Syaiful Saanin, SMF
BEDAH SARAF RS. DR. M. DJAMIL, Padang.
PENGELOLAAN CEDERA KEPALA DAN CEDERA TULANG BELAKANG DIDAERAH YANG JAUH
DARI SARANA BEDAH SARAF.
EPIDEMIOLOGI.
Insidens
Neurotrauma bertanggung-jawab atas 70% kematian dijalan-raya serta 50% kematian
karena trauma. KLL merupakan 50-60% dari semua trauma kepala. Cedera traumatik
penyebab kematian ketiga dinegara dengan kendaraan bermotor. Insidens tertinggi
dari pasien berusia dibawah 45 tahun ke RS adalah akibat trauma.
CEDERA
SISTIM SARAF.
FAKTOR YANG MEMPERBURUK
OUTCOME.
1.
BERATNYA CEDERA PRIMER.
2.
KOMPLIKASI INTRAKRANIAL.
3.
HIPOKSEMIA.
4.
HIPERKARBIA.
5.
HIPOTENSI.
6.
ANEMIA.
7.
CEDERA GANDA.
8.
USIA.
9.
WAKTU PRA RUMAH SAKIT YANG LAMA.
10.
MASUK KE R.S. YANG TIDAK MEMADAI.
11.
RUJUKAN TERLAMBAT / TIDAK MEMADAI.
12.
OPERASI DEFINITIF TERLAMBAT.
Penyebab kematian atau kecacadan yang dapat dicegah :
- Keterlambatan
resusitasi primer terhadap hipoksia, hipercarbia dan hipotensi.
- Keterlambatan
tindakan bedah-saraf definitif terutama pada hematoma intrakranial yang
berkembeng cepat. Termasuk diagnostik, komunikasi dan tansportasi.
- Infeksi
kranioserebral.
Cedera ganda memiliki masalah kompleks dan menyebabkan kematian dua
kali cedera tunggal. Kelainan neurologis menunjukkan disfungsi otak berat.
Pasien diatas 50 tahun bisa mengalami komplikasi intrakranial akibat cedera
minor.
MEKANISME CEDERA KEPALA.
1.
AREA ANATOMIS yang mengalami cedera manentukan outcome &
komplikasi.
2.
JENIS CEDERA pada area tertentu menimbulkan pola cedera tertentu.
Akselerasi-deselerasi.
Impak
lokal.
Penetrating.
Crush
Injury.
3.
PATOLOGI CEDERA KEPALA :
A. PRIMER :
Scalp.
Fraktura.
Menings.
Otak.
B.
SEKUNDER :
Perdarahan
Intrakranial.
Pembengkakan
otak.
Hipoksia
otak.
Kebocoran
CSS dan pneumosefalus.
Kelainan
metabolik.
Infeksi.
Epilepsi.
4.
EVOLUSI CEDERA. Perburukan dengan bertambahnya waktu akan merubah pola
tindakan.
PERAWATAN PRA RUMAH-SAKIT.
·
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OUTCOME harus dapat perhatian utama.
·
POSISI PASIEN TIDAK SADAR. Posisi lateral dengan wajah agak diputar
kearah bawah.
·
INTUBASI TRAKHEAL. Bila GCS £ 8 atau gangguan
jalan nafas.
·
CEDERA SPINAL Cedera spinal leher dengan gangguan jalan nafas,
mengatasi jalan nafas merupakan prioritas.
PENGELOLAAN CEDERA KEPALA DI
R.S.
PENGELOLAAN
DINI CEDERA BERAT.
1.
SURVEY PRIMER :
A. Jalan nafas dan
immobilisasi C-spine.
B. Pola dan adekuasi
pernafasan.
C.
Sirkulasi dan perdarahan.
D.
Disabilitas : AVPU/GCS, pupil.
E.
Exposure. Cegah hipotermia.
2.
RESUSITASI :
A : PASTIKAN PATEN /
INTUBASI.
B : VENTILASI
ADEKUAT/MESIN/OKSIGEN.
C : PERFUSI / HENTIKAN
PERDARAHAN.
NILAI REAKSI TERHADAP
RESUSITASI :
T/N/WARNA
KULIT/REFILL KAPILER/
OUTPUT URIN.
N.G.T/KATETER BILA TIDAK
K.I.
Survei primer dan resusitasi dilakukan bersamaan. Hipotensi jarang
karena cedera kepala, kecuali pada anak-anak dengan perdarahan scalp atau
cedera kepala. Pikirkan penyebab lain atau cedera kord spinal. Kadang-kadang
bisa oleh cedera medulla.
