Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Persatuan Pelajar Indonesia di Tunisia
اتحاد الطلبة الأندونيسين بتونس
Association des Etudiants Indonésiens en Tunisie

Selamat Datang - Welcome - Bienvenue - أهلا و سهلا

Halaman Depan - Organisasi PPI-Tunisia - Tulisan - Album Foto - Tentang Tunisia

 Terbaru - Populer
   
   
   
   
   
 Organisasi PPI-Tunisia
 Profil Singkat
   Anggaran Dasar
   Anggaran Rumah Tangga
   Struktur Organisasi
   Program Kerja
   Serba-Serbi PPI
   Album Foto
 Tunisia Selayang Pandang
 

 Profil Singkat

   Sejarah
   Kependudukan
   Pendidikan
   Islam di Tunisia
   Tempat-Tempat Pariwisata
   Serba-Serbi Tunisia
 Sekilas Info
   Info Terbaru!
PPI Tunisia mendirikan organisasi tandingan PBB.


Bagi negara, tokoh negara dan pemerintahan, perusahaan multimilioner, orang-orang kaya di dunia, dan siapa saja yang ingin bergabung silahkan hubungi kami


 Tulisan
   Quran dan Hadits
   
   Akhlak
   
   Filsafat
   
   Sejarah dan Peradaban
   
 

 Ilmu-ilmu Sosial

   
   Hukum
   
   Seni
   
   Umum
   
 Forum
   Kotak Surat
   
   Titip Salam
   
   

Islam di Tunisia

Mayoritas rakyat Tunisia adalah Muslim (99,5%). Islam dinyatakan sebagai agama resmi negara. Selain Islam, juga terdapat masyarakat yang beragama Yahudi dan Kristen.

Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang sahabat Rasulullah SAW, masuk Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibu­kota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara.

Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan Iberia di sekitarnya.

Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun kemu­dian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kotaTunis.

Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957).

Karena itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan wisata sejarah Islam terpenting di Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban Islam.

Umat Islam Tunisia hidup secara damai. Nilai-nilai keagamaan dijunjung tinggi dalam kehidupan keseharian. Masjid Agung Ezzitouna di kota Tunis dan Masjid Uqbah di Kairouan, kerap menjadi pusat kegiatan keagamaan dalam skala nasional maupun internasional.

Sebagai imbas penjajahan Perancis selama rentang abad 19 dan 20 Masehi, arus modernisasi dan kebu­dayaan Eropa merasuki pola hidup rakyat Tunisia, ter­ma­suk dalam kehidupan ber­agama. Kini, wajah Islam modern dan moderat men­jadi identitas umat Islam Tunisia. Prinsip toleransi beragama dan kebebasan menjalankan ibadah di an­tara mereka sangat dijunjung tinggi. Gerakan tarekat sufi yang dulu sempat subur di Tunisia, kini tersisih karena imbas modernisasi ini.

Di kota Mahdia, terdapat komunitas muslim Syiah. Kota ini dahulu adalah pusat Dinasti Fatimiyah setelah menaklukkan Kairouan yang berpaham Sunni Maliki. Dinasti Fatimiyah berjaya di Tunisia selama rentang tahun 910-970 M, kemudian melebarkan kekuasaan mereka ke Mesir, di mana mereka membangun Kairo sebagai ibukota peme­rintahan yang baru dan mendirikan Masjid Al-Azhar yang merupakan cikal bakal Universitas Al-Azhar.

Dalam hal beribadah, mayoritas rakyat muslim Tunisia bermadzhab Maliki, sebagaimana kebanyakan umat Islam di kawasan Afrika Utara lainnya. Meski demikian, umumnya mereka cukup toleran serta tidak fanatik dalam menganut madzhab fikih tertentu.

 

Kembali Ke Atas

 
Copyright © 2006-2007 PPI-Tunisia. All Rights Reserved
Supported by Pulau Damai Technologies