TRIAGE SCENARIO
Syaiful Saanin, IRD RS Dr.M. Djamil, Padang.
DASAR
Pelayanan lebih baik bila tim medis bekerja bersama dalam
struktur organisasi.
Semua protokol harus berfungsi dan dalam tingkat pengertian
yang sama dari setiap petugas.
TRIASE
Trier (fr) : menyortir atau memilih.
Dirancang untuk menempatkan pasien yang tepat diwaktu yang
tepat dengan pemberi pelayanan yang
tepat.
SISTEM TRIASE
Non Bencana : Memberikan pelayanan terbaik pada pasien
secara individu.
Bencana / Korban Berganda : Memberikan pelayanan paling
efektif untuk sebanyak mungkin pasien
OBJEKTIF PRIMER DI IRD
1. Pengenalan tepat yang butuh pelayanan segera
2. Menentukan area yang layak untuk tindakan
3. Menjamin
kelancaran pelayanan dan mencegah hambatan yang tidak
perlu
4. Menilai dan menilai ulang pasien baru /
pasien yang menunggu
5. Beri informasi /rujukan pada pasien /
keluarga
6. Redam kecemasan pasien / keluarga; humas.
ATURAN PRIMER PETUGAS
1. Skrining pasien secara cepat.
2. Penilaian terfokus.
SASARAN PRIMER DAN SEKUNDER TRIASE
1. Primer :
Mengenal kondisi yang mengancam jiwa.
2. Sekunder : Memberi prioritas pasien sesuai
kegawatannya.
PRINSIP UMUM TRIASE
1. Perkenalkan diri anda dan jelaskan apa yang
akan anda lakukan.
2. Pertahankan rasa percaya diri pasien.
3. Coba
untuk mengamati semua pasien yang datang, bahkan saat
mewawancara pasien.
4. Pertahankan
arus informasi petugas triase dengan area tunggu & area
tindakan. Komunikasi lancar sangat perlu. Bila ada waktu:
penyuluhan.
5. Pahami
sistem IRD dan keterbatasan anda. Ingat objektif primer
aturan triase. Gunakan sumber daya untuk mempertahankan
standar pelayanan memadai.
PAHAMI JUGA :
1. Struktur pembagian ruangan dengan
perangkat yang sesuai.
2. Pemeriksaan fisik singkat dan terfokus.
3. WASPADA
atas pasien dengan ancaman jiwa atau serius potensial
terancam hidup atau anggota badannya harus didahulukan
dalam
penilaian hingga dapat segera ditindak.
TRIASE GAWAT DARURAT MASSAL
TERMINOLOGI
1. Gadar massal.
Keadaan musibah
dengan korban lebih dari 30 orang.
2. Petunjuk gadar
massal.
Prosedur yang
disusun untuk mengkoordinasikan pelayanan secara
spontan untuk
unit-unit kerja dan instansi / SMF terkait apabila timbul
suatu situasi
gadar massal.
3. Care area.
Daerah yang
dipergunakan untuk memberikan pertolongan pertama
kepada korban
musibah massal.
4. Collection area.
Daerah yang
dipergunakan untuk mengumpulkan pertama-kali korban
gadar.
5. Crisis center / Emergency operation center.
Tempat
berkumpulnya seluruh pimpinan partisipan atau instansi/SMF
yang terlibat
dalam penanggulangan gadar massal, dan dari tempat tsb.
dikeluarkan seluruh
informasi serta keputusan penting selama kegiatan
berlangsung.
6. Drill.
Latihan yang
mempraktekkan perencanaan penanggulangan gadar
massal, untuk
menyempurnakan serta efektifitas perencanaan
penanggulangan
gadar massal.
7. Emergency Operation Committee.
Komite yang
dibentuk dalam rangka mendukung, mengkoordinasi, dan
memantau kegiatan
operasional dalam penanggulangan gadar massal.
8. Full Scale Emergency Exercise.
Latihan
penanggulangan gadar massal dengan mengerahkan dan
memanfaatkan
seluruh peralatan dan personal sebagaimana
dipergunakan
untuk penanggulangan gadar massal sesungguhnya.
9. Greeter &
Meeters Room.
Tempat yang
diperuntukkan bagi berkumpunya para keluarga korban
gadar massal.
10. Grid Map.
Peta lingkungan
yang dilengkapi garis-garis petak yang mempunyai
ukuran
sebenarnya 1 m persegi, diberi nomor dan huruf sehingga
memudahkan
mencari suatu lokasi.
11. Heli Pad.
Tempat yang
dipersiapkan untuk pendaratan helikopter.
12. Holding area.
Tempat
sementara yang dipersiapkan bagi korban yang tidak luka.
13. On Scene
Commander.
Pemimpin
operasi penanggulangan gadar massal dilokasi musibah.
14. Procedure.
Tatacara yang
harus diikuti dalam melaksanakan kegiatan.
15. Security Line.
Garis pemisah
berupa pita berwarna kuning sebagai batas area
tertentu yang
berada dalam pengawasan security.
