Tunisia Sebelum Islam
Sejarah Tunisia dapat ditelusuri dari berdirinya
Kerajaan Carthage (Kartago) sekitar tahun 814 SM. Pada
abad ke-2 SM, Kerajaan Kartago mengalami kehancuran
hingga mengakibatkan saling bergantinya kekuasaan asing
di Tunisia.
Tunisia yang saat itu lebih dikenal dengan nama Afrika
kemudian menjadi pusat Kerajaan Romawi di Selatan
Mediterania. Kedaulatannya meliputi sebagian wilayah
kekuasaan Kerajaan Carthage. Antara 439-533 M, Tunisia
dikuasai oleh pasukan Vandal, sebelum ditaklukkan
kembali oleh Kerajaan Roman Byzantium (533-647 M).
Posisi kekuasaan Kerajaan Carthage (Numidia) dan
Kerajaan Roma (Italy) sebelum Perang Punic II (218 SM).
Setelah perang itu, Sardenia dan Sicilia dapat dikuasai
kembali oleh Carthage. Sicilia berhasil direbut kembali
oleh Roma setelah kemenangan mereka di perang Punic III
(146 SM), yang mengawali kedaulatan Roma atas wilayah
"Africa"
Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang
sahabat Rasulullah SAW, masuk Tunisia bersama pasukannya.
Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan
Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era
Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada
tahun 670 M Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota
Kairouan –sekitar 156 km selatan kota Tunis– dan
kemudian menjadikannya sebagai ibukota pemerintahan
dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara.
Seiring perubahan politik masa itu, Kairouan juga
menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Dinasti Umawiyah.
Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin
an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan
Carthage, hingga kemudian Islam cepat berkembang di
Tunisia. Bahkan pada tahun 711 M –masa keemasan Dinasti
Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa
dengan berhasil menaklukkan Andalusia (Spanyol dan
kawasan Iberia di sekitarnya).
|