap  sfenoid 
        besar. Sebelah inferior oleh atap sinus maksilari.
        
        
        Patologi
        
        Tumor  bisa tumbuh dari struktur yang terletak  didalam 
        atau sekitar orbit:
        
        Kelenjar lakrimal:
        Adenoma fleomorfik: biasanya jinak, tapi rekurensi ter- 
        jadi bila tidak dilakukan eksisi kengkap.
        Karsinoma
        
        Jaringan limfoid: 
        Limfoma: Tumbuh primer didalam orbit, atau sekunder  a- 
        tas kelainan menyeluruh pada tubuh.
        
        Retina: 
        Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.
        Melanoma
        
        Tulang:
        Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau  ethmoid, 
        bisa menyebabkan mukosel frontal.
        Sista dermoid
        Sista epidermoid
        
        Sinus paranasal, nasofaring:
        Karsinoma: Sering menginvasi dinding medial  orbit pada 
        tahap dini penyakit.
        
        Selubung saraf optik:
        Meningioma: sering meluas keintrakranial melalui  fora- 
        men optik.
        
        Saraf optik:
        Glioma (astrositoma pilositik): Tumbuh sangat lambat.
        Neurofibroma/neurinoma
        
        Jaringan ikat: 
        Rabdomiosarkoma: Tumor  anak-anak ganas dengan  pertum- 
        buhan dan penyebaran lokal cepat.
        
        Metastasis melalui darah:
        Dewasa: Karsinoma 'breast'
                Karsinoma bronkhial
        Anak-anak: Neuroblastoma
                   Sarkoma Ewing
                   Leukemia
                   Tumor testikuler
        
        Lesi orbital non-neoplastik:
        Hemangioma/limfangioma  kavernosa: Lesi jinak yang  se- 
        ring terjadi pada dewasa.
        Pseudotumor
        Eksoftalmos endokrin
        Granulomatosis Wagener
        Histiositosis X
        Sarkoidosis
        
        Fistula  karotid-kavernosa  tampil  dengan  eksoftalmos 
        pulsatif.
        
        
        Tanda dan Gejala Klinis
        
        Nyeri orbital: jelas  pada tumor ganas yang tumbuh  ce- 
        pat,  namun juga merupakan gambaran khas  'pseudotumor' 
        jinak dan fistula karotid-kavernosa.
        Proptosis: pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran 
        yang  sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak  nyeri 
        dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau  ce- 
        pat (lesi ganas).
        Pembengkakan kelopak: mungkin  jelas pada  pseudotumor, 
        eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.
        Palpasi: bisa  menunjukkan massa yang menyebabkan  dis- 
        torsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor ke- 
        lenjar lakrimal atau dengan mukosel. 
        Pulsasi:  menunjukkan lesi vaskuler;  fistula  karotid-
        kavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan ada- 
        nya bruit.
        Gerak mata: sering  terbatas oleh sebab mekanis,  namun 
        bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin  atau 
        dari  lesi  saraf III, IV, dan VI pada  fisura  orbital 
        (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.
        Ketajaman penglihatan: mungkin terganggu langsung  aki- 
        bat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak  lang- 
        sung akibat kerusakan vaskuler.
        
        
        Pemeriksaan
        
        Foto polos orbit: mungkin menunjukkan erosi lokal  (ke- 
        ganasan),  dilatasi foramen optik  (meningioma,  glioma 
        saraf optik) dan terkadang kalsifikasi (retinoblastoma, 
        tumor kelenjar lakrimal). Meningioma sering menyebabkan 
        sklerosis lokal.
        CT scan orbit: menunjukkan lokasi tepat patologi intra- 
        orbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan  ke- 
        intrakranial.
        Venografi orbital: mungkin membantu.
        
        
        Pengelolaan
        
        Tumor jinak: memerlukan  eksisi, namun bila  kehilangan 
        penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan, 
        dipikirkan pendekatan konservativ.
        Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma 
        juga berreaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang  lesi 
        terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan 
        reseksi radikal.
        
        Pendekatan operatif:
        Orbital medial: untuk tumor anterior, terletak dimedial 
        saraf optik.
        Transkranial-frontal: untuk tumor dengan perluasan  in- 
        trakranial atau terletak posterior dan medial dari  sa- 
        raf optik.
        Lateral: untuk  tumor yang terletak superior,  lateral, 
        atau inferior dari saraf optik.
        