16. Rendezvous Point.
Tempat yang
sudah ditentukan dimana tenaga atau kendaraan bantuan
yang akan
terlibat dalam penanggulangan keadaan gadar massal,
untuk pertama
kali menerima pemberitahuan langsung bertemu satu
dengan lainnya,
kemudian menuju kelokasi.
KLASIFIKASI PENANGGULANGAN GADAR
MASSAL
A. PENANGGULANGAN
GADAR MASSAL DIRUMAH-SAKIT :
Petugas
melayani korban di IGD.
B. PENANGGULANGAN
GADAR MASSAL DILOKASI MUSIBAH :
Petugas
melayani korban dilokasi musibah.
FUNGSI DAN TANGGUNG-JAWAB
Penanggulangan gadar
massal dilaksanakan secara terpadu oleh unsur terkait, meliputi :
A. KOMANDO
PENGENDALI
1. Kepala
IGD atau pejabat lain yang ditunjuk sebagai komando untuk
penanggulangan gadar massal.
2. Pimpinan
Pemda setempat atau Satkorlak PB ditunjuk sebagai
Komando penanggulangan gadar massal dilokasi musibah.
B. PENGELOMPOKAN TIM
1. Kelompok
pengendali di Pusat Pengendali Krisis terdiri dari Ketua
dan Anggota.
2. Kelompok
pendukung yang terdiri dari :
a. Komunikasi (Orari, Rapi).
b. Transportasi
dan logistik (118).
c. Fasilitas
yang diperlukan (Dinkes).
3. Kelompok Pelaksana terdiri dari :
a. Operasi
pertolongan.
b. Pelayanan
kesehatan.
c. Pengamanan
dan ketertiban.
TUGAS DAN TANGGUNG-JAWAB
1. Kelompok
Pengendali
a. Ketua :
1.
Bertindak sebagai komando dan pengendali sesuai dengan
kewenangannya.
2. Mengkoordinir
kegiatan dipusat pengendali krisis.
3. Menentukan
pemberlakuan dan pencabutan keadaan darurat.
4. Memberi
keterangan pers.
5. Melaporkan
keadaan darurat dan hasil kegiatan yang telah
dilakukan
kepada pimpinan.
b. Anggota :
1. Melaksanakan
kegiatan sesuai bidang tugasnya.
2.
Menginformasikan kepada Ketua tentang perkembangan situasi
dilapangan.
3. Berkoordinasi
dengan kelompok pendukung dan pelaksana.
2. Kelompok Pendukung
Kegiatan
kelompok pendukung ini dikoordinir oleh Pimpinan / Pejabat
yang ditunjuk
masing-masing unit fungsional.
Tugas kelompok
pendukung :
a. Menyiapkan
dukungan komunikasi.
b. Menyiapkan
Transportasi dan Logistik.
c. Menyiapkan
fasilitas yang diperlukan dalam operasional.
d. Berkoordinasi
dengan Kelompok Pengendali dan Pelaksana.
3. Kelompok Pelaksana
a. Pelayanan medis
1. Di IGD.
a). IGD dan dokter IGD sebagai koordinator.
b). SMF dan unsur medis lainnya sebagai
pelaksana.
2. Didaerah bencana.
a). Dinas Kesehatan setempat atau Pejabat
yang ditunjuk sebagai
koordinator Tim Medis.
b). Tim IGD dan unsur medis lainnya
bertanggung-jawab terhadap
pelaksanaan pelayanan medis.
3. Melaporkan hasil
identifikasi korban baik kejadian di IGD
maupun didaerah bencana ke Pusat Pengendali Krisis (EOC).
b. Pengamanan dan Ketertiban
1. Di IGD
a). Ka Satpam
sebagai koordinator semua semua unsur pengamanan.
b). Satpam
bertanggung-jawab atas :
- Kelancaran
lalu-lintas ke dan dari lokasi musibah.
- Ketertiban
penempatan korban yang selamat.
- Ketertiban
orang-orang yang tidak berkepentingan.
- Keamanan
barang-barang korban.
2. Dilokasi bencana :
Diatur oleh
kapolda.
TRIASE MUSIBAH MASSAL
MUSIBAH MASSAL
Bahaya dan kesulitan
masing-masing.
Petunjuk umum
mengelola musibah massal.
Mungkin diperlukan
modifikasi.
Ulah manusia atau
alam.
Setiap keadaan
dimana jumlah pasien sakit atau cedera melebihi
kemampuan Sistem
Gawat darurat lokal, regional atau nasional dalam
memberikan perawatan
adekuat secara cepat dalam meminimalkan
cedera atau
kematian.
KEBERHASILAN
PENGELOLAAN MEMERLUKAN :
1.
Perencanaan sistem pelayanan gawat darurat lokal, regional
dan
nasional,
2.
Pemadam kebakaran,
3.
Petugas hukum,
4.
Pertahanan sipil.
5.
Kesiapan rumah sakit,
6.
Kesiapan pelayanan spesialistik.
Proses diatur Sistem Komando Bencana.
