INFEKSI PARASIT PADA S.S.P
Infeksi parasit pada SSP adalah penyebab kelainan utama
didunia. Banyak spesies penyebab kelainan SSP;
cysticercosis, echinococcosis, toxoplasmosis, malaria,
amebiasis, schistosomiasis, paragonimiasis, gnatho-
stomiasis, angiostrongyliasis, filariasis, ascariasis,
dan ankylostomiasis. Umumnya, sekali terjadi infeksi,
pilihan tindakan terbatas dan terbaik adalah paliatif.
Tiga organisme utama adalah Taenia solium, bertanggung-
jawab atas neurocysticercosis, Echinococcus granulosis,
bertanggung-jawab atas hydatid cyst, dan Toxoplasma
gondii, penyebab tersering meningoensefalitis pada
AIDS.
NEUROCYSTICERCOSIS
Cysticercosis adalah infeksi sistemik oleh tingkat
larval T. solium, cacing pita pada daging babi. Cacing
dewasa hidup pada intestin manusia, tuan rumah
obligatnya, menghasilkan proglottid yang keluar melalui
berak. Proglottid bila termakan, selaput pelindung
kerasnya akan larut dilambung dan kemudian menembus
mukosa gastrointestinal dan kemudian menyebar hematogen
keberbagai organ tuan rumah sementaranya, biasanya
babi. Larva hidup dalam keadaan tak aktif selama 2-5
tahun, lalu mati. Tuan rumah sementara biasanya babi,
namun bila seseorang memutus rantai ini dengan memakan
proglottid pada makanan yang terkontaminasi feses, atau
kemungkinan bila proglottid terbawa kelambung secara
retroperistalsis, maka ia akan menjadi tuan rumah
sementara dan terbentuk cysticercosis. Otot dan SSP
terutama terinvasi dan sekitar 60 % mengalami neuro-
cysticercosis. Sisterna basiler terkena pada kebanyakan
pasien, dan lebih jarang pada parenkhim dan ventri-
kuler. Spinal juga bisa dikenai.
Neurocysticercosis tampil sebagai meningitis
kronik, hidrosefalus, atau lesi massa parenkhimal
dengan kelainan kejang dengan onset baru. Sista
parenkhimal berdiameter sekitar 3-15 mm, sedang sista
ventrikuler atau subarakhnoid umumnya lebih kecil. Pada
CT scan sista tampak sebagai lesi berdensitas rendah,
bundar, cincin berdensitas lebih kuat, dengan atau
tanpa edema sekitar. Hidrosefalus adalah temuan yang
umum pada kelainan yang mengenai sisterna basiler.
Tindakan atas neurocysticercosis adalah intervensi
medikal dan bedah. Albenazol, suatu imidazol dengan
aktifitas terhadap kawasan yang luas dari cestode,
merupakan obat terpilih untuk neurocysticercosis,
menggantikan praziquantil. Albenazol mengatasi sista
parenkhimal, subarakhnoid, serta intraventrikuler.
Dosisnya 15 mg/kg/hari untuk 8 hari. Pintas diversi CSS
diperlukan untuk hidrosefalus. Sista intraventrikuler
dapat menyebabkan obstruksi akut dan eksisi langsung
dapat mengurangi kebutuhan akan tindakan pintas. Pasien
dengan gejala adanya efek massa dengan tanpa adanya
hidrosefalus atau setelah tindakan pintas untuk
hidrosefalus mungkin membaik dengan eksisi bedah.
ECHINOCOCCOSIS (HYDATID CYST)
Terutama di Amerika, Eropa, Australia dan Afrika.
Echinococcosis disebabkan oleh larva bersistista dari
E. granulosa, cacing pita anjing. Tuan rumah
sementaranya termasuk manusia, biri-biri, unta dan
lembu. Anak-anak sering terkena karena hubungan yang
erat dengan anjing. Infeksi otak oleh larva terjadi
hanya pada 3 % pasien dengan echinococcus sistemik.
Sista biasanya merupakan lesi soliter pada substansi
putih dengan respons inflamasi ringan. Pasien biasanya
tampil dengan hipertensi intrakranial atau defisit
fokal sekunder atas sista yang sangat besar. Diagnosis
dibuat berdasar eosinofilia periferal dan tes kulit. CT
scan dan MRI menunjukkan sista yang besar dengan edema
minimal.
Morfologis dan biologis berbeda secara keseluruhan
pada kelainan hydatid alveoler yang disebabkan E. multi
locularis, cestode yang menginfeksi anjing, serigala
dan kucing. Ia endemik diutara; Siberia, Alaska, Kanada
dan Amerika Utara. Seperti infeksi E. granulosis,
jarang menginfeksi SSP.
Tindakan berupa reseksi sista yang simtomatis,
hati-hati untuk tidak merobek sista karena larvanya
hidup dan dapat menyebar pada lapang operasi.
TOXOPLASMOSIS
Protozoa yang obligat intraseluler, T. gondii, adalah
parasit yang sering pada manusia, kucing, dan burung.
Kebanyakan infeksi pada manusia asimtomatis hingga
sistema immun seluler terganggu. Manifestasi klinis
tersering adalah limfadenopati menyeluruh. Meningo-
ensefalitis kronik adalah tampilan SSP yang umum.
Diagnosis ditetapkan dengan tes serologis. Abses fokal
multipel tampak khas pada CT scan dengan kontras dan
MRI. Tindakan adalah pirimetamin dan sulfadiazin.
REFERENSI :
Lihat Bab Khusus Daftar Rujukan.