~GaLeRi SaJaK~
Menambat rakit..( A. Samad Said..1985 )
Sesudah demikian lama dicintai,
sukarlah dilupakan.
Inti pengalaman, kepedihan;
akar kerinduan keresahan...
Memang begitu banyak
diperlukan kekuatan,
kepangkalan batin, rakit
ditambatkan
bara kenangan dikuatkan
Akhirnya, tak terduga, kekuatan
membuak sendiri,
dan disedari, semua takkan
sampai, ke dasar inti.
Tiada lagilah bezanya,
sama ada hilangnya kemudian
atau tenggelamnya sekarang.
Tiada juga bezanya ,
jika ia langsung tak datang
atau tiba-tiba terkorban
Kepiluan yang berlanjut akhirnya,
ditenterami keyakinan,
betapa dielak puntakdir
tetap terbuka pintunya
bertanya: manusia, engkau
ini sebenar-benarnya siapa....
Siapalah Aku...
~Dari rakan cyber~.
Sesekali bila terbangun
Dari mimpi yang panjang
Aku menjadi pelarian rindu
Dimanakah rindu itu
Dikamar sepi ini
Atau di jalanan merah berdebu
?
Hatiku selalu bersenda
Datangkah lagi rindu itu
Menembusi jendela terbuka
Di pagi yang dingin
Atau di malam yang sepi ?
Seperti perasaan rindu yang
lain
Yang mengetuk kamar waktu
sempitku
Rindu itu bagaikan bayangan
Wajah-wajah, tiba-tiba menyapa
Dalam diam
Lalu akupun menjadi teramat
rindu
Kesunyian mengetuk pintu hatiku
Tiba-tiba namamu memenuhi
ruang kamar
Di dalamnya aku mendakap
penyesalan
Dari catatan-catatanmu yang
hilang
Mendakap pengajaran yang
lahir
Sambil mencari kepastian
Dari kebenaran yang hampir
luput
Kepada seorang pencari yang
tabah
Kesengsaraan diharungi tanpa
resah
Dan kesepian yang menutup
diri
Dipenuhi dengan taqwa mengabdi
Lalu akupun ingin menurutmu
Memegang pena meneliti alam
maya
Demi hidup yang lebih bermakna
Tanpa melupa kepadanya, Pencipta
Dan tak terlukis olehku wajahmu
Dalam puisi yang tak lengkap
ini
Mungkinkah kau dapat memahami
?
Dalam bayangan wajahmu
Seakan wajahku mengerdip
hiba
Matamu sayu dan tunduk
Dan suaraku tenggelam bersama
sepi
Dapatkah aku mengerti hatimu
?
O... betapa dalam samar senja
itu
Kau pergi meninggalkan duniamu
Bersama kenangan yang masih
sepi
Hingga kini...
( Al-fatihah buat Al-Jabar, Al-Khawarizmi dan Ibnu Sina )
Cinta itu duniaku
Lalu aku menulis tentangnya
Tentang kemabukan rasa
Tentang keindahan rupa
Tentang kerinduan yang tiba
Tentang liku-liku di jalanannya
Di duniaku aku tidak menulis
Tentang kehancuran bahana
perang
Atau tentang penyerahan dan
penaklukan
Tetapi aku menulis
Tentang kesetiaan dan keluhuran
Atau tentang ketabahan dan
pengabdian
Siapakah akan mengerti ?
Siapakah akan sudi menatapi
?
Aku dan duniaku
Hidup dan bercinta
Waktu itu pagi
Ketika aku
Bermula dari satu perjalanan
Mencari dari jauhnya perjalanan
Apakah yang dapat kubawa
bersama
Untukmu
Perjalanan itu tiada membawa
apa
Tanganku kosong seperti musim
kering
Dengan daun-daun meluruh
Apakah kau kan sudi
Menyambut tanganku
Di halaman rumahmu
Ah... betapa bencinya aku
pada perjalanan
Tidak pasti sebarang kemungkinan
kadang-kadang terhenti di
pertengahan
Tapi, mengapa kau masih memaksa
Aku meneruskan perjalanan
ini
Kelmarin dulu
Aku tidak sempat mengirimkan
Sebuah puisi dan serangkai
janji
Lalu kau menyepi diri
Semalam
Puisi itu tiba-tiba hilang
Di timbunan fail-fail dan
buku-buku
Janjiku hilang
Dalam kesempitan waktu
Hari ini
Akan ku cuba coretkan
Sebuah puisi baru untukmu
Dalam gelora rasa bersalahku
Barangkali esok
Ilham datang mengetuk pintu
hati
Pasti engkau tidak lagi sendiri
Dengan kehadiran puisi bicara
hati
Atau lusa, aku berjanji
Akan buatkan sebuah puisi
Seperti yang kau ingini
Atau paling ku benci
Sebuah puisi tinggal serangkai
janji
Dan antara kita saling tak
mengerti
Embun di pinggir rumpun
bersapa debu & deru
bercumbu dengan sinar matari
dinginnya mencari erti.
Embun di ujung rambut
bersapa rindu & sendu
bercinta dengan nafsu-nafsi
panasnya membakar diri.
Embun di sudut hidup
bermesra doa & restu
bercampur dengan untung rugi
murninya mengenal Ilahi.
iDANRADZI
Sri Jenaris, Kajang.
MINGUAN MALAYSIA
jika pautan kasih di ranting rapuh
imbaulah impi di perdu lusuh
meskikah berkait dengan talian keliru
antara tadahan asing & depaan jujur
segalanya tergawangan
lalu putik cinta layu di tangkai madu
jika pautan hidup di ranting rapuh
gamitlah cita di rumpun redup
meskikah bergelut dengan semakan hampa
antara huluran simpati & laungan misteri
segalanya tergalangan
lalu kelopak cinta gugur di pohon resah
jika pautan iman di ranting rapuh
sapalah doa di taman syahdu
meskikah bertaut dengan juraian keliru
antara kekangan duniawi & pagaran bukti
segalanya terawangan
lalu jambak cinta gugur di dasar syukur
- suntinglah sepi ini Kekasih-ku.
iDANRADZi
Desa Tuallang/Kota Bharu Perak
www.melayu.com
Semalam
waktu kutemu sinar jingga
aku teringat
aku bukan bermimpi
semalam
berkali-kali kusebut suatu nama
namun kalimah itu
sayup dibawa angin
semalam
dapat kurasa umpama mimpi
hadir walaupun tanpa undangan
hilang bak kabus tengahari
semalam
telah pasti suatu nama
nama akbar seluruh semesta
gah dimerata-rata
semalam
seluruh cakerawala tunduk
bila disebut suatu nama
megah beraja dihati
Hari ini
nama itu tetap dihati
disebut berulang kali tiap hari
sehingga pada suatu hari
setelah berubah alam ini
mungkin
kita bersua empunya Nama.
Rajawali