3.
SURVEY SEKUNDER :
GCS DAN CEDERA EKSTERNAL
KEPALA.
T/N/R/S.
KEPALA HINGGA KAKI.
NILAI ULANG GCS.
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS.
PENILAIAN
KHUSUS BEDAH SARAF.
A. RIWAYAT :
A.
PENYEBAB CEDERA.
B.
KEHILANGAN KESADARAN.
C.
RESPONS PUPIL.
D.
KARDIORESPIRATOR DAN RESPONS ATAS RESUSITASI.
E.
RIWAYAT OBAT/ALKOHOL.
F.
PENYAKIT, CEDERA SEBELUMNYA.
B. PEMERIKSAAN SARAF PUSAT :
A.
GCS.
B.
RESPONS PUPIL.
C.
POLA MOTOR.
D.
INSPEKSI WAJAH DAN SCALP.
E.
PALPASI WAJAH, SCALP, # DEPRESSED.
F.
PALPASI SPINE.
Riwayat dan pemeriksaan adalah untuk membandingkan bila terjadi
perburukan.
INDIKASI
CT SCANNING :
1.
SETELAH RESUSITASI GCS £8.
2.
PERBURUKAN GCS ³ 2, HEMIPARESE,
JULING.
3.
NGANTUK ATAU BINGUNG (GCS 9-12 > 2 JAM).
4.
NYERI KEPALA/MUNTAH MENETAP.
5.
TANDA NEUROLOGIS FOKAL.
6.
JELAS / DIDUGA FRAKTURA.
7.
JELAS / DIDUGA CEDERA PENETRATING.
8.
USIA > 50 TAHUN.
9.
PENILAIAN POST OPERATIF.
CT dilakukan pada semua kasus kecuali cedera kepala ringan. Perburukan
yang cepat mungkin memerlukan tindakan bedah segera tanpa membuang waktu untuk
CT.
INDIKASI
SKULL X-RAY :
1.
KEHILANGAN KESADARAN, AMNESIA.
2.
NYERI KEPALA MENETAP.
3.
TANDA NEUROLOGIS FOKAL.
4.
CEDERA SCALP.
5.
DUGAAN CEDERA PENETRATING.
6.
CSS / DARAH DARI HIDUNG / TELINGA.
7.
DEFORMITAS TENGKORAK TAMPAK/TERABA.
8.
KESULITAN PENILAIAN : ALKOHOL / OBAT / EPILEPSI / ANAK-ANAK.
9.
GCS 15 TAPI BENTURAN LANGSUNG & KERAS.
Didaerah rural dimana CT tidak tersedia, foto polos mungkin memberi
informasi. Buat posisi AP/lateral/Towne dan tangensial daerah impak.
Foto polos berguna untuk penilaian triase. Fraktur mempengaruhi
tindakan :
- Karena ada
kemungkinan perdarahan, perlu CT.
- Fraktur
terbuka termasuk basis meninggikan risiko infeksi. Fraktur depres
meningkatkan kemungkinan kejang, tu. Bila laserasi dura.
- Fraktur
menunjukkan sisi operasi pada pasien dengan perburukan cepat karena
perdarahan ekstradural.
4.
TINDAKAN DEFINITIF.
PERSIAPAN
UNTUK TRANSFER PASIEN.
KRITERIA
RAWAT :
1.
BINGUNG / SETIAP PENURUNAN GCS.
2.
TANDA ATAU GEJALA NEUROLOGIS.
3.
KESULITAN PENILAIAN KLINIS.
4.
KELAINAN MEDIS LAIN.
5.
FRAKTURA TENGKORAK.
6.
KELAINAN PADA CT.
7.
TIDAK ADA PENGAMAT DILUAR R.S.
8.
USIA LEBIH DARI 50 TAHUN.
9.
ANAK-ANAK SESUAI PROTOKOL ANAK.
Pasien dengan kehilangan kesadaran kurang dari 5 menit atau yang tidak
termasuk daftar, tidak dirawat bila
telah melewati waktu 4 jam sejak kejadian. Namun diawasi dirumah dan kembali ke
RS bila timbul kelainan sesuai daftar pada lembar instruksi pasien pulang.
INDIKASI
TRANSFER PASIEN :
1.
GCS £ 8 SETELAH
RESUSITASI.
2.
PENURUNAN GCS ³ 2.
3.
TANDA-TANDA NEUROLOGIS FOKAL.
4.
CEDERA PENETRATING.
