ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. M. Jamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

2. CEDERA KEPALA
A. Penyebab
B. Klasifikasi
C. Pengelolaan Cedera Kepala
D. Pertimbangan untuk Operasi
E. Obat-obat Terapeutik
F. Pemantauan dan Pengontrolan T.I.K
G. Pengelolaan Cedera Penyerta
H. Sekuele Cedera Kepala
I. Prognosis
J. Konklusi
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

        9. PROGNOSIS    
        
        Skala Outcome Glasgow (GOS) digunakan secara luas seba- 
        gai  standar yang menjelaskan hasil akhir  pada  pasien 
        cedera  kepala. Ia merupakan skala lima butir yang  se- 
        derhana:
        
        Good recovery        [G]  Pasien pulih ketingkat fungsi
                                  sebelum cedera
        Moderately disabled  [MD] Pasien dengan  defisit neuro- 
                                  logis namun mampu merawat di-
                                  ri sendiri
        Severely disabled    [SD] Pasien tidak mampu merawat 
                                  diri sendiri
        Vegetative           [V]  Tidak ada tanda-tanda ber-
                                  fungsinya mental luhur
        Dead                 [D]
        
        Kategori ini secara bersama dikelompokkan sebagai  out- 
        come yang baik (G,MD) atau outcome yang buruk (SD,V, a- 
        tau D).  Berdasarkan regresi logistik, metoda ini dije- 
        laskan  untuk  menentukan pasien kedalam  dua  kategori 
        tersebut. Metoda yang lebih sederhana berdasarkan  pada 
        analisis  perbedaan dan meletakkan pasien kedalam  satu 
        dari empat kategori outcome (G, MD, SD, atau V/D).  Ha- 
        nya usia, respons pupil, dan nilai motor yang  diperlu- 
        kan. Model ini berdasarkan pada koleksi data pasien de- 
        ngan  cedera kepala berat. Bila prediksi jatuh  kedalam 
        kelompok outcome yang benar, disebut sebagai akurat se- 
        cara spesifik. Bila kelompok outcome mendekati  outcome 
        aktual yang didapatkan, prediksi disebut sebagai akurat 
        secara  kasar. Dengan model ini tingkat  prediksi  spe- 
        sifik secara keseluruhan adalah 78 persen dan  prediksi 
        akurat kasar adalah 90.4 persen. Ditekankan bahwa  pre- 
        diksi polar, good recovery and death, lebih mudah untuk 
        diprediksi dengan tepat dibanding kategori  intermediet 
        dari  moderately or severely disabled.  Harus  juga di- 
        sadari bahwa model prediksi ini berdasarkan hanya kepa- 
        da fungsi neurologis, dimana mortalitas sering mengaki- 
        batkan komplikasi medikal yang tidak diduga.  Nilai se- 
        tiap prediksi terletak pada kemampuan dokter untuk  me- 
        nasehati keluarga pasien dan kemungkinan untuk  memban- 
        dingkan efek dari terapi yang lebih baru pada  kelompok 
        pasien  yang lebih kecil, dengan prediksi outcome  ber- 
        dasarkan pada pengalaman sebelumnya.
             Sayangnya, sumber yang tersedia untuk tindakan me- 
        dis sering terbatas, dan keputusan sulit  kadang-kadang 
        harus  diambil mengingat alokasi yang maksimal dari  u- 
        saha. Analisis terakhir dari Gibson dan Stephenson mem- 
        perlihatkan bahwa mortalitas setelah cedera kepala  be- 
        rat  dapat diprediksi dengan ketepatan 100 persen  pada 
        sekitar 15 persen pasien yang mencapai ICU.  Skala bed- 
        side  yang sederhana mungkin berguna  dalam  menentukan 
        subgrup pasien yang jelas sekali termasuk kedalam  out- 
        come yang fatal tanpa peduli akan keagresifan  terapeu- 
        tik maksimal.