Dia
Dia insan pertama yang bertakhta
Dia insan pertama yang kucinta
Dia pernah membuat kubahagia
Dia yang mengajar
Tentang erti rindu
Dia yang dulu pernah kusanjungi
Pergi sehingga kini tak berganti
Hilang dari pandangan hidup
ini
Membawa luka pedih tak terperi
Tiada kuduga
Permulaan yang jernih
Menjadi keruh dengan tiba-tiba
Bisa rintangan
Antaraku dan dia
Cinta terhalang oleh orang
tua
Kini terkilan sungguh rasa
hati
Dia tak pernah lagi kutemui
Dia kuabadikan dalam jiwa
Terima kasih atas segalanya...
(3 kali)
Enggan
Andai sampainya waktu aku
harus tinggalkan mu
Akan aku berlalu bila tiba
saat itu
Tak guna kau merayu dan tak
perlu menahanku
Kerana yang berlalu kehendakmu
Hanya tuhan yang lebih tahu
Susah senang hidup dengan
mu
Sumpah janji semakin layu
Hingga kini jatuh satu persatu
Engkau membiarkan ku
Air mata bertamu tidak kenal
erti jemu
Menemani hatiku tidak mengenal
ruang waktu
Mengapa dari dulu tak kau
kata kan padaku
Kehadiranku ini menyusahkan
Yang terhalang kejujuranku
Dan yang terbilang kesilapanku
Memang payah dimengertikan
kerana tertutup pintu hati
mu
Terima penjelasan
Biar apa jua tafsiran
Yang ingin kau nyatakan
Aku rela terima semua....
Di Muara Kasih
Ombak bawakanlah bayu lalu
Untuk aku merasakan
Sejuk damai suasananya semula
Di sini titisan membasahi
Di muara berwajah sepi
Jiwaku terusik
Terbayangkan di mana detik
mula
Di sini pernah dua insan
Berpadu kasihnya
* Dalam
redup senja di muara
Masih segar rasa segalanya
Janji-janji setia yang terbina
Dengan mudah dikau robohkannya
Lalu ku beredar pergi
Semusim lamanya membawa hati
Dan lari jauh menyendiri
Dengan tak sanggup ku
Menuruti permainanmu
Biar saja padam terus dan
terkubur
* Dalam
redup senja di muara
Masih segar rasa segalanya
Janji-janji setia yang terbina
Dengan mudah dikau robohkannya
Lalu ku beredar pergi
Semusim lamanya membawa hati
Dan lari jauh menyendiri
Dengan tak sanggup ku
Menuruti permainanmu
Biar saja padam terus dan
terkubur
Ku menyusuri di pasirmu
Dengan duka yang terpendam
Tiada lagi tawa nan riang
Ku dengar bagai dulu
Aku relakan kau pergi . .
. Dari sisi hatiku
Begini lama setelah . . .
Tiada jalan penyudah
Jiwa yang hampa . . . Kan
bertanya apa masih
Percintaan bukanlah kemahuan
fikiran
Di perasaan tersimpan segalanya
rahsia
Dan tiada dapat ku tahankan
rindu ini
* Di antara kita . . . Bicara
berbeza
Siapa yang merasa . . . Dia
melara
Tiada upaya . . . Melayan
derita . . . .
Cinta . . . Yang hampa .
. .
Seraut wajahmu . . . Yang
paling indah
Walau ia kekal . . . Di hati
ini
Seterusnya hidup . . . Bersimpul
di dalam diri ini
Terlepaslah dirimu dari rindu
yang sara
Aku kini terlemas dalam sendu
berbisa
Selamanya . . .
Seraut wajahmu . . . Yang
paling indah
Walau ia kekal . . . Di hati
ini
Seterusnya hidup . . . Bersimpul
di dalam diri ini
Terlepaslah dirimu dari rindu
yang sara
Aku kini terlemas dalam sendu
berbisa
Selamanya . . .
