Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Petruk jadi ratu


 

hening mencekam di istana hastina

wajah-wajah tegang dan hawa ketidak-puasan mengawang

rahang sang nata duryudana tampak mengatup keras

alir darah di wajah para adipati dan raja sekutu pun menderas

durna, sangkuni, baladewa, karna, jayadrata, dursasana semua tegang

begitu juga para seratus kurawa

sebuah negara kecil, sonyawibawa, muncul tiba-tiba di sudut negeri astina

warganya semakin meruah dan tapal batas semakin melela

sebuah negeri rakyat yang menyatakan diri berdaulat

berangsur melahap tanah hastina tanpa takut kualat

para nayaka astina sepakat sudah

bahwa sonyawibawa sungguh durhaka

negeri pembelot haruslah musnah

walau harus dibayar dengan segala daya dan nyawa

maka berangkatlah para senapati

menunaikan tugas menghapus aib negeri

di tapal batas terbelalak mata para nayaka dan punggawa

segala taman dan tugu telah berganti kebun jagung dan palawija

kuda tunggang dan peksi indah

bertukar ayam-bebek petelur dan kerbau pembajak sawah

keris beronce berganti dengan garu cangkul sabit

di mana-mana aroma pupuk kandang legit menggigit

candi pemujaan dan segala bangunan menawan

kini berubah fungsi menjadi kandang hewan piaraan

tak tampak lagi keagungan wilayah negeri astina

yang ada hanyalah keluguan sempurna

tak ada lagi warna-warni meriah

hanya ada hijaunya dedaunan diseling warna tanah

lugas, tatas, dan tuntas

lugu, lucu, bercampur dungu

menyerbulah dengan berani para punggawa astina

namun terhalang para senapati sonyawibawa

patih kanekaretna, detya kaladurga,

arya sigargagang, tumenggung ardawalika

yang muncul tanpa terduga

semua nayaka astina tertawan sudah

terikat kuat dihadapkan sang prabu

belgeduwelbeh tongtongsot upelgen

para tawanan tertunduk kelu lesu

menerima aturan sebagai pihak yang kalah

baladewa juru pengangsu jayadrata mantri sawah

karna juru pekatik sangkuni mantri olah-olah

sabda sang prabu belgeduwelbeh tongtongsot upelgen kemudian

weh, lha wong sudah pada bisa mangreh praja

pergilah kalian semua ngrembug negeri sana

aku mau aminum wedang jahe asantap ketan legi

para teledek segeralah bertayub menari

buatlah aku segera kembali tenang

dengan nonton kalian ngigel jaran goyang . . .

dan semburat berlompatanlah para nayaka dan tumenggung

undur pasowanan untuk kembali jengkeng rembugan ngariung

di pinggir sawah berteduhkan dedaunan kebun jagung

mengguntur berita di telinga istana astina

gundah mencekam duryudana durna lesmana aswatama

rasa pakewuh meminta sraya kadang pandawa

namun wibawa praja lebih perlu ditimbang

harus mengalahkan segala rikuh dan bimbang

para pandawa bertindak segera membantu sisa kurawa

bima, arjuna, pancawala, gatotkaca, antareja, abimanyu, irawan, wisanggeni

segera mendampingi durna, duryudana, aswatama, lesmana

sementara kresna durna tut wuri handayani

semar, gareng dan bagong ikut sambil berlenggang jula-juli

di tapal batas para punakawan berhenti

memasang mata dan telinga awas mengamati

mulai mencurigai suasana yang sangat mereka kenali ini

kental aroma seorang yang telah lama tak kembali

ternyata hanya dalam beberapa kejap

narpati dan punggawa astina amarta sudah tersekap

para punakawan tercekat jenggirat

dan segera mengatur siasat

 

syahdan sang prabu belgeduwelbeh tongtongsot upelgen

mendadak waswas tanpa jelas apa sebabnya

rasa cemas tak hilang jua walau sudah dijamu tujuh pesinden

sang prabu memanggil para mantri jagabaya

wahai para tumenggung kapiten mantri jagabaya semua

ucap sang prabu membelai cincin emas yang melingkar di hidungnya

waspadalah pada tiga makhluk yang tampak konyol jenaka

seorang tua gendut berkucir bukan lelaki bukan wanita

seorang pincang bubulen penyandang cacad riyip mata

dan seorang bermata belok tak becus berkata-kata

jangan sampai mereka bisa menembus istana

cegahlah segala daya pertaruhkan nyawa

karena mereka-lah sumber segala bencana

bagi sang raja sesembahan kalian semua

namun siasat semar gareng bagong terbukti sangat ampuh

rusak binasa semua alarm istana paling mutakhir

gas buang semar membuat semua mantri jagabaya lumpuh

para pesinden penghibur dan juru pengrawit terbirit-birit ngacir

bahkan para tawanan pun mengaduh-aduh

tersambar dahsyatnya serbuan aroma nan sungguh anyir

gareng bagong bermasker ninja datang menyerbu

sang prabu tak sempat mengambil langkah seribu

jatuh tersungkur tersingkap segala pakaian dan baju

tampaklah segala bekas kudis bintil kadas putih panu

semar girang tertawa terkekeh-kekeh

ternyata ini anakku sendiri kiai kantongbolong

mengapa engkau selalu bertindak aneh dan nyeleneh

tak seperti kakangmu gareng dan adimu si bagong ?

duh rama semar yang rembes namun waskita

anakmu hanya ingin merasakan bagaimana enaknya jadi raja

siang malam hanya tayuban dan dahar kembul andrawina

tiap hari tidak pusing memikirkan uang belanja

untuk pembeli beras rokok kopi gula dan minyak kelapa

anakmu ini sehari-hari hanya bekerja keras membanting tulang

namun hasilnya hanya cukup untuk beli beras setengah rantang

mana cukup untuk hidup sebulan ?

cucumu kan juga perlu cukup uang jajan

karena di pamulangan dia cuma diajar caranya tawuran

hanya gara-gara takut disebut tidak setia kawan

 

bima segera menghantam patih kanekaretna sampai semaput

yang lalu babar berubah menjadi batara narada si perut gendut

sementara arjuna yang juga sudah dibebaskan

segera menyerang detya kaladurga yang masih keheranan

dan babarlah sang detya menjadi batara guru si raja kahyangan

 

Top

Back