Kendali ditangan Satkorlak.
Bisa juga pada penegak hukum : kasus kriminal atau
penyanderaan.
Kelompok lain membantu.
Jaringan komunikasi antar instansi.
Tingkat respons atas
musibah massal dapat ditentukan :
tentukan petugas dan
sarana apa yang diperlukan ditempat kejadian.
Respons Tingkat I :
Musibah massal
terbatas : dapat dikelola petugas
Sistim Gawat darurat dan penyelamat lokal tanpa perlu bantuan dari luar
organisasi.
Respons Tingkat II :
Musibah massal
melebihi/sangat membebani petugas Sistim Gawat
darurat dan
penyelamat lokal :
Membutuhkan
pendukung sejenis serta koordinasi antar instansi.
Khas dengan
banyaknya jumlah korban.
Respons Tingkat III :
Musibah massal
melebihi kemampuan sumber Sistim Gawat darurat dan
penyelamat baik
lokal atau regional.
Banyak pasien
tersebar pada banyak lokasi sering terjadi. Diperlukan
koordinasi luas
antar instansi.
TRIASE.
Proses khusus
memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit : menentukan jenis
perawatan gawat darurat serta transportasi.
Proses yang berkesinambungan sepanjang pengelolaan.
Triase inisial dilakukan petugas pertama yang tiba.
Nilai ulang terus menerus karena status dapat berubah.
Tidak ada standard
nasional baku :
1. METTAG (Triage tagging system).
2. Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
Sistim METTAG.
Pendekatan untuk memprioritisasikan tindakan :
Prioritas Nol
(Hitam) :
Mati atau jelas cedera fatal.
Tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama
(Merah) :
Cedera berat yang perlukan tindakan dan
transport segera.
1. gagal nafas,
2. cedera torako-abdominal,
3. cedera kepala / maksilo-fasial
berat,
4. shok atau perdarahan berat,
5. luka bakar berat.
Prioritas Kedua
(Kuning) :
Cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat :
1. cedera abdomen tanpa shok,
2. cedera dada tanpa gangguan
respirasi,
3. fraktura mayor tanpa shok,
4. cedera kepala / tulang
belakang leher,
5. luka bakar ringan.
Prioritas Ketiga
(Hijau) :
Cedera minor yang tidak membutuhkan
stabilisasi segera :
1. cedera jaringan lunak,
2. fraktura dan dislokasi
ekstremitas,
3. cedera maksilo-fasial tanpa
gangguan jalan nafas,
4. gawat darurat psikologis.
Penuntun Lapangan START :
penilaian pasien 60
detik, mengamati :
1. ventilasi,
2. perfusi,
3. status
mental,
untuk memastikan
kelompok korban :
a. perlu
transport segera / tidak,
b. tidak mungkin
diselamatkan,
c. mati.
Penuntun Lapangan
START :
Memungkinkan
penolong secara cepat mengidentifikasikan korban yang
dengan risiko besar
akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan
transport segera.
Sistim METTAG atau pengkodean
dengan warna system tagging yang
sejenis, bisa
digunakan sebagai bagian dari Penuntun Lapangan START.
PENILAIAN DITEMPAT DAN PRIORITAS TRIASE :
1. Pertahankan
keberadaan darah universal dan cairan.
2. Tim respons pertama harus menilai lingkungan atas
kemungkinan bahaya, keamanan dan jumlah korban untuk menentukan tingkat respons
yang memadai.
3. Beritahukan koordinator untuk mengumumkan musibah massal
dan kebutuhan akan dukungan antar instansi sesuai yang ditentukan oleh beratnya
kejadian.
4. Kenali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang
mampu tersedia :
a. Petugas Komando Musibah
b. Petugas Komunikasi.
c. Petugas Ekstrikasi / Bahaya
d. Petugas Triase Primer
e. Petugas
Triase Sekunder.
f. Petugas Perawatan.
g. Petugas
Angkut atau Transportasi.
5. Kenali dan tunjuk area sektor musibah massal :
a. Sektor
Komando/Komunikasi.
b. Sektor
Pendukung (Kebutuhan dan Tenaga).
c. Sektor
Musibah.
d. Sektor Ekstrikasi.
e. Sektor Triase
f. Sektor Tindakan Primer
g. Sektor Tindakan Sekunder
h. Sektor Transportasi
6. Rencana Pasca Kejadian Musibah massal :
a. Kritik Pasca
Musibah.
b. CISD
(Critical Insident Stress Debriefing).
RINGKASAN PROSEDUR MUSIBAH MASSAL DASAR, INTERMEDIET DAN
PARAMEDIK.
Semua petugas harus
waspada dan memiliki pengetahuan sempurna dalam peran khususnya dan
pertanggung-jawabannya dalam usaha penyelamatan.
Karena banyak
keadaan musibah massal yang kompleks, dianjurkan bahwa semua petugas harus
berperan-serta dan harus menerima pelatihan tambahan dalam pengelolaan musibah
massal.
Referensi : Lihat
daftar rujukan.