Tunis, April 2006
Pameran Budaya di EzzitounaUpaya mengenalkan
kebudayaan Indonesia di luar negeri merupakan tugas
setiap Warga Negara Indonesia (WNI) dimanapun ia berada.
Tak terkecuali para WNI yang berada di Tunisia.
Seperti pada tanggal 26-27 April 2006 lalu, para WNI di
Tunisia berperan serta mewakili Indonesia dalam pameran
budaya (al-mahrajan ats-tsaqafi) di kampus Universitas
Ezzitouna, Tunis. Tim Indonesia menempati salah satu
diantara 10 stand pameran budaya yang diikuti oleh 10
negara. Selain Indonesia, ada Rusia, Senegal, Mali,
Oman, Bourkina Faso, Nigeria dan lain-lain.
Keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini merupakan buah
kerjasama yang baik antara Kantor Pewakilan RI di Tunis
dengan PPI-Tunisia. Seperti yang biasa terjadi pada
pameran-pameran kebudayaan sebelumnya.
Stand Indonesia ditata dengan rapi. Dekorasi meja dan
hiasan dindingnya bermotif Indonesia. Semua panitia
Indonesia mengenakan baju batik. Stand Indonesia
menampilkan pakaian adat, aneka kerajinan tangan, batik,
gambar-gambar serta aneka brosur informasi keindonesiaan.
Klip dokumenter tentang peta investasi dan wisata di
Indonesia juga diputar selama acara berlangsung. Semua
peralatan disediakan oleh Perwakilan Republik Indonesia
di Tunis.
Yang menarik, stand Indonesia juga dilengkapi dengan
sajian makanan ringan khas Indonesia seperti bakpau,
pastel dan …. Kue-kue itu disuguhkan kepada setiap
pengunjung yang datang. Aneka kue khas itu disediakan
secara khusus oleh Unit Dharma Wanita KBRI Tunis.
Pada hari pertama, stand Indonesia dikunjungi oleh
kalangan civitas akademika Universitas Ezzitouna.
Diantaranya ada Dekan Fakultas Peradaban Islam, para
dosen dan para pegawai administrasi. Juga para mahasiswa
Tunisia dan mahasiswa dari negara-negara Afrika lainnya.
Panitia yang bertugas secara bergiliran menjelaskan
hal-hal penting seputar Indonesia. Terutama tentang
potensi wisata, kekayaan tradisi, potensi investasi dan
kehidupan beragama. Pertanyaan-pertanyaan para tamu pun
dijawab dengan baik oleh panitia. Para dosen dan
mahasiswa Tunisia rata-rata banyak bertanya tentang
perkembangan Islam di Indonesia. Baik itu yang
menyangkut kehidupan umat Islam, pendidikan dan kiprah
umat Islam Indonesia dalam pembangunan. Para mahasiswi
dan ibu-ibu Tunisia banyak yang mengaku kagum dengan
keragaman pakaian adat di Indonesia.
Aneka komentar positif disampaikan oleh para pengunjung.
Warga Tunisia rata-rata mengaku mengetahui Indonesia
baru sebatas pada posisinya sebagai negeri berpenduduk
muslim terbesar. “Saya baru tahu bahwa Indonesia
ternyata kaya dengan potensi budaya daerah, bahasa dan
sumber daya alam”, tutur Ahmed, seorang mahasiswa
Tunisia berusia 21 tahun. Para mahasiswa Rusia juga
betah berlama-lama di stand Indonesia karena asyik
mengikuti informasi tentang potensi wisata di Indonesia.
Sedangkan ibu-ibu para pegawai administrasi kampus
berdecak kagum setelah mengetahui bahwa setiap provinsi
di Indonesia memiliki busana adat masing-masing.
Beberapa orang dosen mengomentari kebaikan hubungan
antara Indonesia-Tunisia yang telah terjalin sejak lama.
Mereka berharap agar hubungan baik ini terus berlanjut.
Pada hari kedua, panitia mengadakan pertandingan
persahabatan Tenis Meja dan Catur, antar negara peserta
pameran. Para mahasiswa Indonesia pun turut serta. Dua
pelajar puteri Indonesia bahkan tampil memukau dalam
permainan tenis meja hingga mengalahkan atlit putera
dari Senegal dan Mali.
Sementara para pengunjung stand terus berdatangan.
Hingga secara perlahan, satu per satu dari mereka
mengetahui apa dan bagaimana Indonesia. Negeri
berpenduduk 220 juta jiwa, yang tersebar di 17 ribu
pulau, dengan aneka kekayaan tradisi, budaya, keindahan
alam dan keramahan warganya.
Pukul 15.00, atau beberapa saat sebelum penutupan
pameran, ada acara makan bersama. Para peserta pameran
ikut serta, sekaligus sambil beramah tamah. Acara ini
berlangsung akrab dan hangat.
Humas PPI-Tunisia
|