Jaksa Agung Andi Muhammad Galib
dalam kunjungannya ke Surabaya Jumat (7 Agt 1998) menyatakan, perkosaan massal yang
terjadi 13-14 Mei lalu, terlalu dibesar-besarkan oleh LSM, karena bukti-buktinya sampai
sekarang tidak ada. |
Tragedi Versi Internet
Lembaran tertanggal 15 Juni itu dimulai dengan kalimat: Hai para netter. Kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan salah seorang saudara teman saya ... (dihapus, kutipan selengkapnya klik di sini dan terjemahan dalam bahasa Inggris ada di sini) Ah, benarkah cerita itu? "Tidak benar. Di sini tak ada perkosaan," kata Ir Bob Sidharta D, manager building apartemen tersebut. Lantai tiga yang disebut-sebut itu tempat parkir. Tanggal 14 Mei itu, disebutkan, pihak manajemen apartemen sudah mengantisipasi keadaan dengan mencoba mengevakuasi penghuni." Jam sembilan pagi kami sudah mengevakuasi sebagian besar penghuni ke luar apartemen lewat belakang. Yang tidak berani keluar diamankan di lantai duapuluh lima," ungkap Tri. Bersamaan dengan itu kompleks apartemen seluas 6 hektare tersebut [dilengkapi ruko, restoran, mini market] didatangi massa ratusan orang. Saat itu massa belum bisa masuk ke apartemen kerena sempat dihalau oleh beberapa tenaga satpam dengan semprotan air berkekuatan 50 meter. Untuk sementara massa tertahan sekitar 45 menit, sampai akhirnya air itu habis dan tak sanggup membendung massa yang memaksa masuk. Melihat keadaan makin gawat, lift dimatikan dan tangga darurat dikunci pengelola gedung. Massa yang berbekal linggis dan alat-alat lainnya mulai melempari dan merusak hingga akhirnya berhasil membobol pintu masuk apartemen yang terdiri atas dua menara masing-masing 26 lantai. Tri menyebutkan saat massa masuk memang bertemu juga penghuni, tetapi mereka hanya meminta harta benda dan tidak bertindak sadis seperti dalam cerita di internet itu. Lihat fakta lainnya:
|