Tunis, 16 januari 2006
Diskusi Hangat Ala PPI TunisiaPPI Tunisia terus bergeliat, meski kadang perlahan. Satu per satu kegiatannya terlaksana. Setelah kegiatan rutin kursus bahasa, penerbitan jurnal serta pengaktifan koperasi mahasiswa, kali ini giliran acara diskusi bulanan. Ahad (15/1) pukul 09.00 pagi, 11 anggota PPI Tunis berkumpul di sekretariat. Mereka memulai paket diskusi ilmiah bulanan.
Untuk edisi perdana ini, sahabat Dede Permana bertindak sebagai pemakalah. Ia mempresentasikan makalahnya yang berjudul ‘Menimbang Gagasan Feminisme dalam Dunia Islam’. Sedangkan sahabat Hasbiyallah dan sahabat Ahmad Ridlo masing-masing sebagai moderator dan notulen.
Paket diskusi bulanan ini berusaha mengapresiasi isu-isu keislaman kontemporer. Seperti tema-tema Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam, Penegakan Syariat Islam, Universalitas Alquran, Islam Liberal, Gender dan lain-lain. Para presentator diwajibkan menulis makalah berbahasa Indonesia. Meski pembahasannya diarahkan pada hal-hal yang mendasar dan bersifat pengenalan.
Seperti dalam diskusi ahad kemaren. Tema feminisme dipaparkan oleh presentator secara global. Dimulai dari definisi feminisme serta sejarah kemunculannya di Eropa dan AS pada abad ke-18. Lalu, bagaimana isu feminisme itu bersentuhan langsung dengan dunia Islam di Timur, hingga kemudian muncul buku Tahrir al Mar’ah-nya Qassim Amin dari Mesir.
Presentator juga memaparkan sekilas gagasan-gagasan Qassim Amin dalam buku itu. Serta gagasan tokoh-tokoh feminisme Islam yang muncul belakangan, seperti Rifat Tahtawi, Fatima Mernissi dan Nawal Sa’dawi. Pada sesi tanya jawab, diskusi menjadi hangat ketika tema pembicaraan mulai menukik pada persoalan hak-hak wanita dalam Islam. Seperti soal kewarisan, hijab dan poligami.
Diskusi hangat itu berakhir menjelang jam 11, karena keterbatasan waktu. “Sebenarnya tak cukup waktu dua jam untuk diskusi soal feminisme dalam Islam", tutur sahabat Dede Permana. Antusiasme para peserta memang sangat nampak, padahal tema yang dibicarakan baru pengantar umum feminisme. “Semoga diskusi ini bisa menjadi pemacu semangat untuk mau terus membaca", tutur Mohammad Iqbal, ketua PPI.
Acara itu diakhiri dengan pembicaraan tentang ke-PPI-an, yang dipandu langsung oleh ketua PPI Tunisia. Tema pembicaraannya menyangkut evaluasi kegiatan PPI serta agenda-agenda terdekat ke depan. Diantaranya yang akan segera dilaksanakan adalah pengajian rutin bulanan, pelatihan jurnalistik serta pembentukan klub studi ilmu kalam dan filsafat Islam. Doakan sukses ya…………
Humas PPI-Tunisia 2005-2007
PPI Tunis, Kecil tapi Besar
|