        
        PSEUDOTUMOR (GRANULOMA ORBITAL)
        
        Nyeri  orbital tiba-tiba dengan  pembengkakan  kelopak, 
        proptosis  dan khemosis akibat infiltrasi limfosit  dan 
        sel plasma pada berbagai struktur didalam orbit.
             Keadaan  ini biasanya terjadi pada  usia  menengah 
        dan  jarang terjadi bilateral. CT  scan  memperlihatkan 
        lesi  orbital difus, walau mungkin lebih  dominan  pada 
        satu struktur, misalnya saraf optik,  otot  ekstra-oku- 
        ler atau kelenjar lakrimal. Bila diagnostik tetap mera- 
        gukan, diperlukan biopsi. Kebanyakan pasien   memperli- 
        hatkan respons yang dramatis terhadap steroid. Bila ge- 
        jala menetap, lesinya akan berreaksi baik terhadap  ra- 
        dioterapi.
        
        
        EKSOFTALMOS ENDOKRIN
        
        Pasien  tirotoksik dengan eksoftalmos  bilateral  tidak 
        sulit  untuk didiagnosis, namun  eksoftalmos  endokrin, 
        dengan edema kelopak yang jelas, retraksi kelopak,  dan 
        oftalmoplegia mungkin terjadi unilateral dan dengan ti- 
        roksin  dan triiodotironin serum normal.  Bila  curiga, 
        tes  stimulasi TRH mungkin membantu menegakkan  diagno- 
        sis. 
             Pada beberapa pasien penyakitnya berlangsung terus 
        dan menyebabkan ulserasi korneal, edema papil dan  bah- 
        kan  kebutaan. Pada keadaan ini dekompresi orbital  sa- 
        ngat bermanfaat.
        
        
        TUMOR DASAR TENGKORAK
        
        
        Ganas
        
        Karsinoma:
        Karsinoma nasofaring, sinus para nasal atau telinga bi- 
        sa  meluas keintrakranial baik melalui  erosi  langsung 
        atau  melalui foramina tengkorak. Sering menembus  dura 
        (berbeda  dengan karsinoma metastatik cord spinal)  dan 
        mungkin mengenai hampir semua saraf kranial. Penyebaran 
        melalui jalur CSS menyebabkan meningitis  karsinomatosa 
        dan bisa menyebabkan palsi saraf kranial multipel.
             Foto polos dan CT scan memperlihatkan lesi  osteo- 
        litik dasar tengkorak. Tindakan biasanya terbatas  pada 
        biopsi retrofaringeal dan radioterapi.
        
        Khordoma:
        Tumor jarang yang berasal dari sisa sel notokhord  ter- 
        jadi terutama pada daerah sfenoido-oksipital dan sakro- 
        koksigeal.  Walau pertumbuhan mulai pada garis  tengah, 
        sering meluas tak simetris keruang intrakranial.  Khor- 
        doma  tampil pada semua usia, namun puncak  insidensnya 
        pada dekade keempat. Metastasis jarang terjadi.
             Klinis,  kebanyakan pasien  menunjukkan  obstruksi 
        nasal. Palsi saraf kranial biasanya mengikuti dan  ter- 
        gantung pada lokasi tumor. 
             Foto polos memperlihatkan massa jaringan lunak de- 
        ngan lesi osteolitik pada sfenoid, basi-oksiput atau a- 
        peks petrosa. CT scan menampilkan adanya massa  berkal- 
        sifikasi  sebagian  yang menyebabkan  destruksi  tulang 
        yang jelas dan meluas keruang nasofaringeal.
             Lokasi tumor mencegah pengangkatan total. Biasanya 
        dilakukan  debulking ekstensif (terkadang melalui  rute 
        transoral) dikombinasikan dengan radioterapi. Kebanyak- 
        an pasien mati dalam 10 tahun sejak tampilan pertama.
        
        
        Jinak
        
        Tumor glomus jugulare:
        Tumor  jarang yang berasal dari sel  kemoreseptor  pada 
        bulbus  jugulare atau dari sel serupa dimukosa  telinga 
        tengah. Perluasannya mengerosi foramen juguler dan  tu- 
        lang petrosa; beberapa pasien tampil dengan palsi saraf 
        kranial, terutama IX-XII.
             Foto polos dan CT scan memperlihatkan lesi  osteo- 
        litik mengenai foramen juguler. Angiografi  menampilkan 
        tumor vaskuler, biasanya hanya diisi dari arteria karo- 
        tid eksterna, namun terkadang dari cabang vertebral.
             Kecuali  benar-benar terbatas pada telinga,  usaha 
        eksisi  mungkin  berrisiko.  Karena  kebanyakan   tumor 
        dicatu arteria karotid eksterna, tehnik mutakhir dengan 
        embolisasi  selektif  tampaknya  memberikan  pendekatan 
        yang lebih aman.
        
        Osteoma:
        Tumor  jarang, biasanya terjadi pada sinus frontal  dan 
        mengerosi kedalam orbit, ruang nasal, atau fossa  ante- 
        rior.  Bila drainase sinus tersumbat, terjadi  mukosel, 
        sering dengan isi terinfeksi. Lesi ini memerlukan eksi- 
        si, baik melalui pendekatan ethmoidal atau melalui kra- 
        niotomi frontal.