5.
FRAKTURA DEPRESSED.
6.
FRAKTURA TERBUKA.
7.
NYERI KEPALA, MUNTAH, BINGUNG MENETAP > 2 JAM SETELAH MASUK R.S.
8.
FRAKTURA DENGAN DEFISIT NEUROLOGIS.
9.
FRAKTURA BASIS.
10.
DITEMUKAN KELAINAN PADA CT.
Tidak dilakukan transfer pada mati batang otak.
INFORMASI
PASIEN UNTUK TRANSFER :
1.
NAMA DAN USIA.
2.
MEKANISME DAN WAKTU CEDERA.
3.
STATUS KARDIORESPIRATORI.
4.
GCS.
5.
RESPONS PUPIL.
6.
POLA MOTOR.
7.
PERUBAHAN OBSERVASI DASAR.
8.
CEDERA NON SEREBRAL.
9.
HASIL PEMERIKSAAN.
10.
KELAINAN, OBAT, ALERGI SEBELUMNYA.
11.
DOKTER PENGIRIM, ALAMAT, TELEPON.
PENGELOLAAN
KOMA DAN PENINGGIAN TI.K.
1.
INTUBASI DAN VENTILASI BILA GCS £ 8. PaCO2 25-30
mmHg. Periksa BGA berkala. Hiperventilasi wfwktif sekitar 8 jam.
2.
PERFUSI OTAK.
3.
ELEKTROLIT DAN CAIRAN I.V.
4.
MANNITOL 20%I.V. 1 gr/kgBB dalam 20 menit. Diberikan untuk perburukan
yang mengancam jiwa agar didapat waktu untuk transfer.
5.
CEGAH KEPALA RENDAH. Usahakan kepala ditnggikan sekitar 200.
Cegah fleksi leher – gangguan jalan nafas.
6.
KORTIKOSTEROID TIDAK BERGUNA.
7.
TRANSFER KEUNIT BEDAH SARAF.
CEDERA
KEPALA PEDIATRIK :
SEPERTI DEWASA, NAMUN HARUS DIINGAT :
1.
RESPONS GCS LEBIH SERING BERFLUKTUASI.
2.
SULIT MENENTUKAN APAKAH ADA PENURUNAN KESADARAN SAAT CEDERA.
3.
PEMBENGKAKAN OTAK LEBIH CEPAT : C.T.
4.
MUDAH KEJANG WALAU CEDERA MINOR : CT.
5.
BILA KEJANG SEGERA PULIH, TAK PERLU TH/.
6.
PELINDUNG OTAK TIPIS, MUDAH PENETRASI.
7.
KARAKTER TENGKORAK : CEDERA LOKAL.
8.
ELASTISITAS TENGKORAK : TANPA FRAKTUR.
9.
NILAI KEHILANGAN DARAH.
10.
MUDAH BENGKAK : CEGAH OVER INFUS.
11.
FONTANEL SEBAGAI PENDUGA T.I.K.
12.
SERING CEDERA NON TRAUMATIK :
RIWAYAT PALSU.
13.
GELISAH SAAT SCANNING : A. U.
CEDERA
SPINAL.
1.
PENGELOLAAN PRA RUMAH-SAKIT.
A.
SELALU PIKIRKAN CEDERA SPINAL.
B.
PENILAIAN KLINIS CEPAT :
a.
POLA RESPIRASI.
b.
GERAKAN VOLUNTER DAN SENSASI.
c.
TONUS DAN REFLEKS OTOT.
C.
EKSTRIKASI DARI KENDARAAN :
a.
PERTAHANKAN ALIGNMENT SPINAL.
b.
CEGAH GERAKAN PENAMBAH NYERI.
c.
GUNAKAN C-COLLAR ATAU PENGGANTI.
D.
TRANSPORT KE R.S. PRIMER.
a.
SADAR : TERLENTANG ; SESAK : HEAD UP.
b.
TAK SADAR : POSISI LATERAL.
c.
ALAT PENGANGKAT/TRANSPORT LAYAK.
d.
OKSIGEN.
2.
PENGELOLAAN R.S. PRIMER.
A.
RESUSITASI. WASPADA SHOK SPINAL.
B.
SELALU PIKIRKAN CEDERA SPINAL.
a.
MEKANISME CEDERA DAN GEJALA.
b.
PEMERIKSAAN KLINIS :
1.
TANDA VITAL : BRADIKARDI, HIPOTENSI.
2.
POLA RESPIRASI.
3.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS :
·
RESPON MOTOR.
