Sejarah Islam di Tunisia
Pertengahan abad ke-7 Uqba bin Nafi r.a., seorang
sahabat Rasulullah SAW, masuk Tunisia bersama pasukannya.
Tahun 647 M pasukan Uqbah r.a. berhasil menaklukkan
Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era
Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada
tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota
Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibukota
pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah
Afrika Utara.
Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin
an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan
Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia.
Bahkan pada tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah–
agama Islam telah tersebar ke daratan Eropa dengan
berhasil menaklukkan Andalusia di Spanyol dan kawasan
Iberia di sekitarnya.
Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh
Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia
terlepas dari pengawasan pusat kekhalifahan, namun
kemudian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada
tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab
ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan
di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna
didirikan di kotaTunis.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban
Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti
Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah
(973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574)
silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia,
hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah
(1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia
menjadi wilayah otonom di bawah pemerintahan Dinasti Dey
(1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705
–1957).
Karena itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota
tujuan wisata sejarah Islam terpenting di Tunisia,
selain Masjid Ezzitouna di kota Tunis. Di Kairouan dan
Mahdia, kita bisa mengunjungi masjid-masjid tua, benteng,
makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban
Islam.
|