Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Persatuan Pelajar Indonesia di Tunisia
اتحاد الطلبة الأندونيسين بتونس
Association des Etudiants Indonésiens en Tunisie

Selamat Datang - Welcome - Bienvenue - أهلا و سهلا

Halaman Depan - Organisasi PPI-Tunisia - Tulisan - Album Foto - Tentang Tunisia

 Terbaru - Populer
   
   
   
   
   
 Organisasi PPI-Tunisia
 Profil Singkat
   Anggaran Dasar
   Anggaran Rumah Tangga
   Struktur Organisasi
   Program Kerja
   Serba-Serbi PPI
   Album Foto
 Tunisia Selayang Pandang
 

 Profil Singkat

   Sejarah
   Kependudukan
   Pendidikan
   Islam di Tunisia
   Tempat-Tempat Pariwisata
   Serba-Serbi Tunisia
 Sekilas Info
   Info Terbaru!
PPI Tunisia mendirikan organisasi tandingan PBB.


Bagi negara, tokoh negara dan pemerintahan, perusahaan multimilioner, orang-orang kaya di dunia, dan siapa saja yang ingin bergabung silahkan hubungi kami


 Tulisan
   Quran dan Hadits
   
   Akhlak
   
   Filsafat
   
   Sejarah dan Peradaban
   
 

 Ilmu-ilmu Sosial

   
   Hukum
   
   Seni
   
   Umum
   
 Forum
   Kotak Surat
   
   Titip Salam
   
   

Tunis, Januari 2006

Semalam Bersama Mas Rojab

Senin (2/1) usai magrib, sekretariat kami kedatangan tamu spesial. Dialah Muhammad Sahrul Murojab, mantan wakil ketua organisasi mahasiswa Indonesia di Libya tahun 2003, yang kini menjadi local staff di KBRI Tripoli.

Kedatangan beliau tak kami sia-siakan begitu saja. Acara dialog dadakan segera kami gelar, di aula pertemuan sekretariat kami yang sederhana. Tujuh anggota PPI Tunisia yang kebetulan berada di sekretariat, duduk melingkar membuat lingkaran kecil. Mas Rojab, sapaan akrabnya, kami hujani dengan puluhan pertanyaan tentang beragam hal; ihwal sistem studi di Libya, beasiswa, kegiatan KKMI (PPI-nya Libya), iklim sosio-politik Libya, hingga kisah-kisah pribadinya. Saya bertindak sebagai pemandu diskusi santai itu.

Dalam suasana yang penuh kekeluargaan, Mas Rojab bertutur penuh semangat. Tentang aktifitas studi mahasiswa Indonesia di Libya yang kini berjumlah 78 orang. Tentang kehidupan keseharian di asrama mahasiswa, juga tentang beasiswa sebesar 30 Dinar. “Mahasiswa yang najah dalam dua tahun pertama, akan mendapat tiket liburan ke tanah air”, tutur alumnus The Faculty of Islamic Call, Tripoli tahun 2004 itu diiringi decakan iri kami, para mahasiswa Tunis.

Sesekali Mas Rojab juga balik bertanya kepada kami, tentang Universitas Zaytuna, atau tentang Tunisia secara umum. Baik menyangkut sistem studi, aktiftas mahasiswa ataupun iklim belajarnya. Kami pun bergiliran bertutur. Mohammad Iqbal, ketua PPI kami angkat bicara. Juga rekan lainnya, baik Diki, Ulung, Hasbi, Hamdi, atau Ayat, mahasiswi satu-satunya di lingkungan PPI Tunis.

Dialog berlangsung santai dan mengalir. Kami semakin terlena. Terlebih ketika Mas Rojab yang kini baru berusia 26 tahun itu bercerita tentang liku-liku perjalanan hidupnya sejak masa kuliah, persiapan menikah, hingga bisa kembali ke Tripoli untuk bekerja di KBRI. Penuturannya sarat dengan filsafat dan hikmah-hikmah kehidupan.

Menjelang jam 21, dialog dihentikan, karena ada beberapa rekan kami yang bersiap-siap menghadapi ujian. Tapi tidak berarti dialog hangat itu berakhir begitu saja. Beberapa menit kemudian, saya bersama dua rekan lain, menemani Mas Rojab, menyusuri wajah malam kota Tunis Modern di Borguiba Avenue. Kali ini, giliran Mas Rojab yang berdecak, melihat keindahan dan eksotisme kota tua Tunis. Maka patung Ibnu Khaldun, Tugu 7 November, Katedral, stasiun kota serta alun-alun Borguiba menjadi sasaran jepretan kamera Mas Rojab. Hamdi, seorang mahasiswa senior, tak henti bertutur soal sejarah Zaytuna, Old Tunis, juga beberapa pesona khas Tunis.

Malam semakin larut dan dingin. Tetapi kami punya jurus jitu mengusir dingin; duduk di kursi rumah makan Tunis, menikmati Lablabi, jamuan khas Tunis yang mengandalkan sumsum sapi sebagai menu utama. Meski aroma lablabi hangat itu melenakan kami, diskusi kami terus berlanjut….

"Satu malam bersama PPI Tunis, memberikan nuansa tersendiri. Komunitas anak-anak muda, yang masih memiliki nafas kebebasan. Di sini, saya menemukan kenangan lama saya", tutur alumni KMI Gontor 1999 ini dalam pesan tertulisnya yang kami abadikan di buku tamu PPI Tunis.

Mas Rojab, terima kasih atas kunjungannya. Juga atas info-infonya yang menarik tentang Libya. Allah akan mempertemukan kita lagi suatu saat nanti, Insya'allah.

Salam Manis dari Tunis
Humas PPI-Tunisia

Kembali Ke Atas

 
Copyright © 2006-2007 PPI-Tunisia. All Rights Reserved
Supported by Pulau Damai Technologies