·
LEVEL SENSORI, PERINEAL.
·
TAK SADAR : LEVEL KERINGAT.
·
RESPONS PLANTAR.
·
PRIAPISM.
·
BAHU HIPER ELEVASI PADA CEDERA C.
·
TONUS SFINGTER. RETENSI URINER.
C.
X-RAY.
D.
PIKIRKAN CEDERA LAIN.
E.
KELOLA SHOK SPINAL :
a.
CAIRAN I.V : CEGAH OVERTRANSFUSE.
b.
METIL PREDNISOLON.
c.
N.G.T.
d.
KATETER. MONITOR OUTPUT URIN.
e.
CEGAH HIPOKSIA.
f.
CEGAH ULSERASI KULIT.
g.
PERTAHANKAN NORMOTERMIA.
3.
INDIKASI X-RAY.
- PASIEN TIDAK
SADAR.
1. C-LATERAL HINGGA T 1/2.
2. CT BILA ADA YANG TAK
TAMPAK / #.
3. FOTO DINAMIK BILA DIDUGA
INSTABIL.
4. T/L AP/LAT. BILA ADA
INDIKASI.
- PASIEN SADAR
DENGAN NYERI LEHER.
1.
AP/LAT/OBL/ODONTOID HINGGA T 1/2.
2.
DINAMIK.
3.
ULANG 1 & 2 SETELAH BEBERAPA HARI.
4.
CT SEGMEN YANG CEDERA.
- PASIEN SADAR
DENGAN NYERI PUNGGUNG.
1.
AP/LAT. T/L DAN PELVIS.
2.
CT DAERAH # BILA MENEKAN KEKANAL.
3.
CT KONTRAS BILA DUGA CEDERA U-GIT.
4. KRITERIA RAWAT.
SEMUA PASIEN DENGAN ATAU
POTENSIAL CEDERA SPINAL.
5. RUMAH SAKIT YANG SESUAI :
a.
R.S LOKAL : CEDERA JARINGAN LUNAK DAN FRAKTUR SPINAL MAJOR.
b.
UNIT BEDAH SARAF/ ORTOPEDI :
·
CEDERA MEDULA SPINAL / RADIKS SARAF.
·
KERAGUAN STABILITAS SPINAL.
KEADAAN
KHUSUS :
PENCEGAHAN
INFEKSI INTRAKRANIAL :
1. RINOREA ATAU OTOREA : KULTUR DAN
TES SENSITIVITAS.
2. AEROSEL INTRAKRANIAL : ANTIBIOTIK.
3. CEDERA PENETRATING : TRANSFER.
GELISAH
DAN ANALGESIA :
1.
PASTIKAN PENYEBABNYA.
2.
HANYA PARASETAMOL / KODEIN FOSFAT.
STATUS
EPILEPTIKUS :
1.
RAWAT JALAN NAFAS / INTUBASI.
2.
KONTROL SIRKULASI.
3.
TES DARAH UNTUK GLUKOSA,
ELEKTROLIT,
KALSIUM DAN
GAS DARAH.
4.
BERIKAN 50 ML. GLUKOSA 50% IV.
5.
DIAZEPAM I.V. 2-4 MG/MN. HINGGA KEJANG STOP ATAU TOTAL 30 MG.
6.
INFUS FENITOIN I.V. PELAN (<50 MG/MN.) HINGGA TOTAL 20 MG/KG. BB.
7.
ANESTESI UMUM.
EPILEPSI
PASCA TRAUMA :
1.
HEMATOMA INTRADURAL.
2.
LASERASI DURA + CEDERA KORTEKS.
3.
# DEPRESSED.
4.
AMNESIA > 24 JAM.
5.
TERAPI PROFLAKTIK KONTROVERSI.
LUKA
SCALP :
1. CUKUR SEKITAR 3 SM. SEKELILING LUKA.
2. PALPASI HATI-HATI, CARI #.
3.
BILA #, JANGAN ANGKAT FRAGMEN, TRANSFER.
4.
HEMOSTASIS DAN JAHIT SEGERA.
5.
BILA TEPI LUKA BURUK, EKSISI JARINGAN NON VIABEL, JAHIT 2 LAPIS.
CEDERA
KEPALA MINOR : GCS 13-15.
RAWAT DAN OBSERVASI :
a.
PERNAH KEHILANGAN KESADARAN.
b.
TETAP KEBINGUNGAN.
c.
< 5 ATAU > 50 TAHUN.
d.
ADA ATAU TIMBUL GEJALA NEUROLOGIS FOKAL.
e.