Hadir dirinya . . . Di antara
kita
Membuai rasa menekalkan jiwa
Engkau berubah . . . Setelah
dia tiba
Menghanyutkan cinta suci
kita
Walaupun kini . . . Dikau
tiada
Daku melangkah mengharunginya
Melepaskan diaku . . . Kekasih
di jiwa
Semoga kau tetap berbahgia
* Hati ini . . . Walaupun
telah dilukai
Namun diri . . . Tabah jua
menghadapi
Kau pergi . . . Tinggalkan
daku sendiri
Oh menyepikan sebuah hati
. . . . Yang luka ini
Kasih & sayang . . .
Tetap bersemi
Ku meratapi sehingga kini
Cintai dirinya . . . Walau
apa terjadi
Jangan kau hancuri cinta
suci
Dengarlah sayang . . . Coretan
hati
Gubahan rindu puisi syahdu
Senyuman tawamu . . . Masih
ku rindu
Walau dikau telah lama pergi
* Hati ini . . . Walaupun
telah dilukai
Namun diri . . . Tabah jua
menghadapi
Kau pergi . . . Tinggalkan
daku sendiri
Oh menyepikan sebuah hati
. . . . Yang luka ini
Hati ini . . . Walaupun telah
dilukai
Namun diri . . . Tabah jua
menghadapi
Kau pergi . . . Tinggalkan
daku sendiri
Oh menyepikan sebuah hati
. . . .
Hati ini . . . Walaupun telah
dilukai
Namun diri . . . Tabah jua
menghadapi
Kau pergi . . . Tinggalkan
daku sendiri
Oh menyepikan sebuah hati
. . . . Yang luka ini
Biarpun tasik kekeringan
Tak mungkin teratai kan tumbuh
di darat
Begitulahtakdirnya cintaku
diibarat
Tak akan berubah perasaanku
terhadap dia
Kenapa dia yang ku cinta
Sedangkan ku tahu sikapnya
begitu
Dia pandai berpura dan pandai
bermain kata
Setahun bersama bak seribu
tahun terseksa
* Aku tidak sudi
melihat dia lagi
Walau dalam mimpi pun tidak
ku ingini
Aku rela menjadi teratai
yang lalu
Daripada mekar di dalamnya
tasik madu
Biarkan begini
Dan tak mungkin . . . Kembali
. . . Bersamamu
Kenapa dia yang ku cinta
Sedangkan ku tahu sikapnya
begitu
Dia pandai berpura dan pandai
bermain kata
Setahun bersama bak seribu
tahun terseksa
* Aku tidak sudi
melihat dia lagi
Walau dalam mimpi pun tidak
ku ingini
Aku rela menjadi teratai
yang lalu
Daripada mekar di dalamnya
tasik madu
Biarkan begini
Dan tak mungkin . . . Kembali
. . . Bersamamu
Kenapa dia yang ku cinta
Sedangkan ku tahu sikapnya
begitu
Dia pandai berpura dan pandai
bermain kata
Setahun bersama-sama
Bagai seribu tahun terseksa
Oh tak mungkin ku kembali
bersamamu
Biarkanlah aku oh begini
Teratai layu di . . . Tasik
madu . . . . . . .
Inikah dugaan yang kuterima
Menyintaimu sepenuh jiwa
Untuk bersamamu kesabaran
Membakar fikiran.
Rinduku embunan di lautan
Cintamu debunga berterbangan
Tak pernah memperduli kasih
sayang
Yang ku korbankan
Kau janjikan bahagia
Namun kau hantui dengan gurauan
berbisa
Kau janjikan setia
Rapuhku berpegang untuk hidup
bersamamu
Kembalilah hangati semula
asmaraku dengan mu
Demi cinta suci.
Andainya tak mungkin kumiliki
Keayuan kasih impianmu
Lepaskan asmara dijiwaku
Setia kukorbankan.
Kau janjikan bahagia ( Berjanjilah
)
Namun kau hantui dengan gurauan
berbisa
Kau janjikan setia
( Setialah )
Rapuhku berpegang untuk hidup
bersamamu
Kembalilah hangati semula
asmaraku dengan mu
Demi cinta suci.
Setia ku korbankan.