NYERI KEPALA HEBAT ± MUNTAH.
PULANGKAN
CEDERA KEPALA MINOR :
1.
TERORIENTASI WAKTU / TEMPAT.
2.
TANPA DEFISIT NEUROLOGIS FOKAL.
3.
TANPA NYERI KEPALA / MUNTAH.
4.
TANPA # TENGKORAK.
5.
ADA ORANG YANG BERTANGGUNG-JAWAB UNTUK MENGAWASI.
6.
BERIKAN CHECKLIST.
KEMBALI KE R.S BILA :
a.
MUNTAH.
b.
NYERI KEPALA ATAU PUSING.
c.
GELISAH, MENGANTUK, TAK SADAR.
d.
KEJANG.
PENGELOLAAN KEPERAWATAN PADA NEUROTRAUMA AKUTA.
1. SURVEY PRIMER :
A.
PENGELOLAAN JALAN NAFAS, FIKSASI C.
B.
PERNAFASAN DIKONTROL.
C.
SIRKULASI DIKONTROL.
D.
PENILAIAN NEUROLOGIS :
·
PENILAIAN DASAR TERMASUK GCS.
·
UKURAN, REAKSI TERHADAP CAHAYA, SERTA EKUALITAS PUPIL.
·
PERIKSA GERAK DAN KEKUATAN ANGGOTA.
E.
T/N/R/S.
2. PENGELOLAAN KEPERAWATAN.
A.
OKSIGEN.
B.
ATASI HIPOTENSI.
C.
PENILAIAN :
·
GCS DAN TANDA VITAL SERIAL.
·
LAPORKAN BILA GCS BERKURANG ³ 2.
·
LAPORKAN DEFISIT MOTOR; PERUBAHAN UKURAN, EKUALITAS, REAKSI TERHADAP
SINAR DARI PUPIL.
D.
CAIRAN:
·
KATETER BILA TIDAK K.I.
·
BALANS CAIRAN
E.
TUBE INTRA GASTRIK BILA TIDAK K.I.
F.
POSISI :
·
C-COLLAR HINGGA DIBUKTIKAN TAK # .
·
SETELAH HIPOTENSI TERATASI, ELEVASI KEPALA 15-30°.
·
TIDAK SADAR TANPA INTUBASI DAN CEDERA SPINAL SUDAH DISINGKIRKAN, RAWAT
POSISI LATERAL.
G.
PASIEN KONFUSI :
·
TERAPI OKSIGEN.
·
CEGAH SEDASI.
·
PENGAMATAN KETAT.
H.
KEBOCORAN CSS, LUKA TERBUKA :
·
LAPORKAN SETIAP KEBOCORAN CAIRAN DARI TELINGA/HIDUNG.
·
LUKA YANG TIDAK DIJAHIT, TUTUP DENGAN KASSA YANG DIBASAHI SALINE SAAT
TRANSFER.
Petunjuk ini digunakan pada RS rural dimana pelayanan medis 24 jam
tidak tersedia.
RESUME
MENGELOLA CEDERA KEPALA BERAT.
1.
AIRWAY + PROTEKSI C-SPINE.
2.
BREATHING + OKSIGENASI.
3.
ATASI SHOK, KONTROL PERDARAHAN.
4.
PERTAHANKAN CAIRAN PASCA RESUSITASI.
5.
PERIKSA NEUROLOGIS DINI, TETAPKAN D.K/.
6.
CEGAH CEDERA OTAK SEKUNDER.
7.
NILAI DAN TINDAK CEDERA NON SEREBRAL.
8.
X-RAY/CT BILA K.V SUDAH STABIL.
9.
KONSUL DAN TRANSFER SEGERA TERUTAMA PADA CEDERA GANDA SETELAH
STABILISASI.
RUJUKAN :
- The
management of acute neurotrauma in rural and remote locations. A set
guidelines for the care of head and spinal injuries. The neurosurgical
society of Australasia.1992.
- ATLS. 1997
ed. First Impression. USA.
- The Practice
of Neurosurgery, 10th ed. George T. Tindall ed. Part V2 :
Cranial Trauma; Part V3 : Spinal Trauma. Williams & Wilkins, USA,
1999.
- Neurological
Surgery, 4th ed. Youman ed. Part VIII : Trauma. W.B. Saunders,
Philadelphia, 1996.
- Illustated
Neurosurgery. Tomio Ohta, ed. Ch. 3 : Head Injury. Kinpodo, Kyoto, 1996.